Part 12

3K 160 9
                                    

Abaikan typo
Happy reading

"MAKSUD LO APA ANJING!!" marah Al.

"Atas dasar apa lo mukul gue bangsat!" marah Rio balik.

"Gue berhak mukul lo, karna dia pacar gue!" jelas Al.

Rio tersenyum smirk mendengar ucapan orang di depannya, jadi dia pacar dari seorang Dikta Maheswara?.

"Oh ,jadi elo pacarnya," cerca Rio sambil menatap Al sambil menaikan satu alisnya.

Sedangkan Dikta, ia menatap khawatir pada mereka,ia takut akan terjadi perkelahian dan itu pasti akan menimbulkan masalah besar.

Rey dan Aidan menghampiri Dikta yang sedang berdiri mematung menatap kedua orang yang berbeda umur dengannya.

"Kenapa jadi gini si" Bisik Rey pada kedua temannya. Akan tetapi Aidan dan Dikta hanya diam,memperhatikan kedua kaka kelasnya yang berbeda sekolah.

"Iya,gue pacarnya,"

"Sudah gue duga" gumam Naufal, yang berdiri tak jauh dari mereka.Akan tetapi masih bisa di dengar oleh Sastra.

"Maksud lo? Lo udah tau gitu?".

"Hmmm"

Mendengar pernyataan itu ,Rio tersenyum licik," Gue tantang lo turun malem ini."

Dikta yang mendengar itu ia maju menghampiri kedua kaka kelasnya. Bisa ia lihat wajah Al yang terlihat sedang menahan amarahnya,sedangkan Rio ia hanya tersenyum meledek bak orang gila.

"Ga, lo jangan terima tantangan di-

"Gue terima tantangan lo," sela Al, memotong ucapan Dikta.

"Lo apaan sih! ,gue bilang jangan terima,dia itu licik bisa aja kan dia curang?" ucap Dikta marah sambil menatap Rio.

Rio membungkuk menyamakan tingginya dengan orang yang lebih kecil darinya," Lo juga ikut sayang,"ucapnya sambil mengelus pipi mulus Dikta.

Al yang melihat itu menggeram marah, " jangan sentuh pacar gue" Al langsung menepis tangan itu kasar.

"Wih santai dong posesif amat bro" ledek Rio.

Tanpa memperdulikan ucapan Rio, Al langsung menarik tangan Dikta kasar.

Dikta yang kaget dengan tarikan tiba-tiba,"Aws"  reflexnya.

"Woy jangan sakitin colon pacar gue!" triak Rio.

Mendengar itu Al langsung mengacungkan jari tengah nya.

☆☆☆

Kini dua anak adam sedang berada di Ruang Osis, siapa lagi kalau bukan Alvaska dan Dikta.

Al mendudukkan dirinya Di kursi kebanggaannya.

Sedangkan Dikta ia masih setia mengelus-ngelus pergelangan tangannya yang sedikit memerah,"Tangan gue sakit tau!" marahnya Dikta dengan bibir yang ia lipat kebawah.

Al yang melihat itu gemas sendiri," Sini duduk".

"Ga," tolaknya

"Dikta" geram Al.

Mendengar itu, ia menatap mata tajam milik pacarnya," i-iya". Setelahnya ia mendudukkan dirinya di panggkuan si Ketua Osis.

Tanpa lama-lama Alvaska langsung merengkuh pinggang ramping kekasihnya.

"Sorry,"

Backstreet With KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang