Ambigu

1.1K 83 8
                                    

Chapter 10. Ambigu🔞

Aku gak tau chapter ini tuh perlu gak pake stiker delapan belas coret, soalnya gak ada adegan ninaninu. Cuma yah bahasanya terlalu vulgar. Eh tapi chapter satu juga gak sampe adegan ninaninu sih tapi ku kasih stiker.

Ya sudahlah cukup basa-basi nya.

Selamat membaca.
.
.
.
.
.
.
.

Jeno meringis dengan tangan yang memegang perutnya. Baru saja dia salah bicara. Dia hanya ingin mengatakan bahwa Rendy seperti anjing karena mengendus-endus lehernya bukan mengatai Rendy anjing. Eh tapi bukannya sama aja?

Entahlah Jeno sendiri tidak tahu, yang pasti dia memang tidak berniat mengatai Rendy anjing. Namun kini perutnya sangat sakit karena terkena pukulan Rendy.

Wajah Rendy terlihat kesal, kesal karena dikatai anjing. Tapi lebih kesal setelah sadar apa yang dia lakukan barusan.

Sumpah kayaknya barusan bukan dia, itu mungkin hantu anjing yang merasukinya.

Kasian anjing padahal gak salah apa-apa tapi di salahin. Sabar yah anjing.

"Lo yang anjing"gumam Rendy melirik sinis ke arah Jeno.

Posisi keduanya tidak berubah karena lift masih penuh sesak dengan orang-orang. Rendy akhirnya sadar dan menjadi semakin tak nyaman. Untuk itu sebagai pelampiasan rasa tak nyaman dihatinya. Sebelah kakinya di bawah sana terangkat. Niat awalnya adalah Rendy ingin menginjak kaki Jeno.

Tapi tidak memperhitungkan kedekatan keduanya, jadi ketika kakinya terangkat dan menekuk, lututnya menghantam penis Jeno yang terbalut celana.

Jeno melotot merasakan hantaman itu dan berteriak kesakitan.

"Ahk anjing!!!"

Teriakan itu lumayan keras hingga beberapa orang di dalam lift melirik kebelakang dan akhirnya melihat posisi keduanya yang ambigu? Tapi orang-orang jaman sekarang mulai acuh tak acuh pada apa yang dilakukan orang lain. Jadi meskipun melihat dua pria yang saling berpelukan dengan ambigu begitu mereka hanya melirik setelahnya tak peduli.

Rendy sendiri merasa terkejut dengan apa yang dia lakukan barusan. Sumpah dia gak sengaja! Ini bukan di sengaja, meskipun Jeno ini musuhnya tapi mereka masih satu jenis yang otomatis dia juga ikutan ngilu saat melihat raut wajah kesakitan Jeno karena penisnya terhantam lututnya. Dia tidak bisa membayangkan jika itu penisnya sendiri, maka dari itu  tanpa sadar tangan Rendy terulur ke bawah lalu mengelus penis itu dari luar celana.

"Ah" Jeno tanpa sadar mengeluarkan suara ambigu itu karena tangan nakal Rendy. Tapi itu tidak dia biarkan lama karena dengan cepat Jeno menahan tangan Rendy erat saat melihat sepertinya Rendy masih belum sadar dengan apa yang dia lakukan.

"Ren, ini bukan wilayah Lo"ucap Jeno mengingatkan.

Pikiran Rendy sudah kacau dengan kejadian beruntun yang baru saja terjadi. Tangannya tanpa sadar menekuk di genggaman tangan Jeno. Rendy meneguk ludah gugup dan mundur ke belakang dan akhirnya bersandar sepenuhnya ke dinding lift.

Matanya perlahan mendongak menatap wajah Jeno, mata pemuda itu merah seperti menahan sesuatu.

"Gu-gue gak sengaja"ucap Rendy terbata. "Lo gapapa?"mata Rendy terlihat tak fokus di bawah tatapan Jeno yang dalam.

Siapa yang tak sakit saat penis mereka mendapat pukulan seperti itu, Jeno tentu merasa sakit apalagi kini penisnya berdenyut nyeri. Tapi raut wajah terkejut Rendy terlihat menarik perhatiannya.

Jeno mengesampingkan rasa sakitnya lalu menatap Rendy lebih intens. Tangan yang satunya mengangkat dagu pemuda itu dan menariknya untuk menatap Jeno.

"Menurut Lo?"tanya Jeno dengan suara pelan.

For Our Baby 🔞 | NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang