Sesuai janji mayor Rizky kemarin malam, ia menjemput Nasya sore hari ini. Tepat sekitar pukul lima, Rizky tiba di kediaman Laksamana Heru. Rumah yang besar dan luas di daerah Darmawangsa, Jakarta Selatan. Rumah yang tampak asri, banyak pepohonan, tanaman-tanaman cantik koleksi beliau. Mayor Rizky terlihat turun dari mobil fortuner hitamnya. Ia tampak tampan dan gagah mengenakan kemeja biru langit yang di padu dengan sweater cardi berwarna putih. Rizky kemudian melangkah menuju pintu rumah dengan cepat. Aromanya tubuhnya wangi, wajah yang terlihat fresh dan rambutnya selalu tampak rapih. Tidak heran jika banyak wanita mengejar dan menyukainya.
Mayor Rizky kemudian berdiri di balik pintu, menekan belnya dan.. ternyata Pak Heru. Ia tampak memakai seragamnya karena akan segera berangkat untuk mengemban tugas. Beliau merasa Nasya putrinya sudah jauh lebih baik.
,"Nak Rizky. Sudah sampai ternyata".
Pak Heru tersenyum menyambut Rizky.
,"Sore pak. Iya saya sudah janji sama Nasya. Bapak mau berangkat tugas lagi?".
Tanya Rizky sopan. Ia masih berdiri berhadapan dengan Pak Heru.
,"Iya ada panggilan. Lagian Nasya sepertinya sudah lebih baik. Enggak seperti kemarin nangis-nangis terus. Biasa anak muda kalau putus cinta ya.. begitu. Kamu pasti paham".
Pak Heru masih tersenyum pada laki-laki yang ia harapkan akan menjadi menantunya itu. Sementara bi Rina datang sambil menenteng tas pak Heru untuk dimasukkan ke dalam mobil.
Rizky sedikit tersentak. Ia tidak tahu tentang itu karena Nasya tidak menceritakan apa-apa padanya. Melalui chat whatsapp pun Nasya mengaku kalau dia baik-baik saja.
,"Oh gitu ya Pak".
,"Kamu mau pergi sama anak saya kan. Tolong jaga Nasya selama dia lagi sama kamu ya 'Ky. Saya titip dia sama kamu".
,"Baik, siap Pak".
,"Kalau begitu saya berangkat dulu. Paling sebentar lagi Nasya turun. Dan Rizky, terima kasih untuk gudegnya ya".
,"Oh iya Pak sama-sama. Hati-hati dijalan dan selamat bertugas".
Mayor Rizky saling berjabat tangan dengan Pak Heru.Setelah ayah Nasya pergi meninggalkan rumah, Rizky kembali duduk di sofa ruang tamu. Semalam ia juga duduk disana selama berbicara santai dengan Nasya. Dilihatnya jam di tangannya sudah menunjukkan pukul hampir setengah enam sore. Mayor Rizky terlihat sedikit gugup.
Tapi tidak lama setelah itu, gadis yang ia tunggu-tunggu sejak tadi pun muncul juga.
Rizky menatapnya sambil ia berdiri menyambut kedatangan Nasya. Ia terlihat cantik mengenakan dress sederhana berwarna broken white sebatas lututnya. Lengan dressnya sedikit mengembang. Rambut brunette coklatnya tergerai sedikit bergelombang. Mengenakan flat shoe karena ia bukan tipikal perempuan yang sering menggunakan high heels.
Mayor Rizky begitu terpesona melihatnya. Seolah Nasya adalah gadis tercantik yang pernah ia lihat.
,"Hey Nas.. udah siap?".
Tanya Rizky dengan senyum yang terus mengembang.
,"Iya udah mas. Mau jalan sekarang?".
,"Iya boleh".
Keduanya lantas berjalan berdampingan menuju fortuner hitam milik mayor Rizky. Ketika ia sudah membukakan pintunya untuk Nasya, pria itu lagi-lagi menatap Nasya dengan penuh decak kagum. Dia semakin jatuh cinta.
,"Nas.."
Rizky menyebut nama Nasya dan gadis itu berbalik ketika ia ingin masuk ke dalam mobil.
,"Iya mas Rizky?".,"Kamu cantik banget hari ini".
Mayor Rizky memuji Nasya tepat didepan matanya. Pujiannya itu membuat Nasya tersipu. Ia menjadi sedikit menunduk dan mengarahkan sorot matanya ke arah lain. Nasya tersenyum malu.
,"Oh?. I..iya makasih mas".
Nasya langsung mendudukki kursi di dalam mobil.
Lagi-lagi jantungnya berdebar.
Dilihatnya mayor Rizky dari dalam mobil, laki laki tampan itu kini berjalan menuju sisi pintu lainnya. Semakin dia memandangi sang mayor muda, Nasya mengakui jika mas Rizky.. memiliki pesonanya sendiri. Dia kharismatik.
Mata Nasya berhenti memandangi Rizky saat pintu sebelah kanan terbuka. Setelah Rizky duduk di kursi kemudinya, ia menyalakan mesin mobil sebentar dan tidak lama kendaraan pun melaju menuju tempat yang sudah mayor Rizky rencanakan.
,"Kita mau kemana mas Rizky?".
Tanya Nasya. Sementara sebuah lagu mengiringi obrolan mereka selama dalam perjalanan.
,"Kamu suka makan makanan jepang kan?".
,"Iya. Suka banget. Kok mas Rizky tau?".
,"Soalnya waktu kita makan bareng papa sama Fardhan waktu itu, aku perhatiin kamu makan sushi sama sashiminya lahap banget".
Ada tawa kecil yang mayor Rizky perlihatkan.
,"Oh gitu".
Nasya salah tingkah. Ia malu karena pada saat itu mayor Rizky ternyata memperhatikan kesukaannya.
,"Saya juga suka kok. Bukan kamu aja".
,"Terus sekarang kita mau kemana. Mas Rizky belum jawab pertanyaan aku".
Tanya Nasya sekali lagi.
,"Kita makan di Hensin aja ya. Saya udah reserved table disana buat kita berdua. Udah pernah kesana belum?".
Mayor Rizky sesekali melirik ke arah Nasya. Kecantikkan Nasya membuat sang mayor terus memperhatikannya. Mereka seperti sedang pergi berkencan karena ia mengajak Nasya makan malam di tempat mewah dan private.
,"Belum. Sering liat sih foto-foto loungenya di instagram. Cuma aku belum sempet kesana sama temen-temen".
Ujar Nasya. Ia tahu jika Hensin Bar adalah tempat mewah. Dan mayor Rizky mengajaknya kesana. Apakah ia begitu special untuk laki-laki yang sedang duduk disebelahnya ini sampai-sampai mayor Rizky mengajaknya kesana.
,"Bagus deh. Jadi kan kamu kesananya bareng sama saya. Kamu pasti suka sama makanan dan viewnya. Apalagi malam hari, bisa sekalian ngeliat view Jakarta dari lantai 67".
Jelas Rizky lagi pada Nasya. Ia sudah mempersiapkan segalanya untuk malam ini. Berharap Nasya akan menyukainya.
,"Mas Rizky.."
,"Ya?".
KAMU SEDANG MEMBACA
When Fate Chooses You
FanfictionKebimbangan Nasya ketika ia harus memilih mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih, Julian atau move on. Namun.. ada seorang lainnya yang jatuh cinta padanya di saat waktu itu dirasa tidak begitu tepat. Mayor Rizky hadir ketika Nasya masih menjal...