Lift

1.2K 90 4
                                    

Chapter 4. Lift

Selamat membaca.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Rendy pulang ke apartemennya setelah mentraktir Iyang. Dengan langkah ringan dan suasana hati yang bahagia Rendy bersenandung saat membuka kunci apartemennya.

"Eits siapa lo?!"marah Rendy saat baru saja pintu dia buka tubuhnya didorong dengan kasar hingga memasuki apatemennya. Matanya melotot melihat sang pelaku yang ternyata adalah sumber kesialannya.

"Lo?! Ngapain masuk rumah gue sembarangan!"tanya Rendy marah.

Asal kalian tau rumah Rendy ini sudah di sterilkan dari mahkluk bernama Jeno saat laki-laki itu bersandang ke rumahnya dengan alasan mengantar titipan mamahnya Rendy, padahal mah emang iya tapi Rendy menolak mempercayainya.

Itu adalah kali pertama dan terakhir, Rendy gak sudi menghirup udara di ruangan yang sama dengan Jeno jadilah dia marah.

"Apa yang udah lo lakuin hari ini?"

Jeno tak mengindahkan perkataan Rendy dan mengajukan pertanyaan dengan nada berat, marah dan kesal.

"Apaan, gue gak inget"ucap Rendy pura-pura tidak tahu.

"Anjing lo jangan pura-pura gak tau. Lo sengaja kan bikin ulah di kantin tadi"tunjuk Jeno pada wajah Rendy membuat lelaki yang lebih kecil merasa risih.

"Menurut loh? Gak mungkin kan gue gak sengaja-"

"Lo! Apa perlu gue sebarin juga kalo hole lo udah gak perawan?!"tanya Jeno marah. Terlihat sekali bahwa lelaki itu berusaha menahan amarahnya agar tidak menonjok muka Rendy karena melihat wajah pucatnya.

"Eits enak aja inget yah penjanjian kita kalo lo gak mau tanggung jawab dengan ngerelain pantat lo gue tusuk. Lo harus jaga rahasia gue"kata Renjun mewanti-wanti, takutlah kalau kenyataan ini tersebar luas, bisa-bisa Rendy menjadi jomblo selamanya.

"Terus gue. Lo juga sebarin ke semua orang!"kata Jeno menunjuk diinya sendiri

"Ya emang apa masalahnya harusnya lo bangga kan karena semua orang tau lo udah gak perjaka, gak cupu. Burung lo udah pernah masuk lubang"jelas Rendy frontal.

"Tapi itu lubang lo bego!"amuk Jeno.

"Sama aja"ucap Rendy tak peduli.

"Anjing! Gak sama. Inget yah gue masih punya gebetan, kalau sampai dia tau dan berakhir jauhin gue, Lo harus tanggung jawab"kata Jeno kesal.

Mendengar itu Rendy tak bisa menahan untuk mencibir dalam hati, biar cuma dia dan tuhan yang tahu. 'Dih dia aja gak bertanggung jawab sok soan minta pertanggungjawaban'

"Oke sekarang kan nasi udah jadi bubur yah. Sama kayak gue yang udah Lo perawanin gak bisa balik jadi perawan. Jadi Lo gak bisa dong nyuruh gue buat ulang kejadian hari ini. Mustahil kalau gak ada Doraemon"ucap Rendy "Jadi nikmati aja nasib lo. Palingan gosip ini hilang seminggu lagi"lanjutnya santai.

Jeno menatap tajam pemuda pendek di depannya lalu menghembuskan nafas kasar. Liat saja dia akan membuat perhitungan.

Setelah bertekad di dalam hatinya Jeno membuka pintu apartemen Rendy dan kembali ke apartemennya.

Rendy menatap kepergian Jeno dengan rasa permusuhan. Pembalasan tadi belum seberapa dengan harga dirinya yang hilang tapi Jeno sudah seperti itu.

"Gimana kalau beneran gue perkosa balik dia. Mungkin dia bakalan bundir"ucap Rendy lalu pergi ke kamarnya untuk berganti baju.

Malam harinya Rendy melihat bahwa dompet Jeno masih ada padanya. Dia menepuk dahi karena lupa mengembalikannya pada pemiliknya.

Rendy duduk di sofa ruang tamu dan melihat isi dompet kembali. Uang cash sudah dia habiskan, yang tersisa hanya kartu-kartu milik Jeno. Kalau saja dia bisa mengetahui kata sandinya Rendy sudah akan berbelanja semua barang yang dia mau.

For Our Baby 🔞 | NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang