9. Sang Misterius

564 50 3
                                    

Indila songs playing now

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Indila songs playing now

🎶🎶

________________________

Langkahan kaki beratnya terdengar, serta pekikan nyaring saat pintu itu terbuka memperlihatkan sang penghuni kamar tengah larut dalam dunianya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkahan kaki beratnya terdengar, serta pekikan nyaring saat pintu itu terbuka memperlihatkan sang penghuni kamar tengah larut dalam dunianya sendiri. Fatwa tersenyum memperhatikan Shiloh dari jauh, kemudian mulai memotong jarak diantara mereka. Nampan keemasan yang berisi makan malam itu, ia letakan pada nakas di samping tempat tidurnya.

"Buku yang bagus," pujinya saat melihat coover buku yang dibaca gadis itu.

Tadi sore sebelum pulang, Masen meninggalkan buku tentang Odyssey tersebut sebab barangkali Shiloh ingin membacanya kembali.

"Tadi pagi ku lihat buku itu dibawa Masen, apakah kau menyukainya?"

"Menyukai buku itu maksudku_" sanggahnya.

Shiloh tak bergumam apapun seperti biasa, ia menutup bukunya dan bersiap makan malam seperti yang sudah disiapkan Fatwa. Perawat renta itu begitu telaten menyuapinya dengan lembut, tangan kiri nya pun sembari ia pakai untuk mengusap helaian rambut Shiloh yang sedikit kusut.

"Anak cantik, kau lebih cantik jika dipandang malam hari rupanya." Perawat renta itu selalu menyayangkan kondisi Shiloh saat ini.

"Apakah kau menyukai perawat baru itu, hm?"

"Dia memang sedikit kasar, dan tak sopan. Tapi aku yakin, sebenarnya dia baik. Dia hanyalah seorang pria dewasa modern yang tak pernah hidup susah, mangkanya sekarang aku mengerti kenapa Ayahnya mengirim dia kemari."

"Aku menyukainya juga, sama seperti mu." Fatwa berucap walaupun Shiloh tak pernah mendeklarasikan menyukai perawat jepang itu.

******

Iskandar menggeser satu cangkir white coffee yang baru saja dibuatnya, ke arah Masen yang sedang duduk berhadapan dengannya. Ia bermurah hati untuk menuruti pesan Fatwa kemarin, yang diperintahkan menghadap pemilik RSJ tersebut.

Mantra Wanita Sinting Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang