13. Rindu yang tertunda

1.9K 183 3
                                    

Keesokan harinya, Masen sempat ingin menemui Shiloh di kamar inapnya, namun gadis itu sudah tiada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, Masen sempat ingin menemui Shiloh di kamar inapnya, namun gadis itu sudah tiada. Rahagi bilang tadi pagi ketika Shiloh tersadar, ia mengamuk hebat sebab berada dalam ruangan asing baginya. Jadi ia segera dipulangkan kembali ke RSJ talungkup, sebab ia memiliki sebuah trauma pada ruangan asing, kecuali kamarnya. Sebenarnya saat itu Masen sangat ingin untuk keluar dari rumah sakit umum yang kumuh itu, dan berlari menemui Shiloh di RSJ. Namun tak dapat dipungkiri bahwa efek penyakit nyamuk sialan itu sangat berimbas pada staminanya. Ia benar-benar lemah, dan merasa semua tulangnya melunak.

"Tak bisa, aku harus menemui Shiloh," monolognya sembari berusaha mengencangkkan tiap otot kakinya agar perlahan bisa berjalan.

Salah satu kekhawatiran Masen pada Shiloh adalah takut gadis itu sudah berbicara pada seseorang, ia sangat takut orang-orang di RSJ mengetahui bahwa Shiloh berangsur membaik.

"Kau mau kemana, Tuan muda?" Sindir Rahagi ketika mereka tak sengaja berpapasan di lorong.

"Ke kamar mandi."

"Kamar inap mu, sudah dilengkapi kamar mandi di dalamnya. Seingatku," cecar Rahagi sambil mengulum bibirnya menahan senyuman.

Masen tak menjawab, ia hanya memutar balik dengan hening dan langkah lamban.

"Kau khawatir dengan keadaan Shiloh?" Suara Rahagi halus sekali dengan nada menggoda di belakangnya.

Masen menoleh sedikit pada temannya itu yang sudah berjalan beriringan di sampingnya, "tidak ada berita apa-apa kan di RSJ?"

"Berita seperti apa misalnya yang kau maksud?"

"Mungkin seperti tingkah aneh Shiloh, atau berita gadis itu akan dipindahkan?"

"Masen, kau ingat pasien gila yang dirantai sebab kehilangan suaminya saat bertempur?"

"Hmmm."

"Kau ingat laki-laki yang mengaku sebagai Michael Jackson asli?"

"Ya, aku tahu. Aku sempat tertipu olehnya," jawabnya dengan sebal sebab teringat kembali momen itu.

"Atau apakah kau pernah dengar ada perempuan yang gila karena kehilangan bayinya?"

"Sebenarnya apa yang mau kau sampaikan?" Kesalnya sembari masih berjalan pelan menyusuri lorong menuju ke kamarnya.

"Mereka yang gila. Rata-rata berlatar belakang sama, sebab kehilangan harapan atau kehilangan seseorang, dan konteksnya jelas sama-sama kehilangan, bukan? Aku tahu sebelumnya kau tidak pernah takut pada apapun, melihat perilaku angkuh dan kasar mu. Itu semua karena kau tidak pernah merasakan kehilangan apapun. Tapi tanpa sadar, saat bekerja di RSJ membuat mu lebih berhati-hati dalam bertingkah agar tak mengalami sebuah kehilangan yang akan membuat mu gila pada akhirnya." Rahagi mencoba menjelaskan pemahaman sederhana pada Masen yang ia lihat sedikit demi sedikit sikapnya sudah berubah.

Mantra Wanita Sinting Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang