Tahan tangis kalian setidak nya untuk chapter ini, karena chapter selanjutnya akan lebih memilukan.
___________________________
"Kau dilaporkan atas pelecehan pada pasien mu, Masen!""What the hell? Pelecehan apa! Pada siapa!"
Mereka beradu tatap sama emosinya, disana Iskandar begitu terlihat seperti ingin menghabisi Masen detik itu juga. Dan Masen tampak tidak terima atas tuduhan yang menghakiminya.
"Jangan bilang..." terka Masen.
"Kau telah melecehkan Shiloh, keparat!" Sorot Iskandar semakin tajam dan kepalan tangan itu mengencang.
Masen membuang nafas jengah atas masalah yang selalu menimpanya, "boleh aku berbicara dulu dengan Shiloh?"
"Aku akan ikut dengan mu, tapi aku harus berbicara dulu dengan Shiloh, " ulang Masen menegaskan.
Sambil rahangnya masih mengerat, Iskandar mengangguk malas dan berlalu menuruni anak tangga.
"Siapa yang datang?" Tanya Shiloh.
"Pak Tua, dia ingin berbicara dengan ku. Maafkan aku, untuk kali ini aku tidak bisa mengobati mu. Tapi aku akan bilang pada Fatwa agar memanggilkan mu dokter lain ya?"
Shiloh menggeleng, "saya tidak mau jika bukan kau orangnya."
"Ayolah, Shiloh. Luka mu sangat parah, aku harus pergi sekarang. Tak bisa mengobati mu," bujuk Masen melembut.
"Ya kalau begitu cepatlah kembali agar luka saya tertolong," jawab Shiloh.
Masen menyipitkan kelopaknya, "kau penggoda yang handal, my lil girl."
"Bilang saja jika kau tak ingin ku tinggal terlalu lama."
Masen gegas menarik jas nya yang tersampir di sofa, memeluk Shiloh sekilas sebelum akhirnya ia pergi dan benar-benar menghilang kala pintu itu tertutup.
******
Dalam ruangan cukup luas di kantor imigrasi, disana terdapat beberapa orang petugas keimigrasian dan juga Iskandar yang masih menemani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantra Wanita Sinting
RomanceWAJIB FOLLOW SEBELUM BACA!! [Angst romance] "Kau adalah sebuah penebusan dosa bagiku."