Chapter 6. Galau ala Jeno
.
.
.
.typo bertebaran
.
.
.
.
.Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.Malik awalnya pengen main ke apart Jeno karena di rumah lagi banyak tamu, mana tamunya berisik kan dia jadi gak konsen mau nonton bokep.
Tapi ternyata pilihannya ke apart Jeno juga salah. Siapa yang nyangka begitu dia masuk dia melihat Jeno lagi nangis Bombay di temani lagu galau. Mana lagunya keras banget.
"Udah Napa sih Jen, tangisan Lo gak Semerdu tangisan cewe Jepang, gak enak. Jangan berisik deh"ucap Malik. Sebagai tamu dia ini memang tidak ada sopan-sopannya memang.
Jeno melirik temannya itu dengan lirikan maut lalu melempar bantal ke wajah muka jelek itu.
"Lo udah numpang nonton bokep buat apart gue ternoda masih aja protes, kalau mau suasana hening sana ke kuburan. Sekalian nonton bokep di temenin setan!"sembur Jeno keras.
Malik meringis, bantal yang terlihat empuk itu ternyata menyakitkan jika di lempar oleh Jeno. "Bahaya dong kalau nonton sama setan, kalau setannya horny gimana?"
"Ya Lo bantuin, lumayan dapet pahala bantu setan"ucap Jeno ngaur.
Malik terdiam sejenak lalu memikirkan ucapan Jeno tapi setelah nya dia bergidik ngeri.
"Amit-amit deh, emang gue cowo apaan bantuin setan begituan, ngaur"kata Malik melempar balik bantal tadi tapi Jeno gesit dan segera menghindar.
Setelahnya keduanya terjebak dalam pikiran masing-masing. Malik dengan polosnya masih terpikirkan ucapan Jeno sementara Jeno tengah sibuk menyalahkan Rendy.
'Dasar cowok pendek, nyebelin awas aja gue perkosa lagi baru tau rasa'ucap Jeno dalam hati. Tapi setelahnya dia menggelengkan kepala, kenapa jadi pengen perkosa tuh cowok lagi, enggak dia masih normal!
***
Rendy selesai merebus mie instan lalu menyeruput kuahnya dan mendesah puas. Emang yah hujan-hujan gini enaknya makan mie instan kuah apalagi rasa soto.
"Ren, tugas Lo belum selesai. Katanya udah, padahal gue mau nyontek"teriak Iyang dari dalam kamar Rendy.
Setelah kelas selesai Iyang memang langsung ke apartemen Rendy, awalnya dia diiming-imingi Rendy dengan tugas yang memang sedikit sulit tapi katanya Rendy sudah menyelesaikannya, tapi ternyata Iyang 100 persen tertipu!
"Emang belum, Lo kerjain nanti gue nyontek"balas Rendy berteriak.
Dia lalu duduk di meja dan mulai makan mie. Tak menghiraukan gerutuan Iyang yang sudah terdengar sampai seisi apartemen.
Rendy sebenarnya orang yang pintar, ini bukan dia mengaku-ngaku tapi mengatakan fakta. Hanya saja setelah hari itu dia malas belajar, bawaannya pengen diem aja gak ngelakuin apapun.
Untungnya walaupun Iyang merasa dirugikan tapi dia dengan patuh mulai mengerjakan tugasnya, lagipula biasanya dia memang suka menyontek pada Rendy.
"Gapapa sesekali ini, nanti gue bakalan nyontek dari dia"ucap Iyang menenangkan hatinya.
Keesokan harinya Rendy keluar dari kamar dengan wajah kesal, siapa sih yang pagi-pagi gini udah bertamu mana mencet belnya gak ngotak, dikira dia tuli apa.
"Besirik banget sih, mau Lo apa?!"teriak Rendy begitu pintu terbuka. Tapi wajahnya langsung berubah heran. Gak ada siapapun di depan pintu apartemennya.
Rendy menggaruk kepalanya yang sedikit gatal lalu hendak menutup pintu, mungkin orang iseng. Pikirnya positif. Tapi sebelum pintu tertutup matanya menemukan sebuah kotak yang mempunyai warna mencolok. Pelangi anjir. Yang ngirim kotak nyindir dia karena udah ninaninu sama cowok? Tapi dia kan gak masuk kaum gay walau udah di masukin.
"Siapa yang naruh kotak beginian disini"gumam Rendy.
Kepalanya melongok menatap koridor yang sunyi dan berhenti di pintu apartemen didepannya."apa salah kirim?"tanya Rendy melihat pintu itu.
Ya kan di lantai ini cuma ada dua unit apartemen, miliknya dan Jeno. Karena dia tidak merasa memesan kotak seperti ini apa mungkin ini milik Jeno dan kurir itu keliru. Tapi kenapa juga kurirnya Dateng pagi buta begini dan tidak menunggu sampai dia membuka pintu.
Memikirkan ini Rendy memiliki kecurigaan, dia berjongkok dan meraih kotak itu, alisnya naik sebelah saat menemukan ada secarik kertas di atas kotak itu.
"For. Rendy"gumamnya.
Untuknya?
Rendy menatap lama kotak itu lalu mengedikkan bahu, dia tak tau siapa yang mengirim tapi karena tertulis untuknya dia akan mengklaim bahwa yang mengirim adalah pengagum rahasianya. Memikirkan ini Rendy merasa sedikit terharu.
Kebetulan dia gak pernah dapet kado.
Pintu tertutup, lalu sebuah kepala muncul dari arah tangga darurat. Jeno tersenyum puas bahwa senjatanya sudah masuk ke sarang musuh, tinggal menunggu bom meledak dan dia akan sangat bahagia.
Rendy tak tau apa-apa soal kotak itu atau isi di dalamnya tapi karena mengira ini dari pengagum rahasia. Dia tak curiga dan perlahan mulai membuka kotak.
Lapisan luar kotak terkikis menunjukkan sebuah kotak lain didalamnya.
Melihat itu Rendy tersenyum malu,"astaga Pengagum rahasia gue misterius banget deh"
Gumamnya lalu kembali membuka kotak tapi di dalamnya masih memiliki kotak lain, terus seperti itu sampai lama-kelamaan Rendy merasa kesal. "Kok anjing yah"
Tapi ketika lapisan selanjutnya dibuka ada tanda bahwa ini adalah lapisan terakhir, Rendy tersenyum puas membacanya lalu tanpa menunggu waktu dia segera membuka kotak itu.
Dan Boom!!
Sebuah kue meloncat dari dalam dan langsung mengenai wajah putih Rendy. Untuk sesaat keadaan apartemen hening, hanya terdengar detak jarum jam yang mengganti detik.
Tangan Rendy tertahan di udara lalu mengusap kue diwajahnya mencoba menyingkirkannya tapi kue krim kue itu lengket menempel di wajahnya.
Senyumnya mendatar lalu melirik ke arah suara tawa menggelegar datang.
"Jenoooo!!!!!!"teriak Rendy keras. Matanya menatap tajam ke arah pemuda yang kini tertawa puas, Rendy tak tahu bagaimana cara pemuda itu masuk tapi kini pemuda itu memegang handycam yang Rendy tebak tengah merekam video.
Jeno tertawa puas melihat wajah berantakan Rendy dan memandang benda ditangannya. Wajah jahat muncul seketika dengan seringai menyeramkan.
Sebelumnya, ketika sebuah ide terlintas dikepalanya Jeno lantas langsung memesan sebuah kue, dan dihadapan Malik yang masih sibuk menonton bokep. Dia merakit kotak kejutan itu. Dan perihal bagaimana dia masuk, Jeno menempelkan sebuah stik kayu kecil di engsel pintu apartemen renjun yang membuat pintu tidak akan mengunci ketika di tutup.
Dan berhasil, sekarang dia memiliki video dimana Rendy membukan kotak itu sampai sebuah kue terlempar ke wajahnya.
Dengan ini patah hati Jeno sedikit terobati, melihat wajah Rendy yang memerah karena marah dan krim kue di wajah itu membuat dia tergelak puas sampai guling-guling.
"Gimana, puas ketawanya?"tanya Rendy sarkas lalu menatap kotak dan Jeno secara bergiliran.
Jeno mengusap air mata disudut matanya dan mengangguk.
"Sangat puas, gimana kejutannya. Ini special buat Lo. Suka gak?"tanya Jeno menggoda Rendy.
Rendy tersenyum kecil lalu bangkit dengan tangan berlumuran kue. Melihat itu Jeno merasa waspada.
"Ohh jadi Lo mau balas dendam?"
Jeno bergumam mengiyakan tapi dia masih waspada dengan gerakan Rendy.
"Kalo gitu Lo juga harus rasain kue ini"setelah itu Rendy dengan cepat berlari ke arah Jeno dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Jeno tentu tak diam lalu mulai berlari menghindari kejaran Renjun.
Apartemen yang awalnya tapi kini berubah berantakan, nafas Rendy terengah-engah mengejar langkah Jeno yang memang lebih lebar darinya.
Tapi dia tak akan menyerah sampai mendapatkan Jeno dan menghancurkan wajah sok tampan itu.
*****
Jangan lupa vote, kalau gak vote nanti di kasih kejutan sama kayak Rendy.
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Our Baby 🔞 | NOREN
Fanfiction°Follow dulu sebelum membaca° katanya musuh, tapi kok tidur bareng mana sampe hamil pula. * * * gimana kalau kita gugurin aja - Rendika Pratama jangan ngaco! gue mau tanggung jawab! - Jendral Noffaleon ....... bxb area! mpreg! mengandung bahasa kasa...