Malam pun tiba. Kini Naufal Aditama sedang mengapel ke apart milik kekasihnya."Ka," panggil yang lebih kecil.
"Hmm?"
"Mau makan."
Mendengar itu Naufal pun menoleh pada kekasihnya.
"Yudah,mau makan apa?" tanyanya penuh dengan kelembutan.
"Aku mau bakso."
"Jangan bakso, nanti sakit perutnya."
"Ihh,aku pengen bakso," rengek si kecil.
Naufal yang melihat rengekan si kecil ia terdiam sebentar,padahal ia sudah sering melihat Rey seperti itu akan tetapi ia tidak bosan dengan sikap manja kekasihnya, Naufal sangat menyukai Rey ketika sedang merengek. Menurutnya itu sangat menggemaskan.
"Yaudah, tapi jangan pake sambal ya?"
"Kalo ga pake sambal ga enak~"
"Gausah makan kalo gitu," ucapnya sedikit cuek.
Rey yang menyadari itu ia gelagapan sendiri, ia takut jika orang yang di hadapnnya ini marah. Jika Naufal sudah marah dia memang tidak akan mengatakannya akan tetapi dia akan mendiaminya.
Dulu Rey pernah melakukan kesalahan yang sangat tidak di sukai olehnya yaitu menysap batang nikotin. Naufal sangat tidak menyukai itu walaupun dia juga melakukannya,tapi jika itu Rey dia akan marah.
Walaupun dia sedang marah Naufal tidak melupakan perhatiannya pada kekasihnya hanya saja dia akan lebih irit berbicara.
"Iya iya," balas Rey dengan mengerucutkan bibirnya.
Cupp
Karna gemas Naufal mengecup pelan bibir pink milik kekasihnya.
"Lagi," Pinta Rey ketagihan.
Mendengar itu Naufal dengan senang hati melumat bibir kekasihnya lembut.
☆☆☆
Di sisi lain seorang anak sedang memandangi foto masa kecilnya, di dalam foto itu ada dirinya dengan kedua orang tuanya, terlihat sangat bahagia bukan?
Akan tetapi setelah kepergian salah satu dari mereka keluarganya hancur,rumah nya pun ikut hancur,ingin mendapatkan sapaan dari papanyapun sesulit itu?.
"Mah gimana kabarnya?"
"Mama baik kan?" monolognya pada bingkai foto yang berada di tangannya.
Lagi dan lagi Air matanya turun begitu saja, ingatan -ingatan masa kecilnya yang bahagia muncul di dalam pikirannya.
Jika boleh, ia ingin kembali ke masa-masa itu, di mana tidak ada rasa sakit yang dia terima.
Ternyata masa kecil sebahagia itu.
"Dikta kangen mama hiks hiks"
"Tunggu dikta ya ma," setelahnya pun Dikta menutup mata dengan air mata yang masih mengalir di sudut kedua mata indahnya. Dikta tertidur sambil menangis.
Merindukan orang yang sudah tiada memang semenyakitkan itu.
☆☆☆
Saat ini Dikta dan Aidan sedang berada di tengah lapangan,mereka sedang pemanasan untuk memulai latihan basket untuk pertandingan bulan depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet With Ketos
Genç KurguSemua anak menginginkan keluarga sempurna, but not all children have it. "Sekarang lo pacar gue gada penolakan," "Dih apaan sih lo gue masih normal ya ajg, gue masih suka cewe, dan gue ga suka batangan apa lagi itu lo," "Terserah lo yang penting sek...