Chapter 05. Hancur sebelum memulai
Selamat membaca.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jeno berjalan dengan seikat mawar merah yang dia beli selama perjalanan menuju kampus. Senyumnya udah cerah sama kayak cuaca hari ini.
"Jen, makasih bunganya-"
Jeno dengan cepat menghindari tangan jelek temannya yang tiba-tiba menghalangi jalannya. "Eh, bukan buat Lo!"
Malik cemberut "iya iya, bercanda gue. Serius amat. Emang buat siapa bunganya?"tanyanya kepo.
"Jangan pura-pura gak tau deh, ini buat Jelita"ungkap Jeno lalu tersenyum sombong. Dia membayangkan wajah cantik Jelita yang akan tersenyum saat menerima bunga ini.
"Gak tau gue. Lo masih naksir Jelita sampe sekarang, gue kira udah move on karena si Jelita baru jadian sama Dean anak fakultas kedokteran"kata Malik yang seketika membuat wajah cerah Jeno meredup.
"Apa Lo bilang?"tanya Jeno kali aja dia salah denger. Tapi ketika Malik kembali berbicara dia tau telinganya masih sehat.
"Kapan?"
"Semalem. Gue juga agak kaget. Pdkt nya sama Lo jadiannya sama yang lain. Tuh cewek gak bener deh"jawab Malik.
Tangan Jeno melemas sehingga bunga ditangannya terlepas dan jatuh ke lantai. Malik terkejut melihat bunga milik Jeno jatuh dan dengan berbaik hati ingin mengambilnya. Tapi saat tangan itu menyentuh bunga ada benda lain yang dengan tak sopannya menginjak tangannya.
"Anjing!"teriak Malik cepat-cepat menarik tangannya dan meringis saat melihat merah-merah di punggung tangannya.
Pelaku yang harus bertanggung jawab tidak lain adalah Jeno tapi begitu dia mendongak cowok itu udah enggak ada. "Asem banget si Jeno, dia kira tangan gue karpet merah apa main di injek aja"
Jeno tak sadar bahwa kaki jahanamnya telah mendzolimi tangan temannya. Yang ada di pikirannya sekarang adalah mencari Jelita dan meminta penjelasan kepada perempuan itu, gak enak loh di PHP in gini. Dia kira tahun ini dia bisa lepas status jomblonya setelah dengan sabar menunggu cewek itu untuk menerimanya, tapi setelah semua effort yang dia tunjukan, Jeno malah di sisihkan.
Dia gak terima!
****
Rendy sedang duduk di kelas bermain game dengan Iyang. Baru aja dosen keluar setelah mengisi kelasnya siang ini dan kebetulan juga dia tidak ada kelas lain sehingga kedepannya dia free.
"Anjir, kiri Ren. Bangsat mereka main keroyokan. Ren bantuin gue, gue di kepung!"teriak Iyang heboh.
Rendy memutar mata malas "berisik, bentar gue ke sana"
"Ah gak jadi, punya gue udah mati"kata Iyang dengan suara lesu.
Rendy mengangkat bahu setelah mendengarnya, kalau udah mati dia bisa apa. Lalu melanjutkan permainannya.
Iyang dengan kepo melirik layar hp Rendy karena dia malas untuk mengulang permainannya sendiri. Lebih baik menonton.
"Itu dikiri Ren"
"Tembak aja Ren, anjir Lo lelet banget sih itu ada musuh di sebelah kanan. Eh dikiri juga. Aduh Ren-"
Rendy dengan kesal menaruh hpnya di atas meja lalu menatap Iyang yang berisiknya minta ampun, mengganggu permainannya.
"Yah Ren, kenapa berhenti. Nanti Lo mati"ujar Iyang heboh, tidak melihat wajah Rendy yang sudah terlihat masam karena kelakuan iyang.
"Kenapa gak Lo aja yang main"ucap Rendy sarkas. Tapi bodohnya Iyang yang tuli tidak mendengar nada sarkas Rendy dia dengan polos mengambil hp Rendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Our Baby 🔞 | NOREN
Fanfiction°Follow dulu sebelum membaca° katanya musuh, tapi kok tidur bareng mana sampe hamil pula. * * * gimana kalau kita gugurin aja - Rendika Pratama jangan ngaco! gue mau tanggung jawab! - Jendral Noffaleon ....... bxb area! mpreg! mengandung bahasa kasa...