Chapter 22. Menghindar
Hati-hati typo bertebaran.
Selamat membaca.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Kamu udah kasih tahu Jihan soal ini?"
Pertanyaan dari suaminya membuat pergerakan reya yang sedang membersihkan riasannya terhenti. Dia menatap pantulan Alan dari cermin dengan tatapan bingungnya.
"Belum kan?"tanya Alan lagi. Kemudian dia menghela nafas. Dia teringat bagaimana istrinya itu meminta pada Jeno agar anaknya itu membujuk Rendy untuk mempertahankan bayi itu.
Tidak ada yang salah dari permintaan itu.
Alan tahu itu kebahagiaan bagi reya, tapi tentu saja mereka harus sadar diri juga bahwa Rendy masihlah tanggungjawab orang tuanya sendiri.
"Jangan ngerusak mood aku"tunjuk reya dengan bibir mengerucut. Dia tahu bahwa sekarang dia kekanakan tapi bukannya dia tidak ingin tapi dia ragu apakah sahabatnya itu akan berfikiran yang sama dengannya. Lagipula dulu mereka pernah berjanji akan menjodohkan kedua anaknya, yah meskipun syaratnya jika keduanya berbeda gender.
"Enggak gitu, maaf sayang"Alan cepat-cepat meminta maaf dan menghampiri istrinya. Mencium pipinya dan mengelus pucuk kepalanya.
Bapak Alan yang bucin akut takut banget kalau istrinya udah merajuk. Jadi dia benar-benar harus memberikan pengertian kepada istrinya sekaligus menjaga perasaan istrinya. Ribet banget emang, untung cinta.
"Aku cuma mau ngasih tahu kamu, kalau memang Rendy atau Jihan gak setuju buat mempertahankan bayi itu. Kita gak bisa menolaknya, bagaimanapun Rendy tetep laki-laki. Dia juga pantas mendapatkan hak nya"
****
Kamar yang tadinya rapi kini berubah seperti kapal pecah, jangan salahkan Rendy. Tapi pemilik kamar lah yang harus di salahkan.
Dia hanya datang ke sini untuk menghindar dari Jeno yang berkata akan kembali lagi untuk mengantar makan siang. Tapi iyang sepertinya memanfaatkan kedatangannya dan mengambil semua makanan di rumahnya dengan dalih ingin menjamu Rendy sebagai tamu kepada ibunya.
Dan sudah di bayangkan, makanan itu hampir seluruhnya masuk ke perut iyang sendiri daripada Rendy yang adalah tamu. Dia juga awalnya ingin menolak kebaikan mamahnya iyang, tapi sebelum mulutnya berucap tangan laknat iyang membungkamnya.
Tidak hanya soal makanan, tapi juga kerapihan kamar yang sekarang bak kapal pecah. Itu semua ulah iyang yang memiliki tangan penghancur. Sedari awal Rendy datang dia hanya duduk di sofa dan memainkan ponsel tidak sama sekali menyentuh satu barang pun di kamar itu, tapi iyang sendiri sudah melakukan banyak aktifitas. Menonton drama korea di atas kasur, saat ada adegan sedih dia akan mengambil banyak tisu untuk mengusap air mata dan juga ingus dan setelahnya melemparkan bekasnya ke sembarang arah. Lalu ketika film beralih ke adegan menegangkan dia akan meraih selimut, menggigitnya seperti seekor hamster. Begitu terus sampai kasur menjadi berantakan. Begitupun dengan bekas cemilan.
Padahal di sudut kamar ada tempat sampah, tapi Rendy tidak mau ikut campur. Dia tidak merasa melakukannya jadi lebih baik diam saja, hanya saja mungkin dia akan tetap malu nanti jika berhadapan dengan ibu iyang karena takut dikira karena kedatangannya lah yang membuat kekacauan ini.
"Ren, tolong ambilin lap. Gue gak sengaja numpahin soda di kasur!"teriak iyang histeris. Dirinya segera berdiri dan melambai-lambaikan tangan ke arah Rendy. Panik saat melihat air soda itu perlahan meresap ke dalam kasur.
"CK" Rendy dengan malas berdecak. Dia berdiri kemudian mengambil seonggok kain di lantai yang tidak tahu itu kain apa tapi sepertinya baju iyang sendiri lalu menyerahkannya kepada pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Our Baby 🔞 | NOREN
Fanfiction°Follow dulu sebelum membaca° katanya musuh, tapi kok tidur bareng mana sampe hamil pula. * * * gimana kalau kita gugurin aja - Rendika Pratama jangan ngaco! gue mau tanggung jawab! - Jendral Noffaleon ....... bxb area! mpreg! mengandung bahasa kasa...