4. Keluh

1.7K 139 23
                                    

Suara gersakan dari daun kering yang setiap kali diinjak, menemani perjalanan pagi pertama Masen untuk bekerja di rumah sakit itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara gersakan dari daun kering yang setiap kali diinjak, menemani perjalanan pagi pertama Masen untuk bekerja di rumah sakit itu. Dengan tampilan lebih cozy dan casual, sebab seperti katanya kemarin, ia tak mau mengenakan seragam apapun kecuali dokter. Tampilannya sederhana dengan atasan turtlenek, serta bawahannya menggunakan celana bahan sedikit ketat. Aksen pria modernnya ditampilkan dari kalung berbahan emas putih polos, yang menjuntai maskulin saat ia kenakan.

Di hari pertamanya ia berkenalan dengan perawat senior bernama Fatwa, wanita tua sskitar usia lima puluh tahunan yang sudah mengabdi pada Iskandar sangat lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di hari pertamanya ia berkenalan dengan perawat senior bernama Fatwa, wanita tua sskitar usia lima puluh tahunan yang sudah mengabdi pada Iskandar sangat lama. Ia menuntun Masen untuk bertemu dengan salah satu pasien mereka di kamarnya, dengan langkah gontai dan ogah-ogahan, ia mengekori wanita gempal yang sedikit judes itu.

"Namanya Sartika," ucap Fatwa sembari membuka pintu sebuah kamar, lalu menyibakan gorden disana.

"Aku tak peduli, mau namanya Sariteh atau Satria sekalipun," monolognya pelan sambil berkacak pinggang.

"Kau bicara apa?"

"Tidak ada." Namun rasa penasarannya timbul kala pencahayaan mulai menyorot, memperlihatkan bahwa gadis yang sedang terkulai tidur dengan tenang itu ternyata di rantai sisi kiri dan kanan ranjangnya.

"Kenapa? Kau kaget melihat dia dirantai?" Fatwa bertanya kembali melihat ekspresi bingung Masen.

"Kenapa?"

"Dia cukup berbahaya, dia sering mengamuk melukai para perawat dan kabur dari sini." Fatwa beralih pada kamar mandi yang ia bereskan untuk bersiap mandi.

"Kenapa dia menjadi seperti ini?" Masen mengernyitkan hidung dan melengkungkan bibir atasnya seolah merasa jijik dengan kondisi ruangan itu yang lembab dan berbau masam.

"Dia gila semenjak suaminya meninggal saat usia pernikahan mereka baru tiga hari, suaminya tiba-tiba dipanggil untuk bertugas membantu kerusuhan yang terjadi beberapa bulan lalu, tapi dia tidak selamat." Fatwa menyahut dari dalam kamar mandi.

Mantra Wanita Sinting Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang