The Piano

107 27 72
                                    

Kehadiran Nasya di kampus beberapa hari ini disambut hangat oleh teman teman sejurusan Nasya juga para dosen. Setiap kali mereka berpapasan dengan Nasya di kampus, ada saja teman ataupun teman di jurusan lain yang mengenalinya langsung menyapanya atau sekedar bertegur sapa. Ditambah lagi kejadian yang menimpa Nasya menyeret nama Claudia dan Arief.
Setelah selesai menghadiri kelas mata kuliah terakhir sore ini, Nasya bersama teman temannya tampak berkumpul di area outdoor kampus. Tidak jauh dari tempat mereka mengobrol saat ini, terlihat sesekali kendaraan berlalu lalang dengan kecepatan pelan karena masih berada di area kampus. Apalagi setiap jurusan di kampus Nasya, menempati gedung yang berbeda-beda.
,"Jadi lo bakalan LDR dong mas Rizky?. Amerika itu jauh lo Nas. Yakin lo bisa?".
Cynthia membuka percakapan.
,"Iya cyn. Mau enggak mau. Lagian nanti kalau gue ada waktu kan bisa jenguk mas Rizky ke sana pas musim liburan".
Nasya terduduk di sebuah bangku kayu. Dihadapannya ada Max juga Brandon yang berdiri tidak jauh darinya.
,"Lo udah yakin banget ya sama mas mayor Nas?. Bagus deh kalo gitu. Kita semua pasti support banget, as long as you happy".
Kali ini Max mengusap puncak kepala Nasya. Mungkin diantar ke empat sahabatnya, Max lah menjadi orang yang paling lega karena Nasya sudah bisa kembali ke kampus. Ia senang masa masa sedih sahabatnya telah berlalu.
,"Thanks ya Max buat semuanya, buat kalian bertiga juga. Hemm iya, gue lebih baik LDR sama mas Rizky. Lagipula tiga tahun itu enggak lama kok".
Nasya tersenyum tipis. Ia sedikit menghibur dirinya sendiri karena beberapa hari lagi mas Rizky akan berada sangat jauh darinya. Dan jujur saja itu membuat Nasya sedih.
,"Iyaa enggak lama kok. Tenang aja Nas, gue sama yang lain akan selalu ada buat lo. Pas kita lulus kuliah nanti, gue yakin mayor Rizky juga udah balik ke Indonesia".
Samuel menepuk ringan bahu Nasya.
,"Jangan galau-galau lu nanti!. Awas aja!".
Samuel meninggikan sedikit nada suaranya sambil menyenggol lengan Nasya kali ini.
,"Iyaaa gue janji".
Nasya menjawab cepat seakan tidak ingin berdebat dengan Samuel.
,"Palingan juga baru ditinggal seminggu udah galau banget lo Nas! Haha".
Ledek Brandon.
,"Yaa.. galau dikit wajar kali, namanya juga ditinggal pacar pendidikkan ke luar negri".
Nasya membela diri.
,"Iya.. iyaaa. Happy terus ya Nas sama mas Rizky. Gue seneng banget liatnya. Ternyata mas mayor berhasil ya bikin senyum lo balik lagi".
Cynthia merangkul Nasya dengan cepat. Keduanya duduk berdampingan sejak tadi.
,"Thanks ya Cyn".
,"Dan lo tau enggak sih Nas, mas mayor kesayangan lo itu bener bener sedih banget waktu lo masuk ruang operasi. Tiap hari dateng jengukkin lo padahal dia juga lagi sibuk banget. Langgeng langgeng deh lo sama mas Rizky. He's too perfect, oke??!!".
Samuel kembali menyenggol lengan Nasya dengan ringan.
,"Iya Nas. Bener tuh kata Sam. Both of you perfect for each other. Waktu tau pelakunya Claudia, mas Rizky juga marah banget".
Mendengar Max menyebut nama Claudia, membuat rasa penasaran Nasya kembali bergejolak.

,"Ngomong-ngomong soal Claudia, dia apa kabar ya?. Masih ditahan?".

Nasya memandangi Max kemudian teman-temannya yang lain secara bergantian. Meski Claudia sudah begitu jahat padanya, tapi Nasya sedikit merasa sedih karenanya. Claudia masih muda, dia bisa menata masa depannya lebih baik lagi, jika dia tidak berbuat kejam pada Nasya seperti tempo hari.

,"Of course. Dia kan udah melakukan tindak kriminal Nas. Masa mau bebas bebas aja?".
Ada nada kesal terdengar dari mulut Max setiap kali ia mendengar nama Claudia dan Arief.

,"Gue terlalu kejam enggak sih sama Claudia?. Apa gue cabut tuntutannya aja ya supaya dia bebas?. Asal dia janji enggak akan ngusik hidup gue lagi?".
Ucapan Nasya rupanya memancing emosi Samuel dan Max. Menurutnya Nasya terlalu baik jika ia memaafkan Claudia begitu saja.

,"Nas.. lo jangan aneh-aneh deh!. Udah bener tuh si pick me girl di masukkin ke penjara!. Kalo lo cabut tuntutan, bisa bisa dia makin besar kepala dan anggap lo itu enggak tegas!. Udah deh.. jangan cari penyakit!. Biarin dia sama Arief dapat ganjarannya!. Udah bikin lo koma, keterlaluan kalo mereka bebas gitu aja!. Gue enggak terima ya!".

When Fate Chooses YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang