Happy reading
Abaikan typo"Masih sakit?"
"Udah ga terlalu."
"Mau gue anter ke dalem?"
Saat ini Al dan Dikta berada tepat di depan gerbang rumah Dikta.
"Ga,lo pulang aja deh, takut bunda lo nyariin," titah nya.
Mendengar itu ia tersenyum." Mereka ga bakal nyariin, gue udah bilang mau jalan sama pacar gue," jawab Al santai.
"Gue anter lo sampe kedalem sekalian gue mau ketemu papa lo," lanutnya. Ia tau jika mama Dikta sudah tiada jadi ia hanya mengatakan papanya saja.
"Papa gue ga ada di rumah, dia lagi keluar kota."
"Lo yakin papa lo keluar kota?" Dikta yang mendengar itu mengerutkan kedua alisnya bingung.
"Hah?," bingung Dikta sambil memiringkan kepalanya ke kiri.
"Noh papa lo udah nunggu di pintu." ucapnya sambil membalikan tubuh dikta agar melihat langsung papanya yang sedang berdiri mematung di pintu utama.
Dikta terdiam, saat melihat papanya yang menatap penuh kebencian padanya. Ia yakin pasti papanya akan marah besar karna ini sudah jam 03 :00 pagi. Seketika tubuhnya gemetar.
Al yang menyadari bahwa tubuh kekasihnya bergetar ia pun bertanya," Dik lo kenapa?," tanya Al khawatir.
Dikta tersadar dari lamunannya," gu-gue ga papa." jedanya," Lo mending pulang aja deh," usirnya sambil berusaha mendorong tubuh kekar Alvaska. Alasan ia menyuruh pulang Al,ia tak ingin Al tau masalah dalam keluarganya.
"Ga," tolaknya,lalu Alvaska menggenggam tangan Dikta, menariknya pelan menuju Alden papa dari Dikta Maheswara.
Saat sampai di depan Alden, Al sedikit membungkukkan tubuhnya," Maaf om,saya telat bawa dikta pulang."
"Iya ga papa Al, mau masuk dulu?."
"Kapan-kapan aja om, ini udah kemaleman."
"Oh iya-iya,kamu pulang gih takut ayah kamu nyari," ucap Alden lemah lembut. Ia tau anak yang saat ini di depannya adalah Alvaska Gautama anak dari REGAN GAUTAMA, rekan kerjanya.
Dikta yang melihat interaksi mereka menekuk kedua alisnya bingung, dan ada rasa yang mengganjal di hatinya.
Dikta terdiam menyaksikan interaksi papanya dengan Al. Ucapan papanya sangat lembut pada Al,sangat berbeda jika sudah berbicara padanya. Jika boleh jujur ia iri sangat iri. Ia yang sudah jelas anak kandungnya belum pernah merasakan kelembutan itu. Rasanya ia ingin menangis.
"Iya om, kalo gitu saya pulang dulu," pamitnya. Alden pun hanya mengangguk.
"Dik gue pulang," Dikta hanya merespon dengan kedua Alisnya.
"Hati-hati."
"Iya om!," ucapnya sedikit berteriak karna jaraknya sudah lumayan jauh.
Di rasa sudah aman, Alden menarik tangan Dikta secara kasar. Dikta yang kaget dengan tarikan tiba-tiba itu,kepalanya tidak sengaja membentur pintu cukup keras.
Dug
"Akh," Ringisnya, sambil memegang kepalanya yang terbentur tadi.
Sesampainya di Ruang tamu, Alden melepaskan tangan putranya secara kasar ke sofa.
"SAYA SUDAH MEMPERINGATI KAMU,JANGAN KELUAR MALEM DIKTA!!"
Dikta yang mendengar bentakan dari papanya tubuhnya semakin gemetar,akan tetapi ia menyembunyikan rasa takutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet With Ketos
Fiksi RemajaSemua anak menginginkan keluarga sempurna, but not all children have it. "Sekarang lo pacar gue gada penolakan," "Dih apaan sih lo gue masih normal ya ajg, gue masih suka cewe, dan gue ga suka batangan apa lagi itu lo," "Terserah lo yang penting sek...