27. Pengulangan masalah

368 36 11
                                    

Hay readers, aku mau ingatkan kembali ya sebelum kalian membaca chapter ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hay readers, aku mau ingatkan kembali ya sebelum kalian membaca chapter ini. Bahwa cerita ini bergenre angst romance, jadi aku tidak akan janji membuat ending yang bahagia. Tapi... aku berjanji akan membuat ending yang indah. Trust me, oke🤍



_____________________




Shiloh mengerjap dengan nafas yang memburu, pun keringat dingin menyelimuti sebab baru saja ia memimpikan kejadian beberapa bulan lalu yang begitu membuatnya sangat trauma. Namun semua itu bak tersirap oleh lapisan lain sehingga hilang tiap sumbunya, kala ia melihat sosok laki-laki masih terpejam lelap di sampingnya.

Ia tersenyum, beringsut dengan sangat hati-hati seolah tak ingin membuat pria itu terusik. Masen masih saja sunyi, meskipun lengan Shiloh merabanya halus seperti sedang mengabsen tiap-tiap tata letak struktur wajah Japan-Amerika itu. Diamatinya sungguhan sambil telunjuknya nya masih terus berada di permukaan wajah Masen, mengusapnya pelan saat menyentuh pipi itu lalu tenggelam hanyut ketika menyentuh permukaan bibirnya.

Lamat-lamat Masen terusik atas pergerakan Shiloh, sedikit menggeliat dan perlahan membuka mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lamat-lamat Masen terusik atas pergerakan Shiloh, sedikit menggeliat dan perlahan membuka mata. Pria itu tersenyum kala mendapati helaian rambut Shiloh yang tergantung di atas wajahnya, sebab Shiloh yang masih memperhatikan dirinya.

"Morning, my lil girl." Masen secara mendadak sedikit bangkit mendekati wajah Shiloh hingga bibir mereka bersentuhan sekilas.

Shiloh menggigit bibirnya sambil tersenyum sambil berusaha bangkit, namun lengan kekar itu berhasil menangkapnya agar kembali terjatuh pada tubuh Masen yang masih berbaring lalu memeluknya erat. Meresapi tiap helai rambut Shiloh dalam pelukannya, seolah ia tak mau terlepas lagi.

"Saya tidak bisa bernafas," ucap Shiloh mencubit kecil dada bidang itu.

Namun Masen masih tidak melepaskan pelukannya, hanya sedikit melonggarkan dekapannya agar gadis itu bisa bernafas.

Mantra Wanita Sinting Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang