Salah Jeno

1K 94 6
                                    

Chapter 17. Salah Jeno.

Hati-hati typo bertebaran

Selamat membaca.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Rendy duduk di closet duduk di kamar mandi dengan pandangan kosong. Melamun dengan pikiran kemana-mana. Di tangannya tergantung rendah sebuah alat tes kehamilan yang menunjukkan dua garis merah.

Jadi Tante reya benar, dia hamil. Di perutnya ada kecebong kecil yang lagi tumbuh menjadi bayi manusia.

Di bandingkan menerima fakta dirinya hamil, Rendy  lebih memilih jika di perutnya tumbuh pohon rambutan karena tidak sengaja menelan bijinya, hal yang membuat dia ketakutan saat itu kini ternyata adalah hal yang menurutnya lebih baik dan lebih masuk akal  dari pada hamil.

Rendy itu cowok, kalau kalian gak percaya Rendy bisa kok memperlihatkan belalai gajahnya. Selama dua puluh tahun hidupnya dia gak pernah tuh ngalamin menstruasi kayak perempuan, juga dia gak numbuhin payudara kayak perempuan, dia numbuhnya jakun loh di leher.

Kok bisa sekarang dia hamil, anak siapa?

Tentu saja anak orang itu, Rendy tanpa sadar menitikan air mata tapi mulutnya tertawa seperti orang bodoh.

Bisa-bisanya dia hamil anak musuhnya sendiri.

Rendy menarik nafas kasar kemudian melihat sekeliling di kamar mandi, siapa tau ada tali. Kalau ada dia bisa tuh langsung gantung diri disini. Tapi gak ada apapun, Rendy dengan cepat menyerah. Menarik kembali nafas kasar Rendy bangun lalu menarik kembali celananya ke atas, dia memang belum memakai celananya dengan benar.

Reya menunggu dengan sabar, sudah sepuluh menit Rendy di kamar mandi dan belum juga keluar, dia jadi sedikit khawatir.

Tapi itu tidak lama sebelum pintu kamar mandi terbuka, reya tersenyum lega kemudian melihat Rendy berjalan dengan langkah pelan. Duduk kemudian memberikannya alat tes kehamilan yang sudah memiliki dua garis merah di atasnya.

Melihat itu reya tau bahwa dia tidak salah. Hanya saja dia tidak tahu bagaimana keadaan Rendy kedepannya.

"Jadi.."

Sebelum Reya bertanya apakah sekarang Rendy percaya kalau dirinya lagi hamil, Rendy memotong kata-kata nya terlebih dahulu.

"Tante bisa bantuin Rendy aborsi?"

Reya terkejut dengan pertanyaan Rendy yang tiba-tiba, kok aborsi sih. Tapi reya tahu hal ini pasti berat untuk Rendy, namun sebagai dokter dia juga tidak bisa sembarangan untuk menjawab apalagi sampai mengiyakan. Jadi dia mengambil tangan Rendy di atas meja yang sudah sedingin es.

Eh ini Rendy udah cebok belum yah? Tanya reya dalam hati, tapi dia juga tidak melepaskan tangan Rendy.

"Tante tau kamu terkejut dan mungkin kamu keberatan dengan keberadaan anak ini. Tapi Tante harus bilang kalau anak itu gak salah-"

"Rendy juga gak salah"potong Rendy cepat ketika dia sadar Tante reya mencoba membujuknya untuk menerima anak ini. Yang salah tuh anak tante! Tambah Rendy dalam hati.

Reya menunjukkan senyum paksa, iya gak salah. Tapi kan gak akan ada hasil tanpa proses. Dan sudah jelas proses membuat anak ini sudah di lakukan Rendy entah dengan siapa dia gak tahu.

"Oke oke, sekarang Tante tanya. Sejak kapan kamu gay?" Tanya reya hati-hati. Namun dalam hati dia kembali mengeluh, tau Rendy suka cowok dia udah promosikan Jeno dari jauh hari. Kan lucu kayaknya kalau punya mantu kayak Rendy, meskipun cowok tapi masih bisa kasih cucu. Tapi kalau gak bisa juga gapapa kok.

Namun kening Rendy mengerut tak suka di tanya seperti itu. "Rendy gak gay Tante"jawab Rendy sedikit lelah.

"Oh, terus kamu suka cowok?"

For Our Baby 🔞 | NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang