Part 13

2.8K 171 9
                                    

Abaikan typo
Happy reading.


"Al, lo yakin?," tanya Dikta kesekian kalinya.

Kini mereka berada di Arena. Kalian tenang saja balapan yang di adakan oleh Rio itu resmi.

"Iya sayang," jawabnya dengan nada menggoda.

"Sayang-sayang gue tampol juga ya mulut lo!"

Tanpa mereka sadari,dari arah jam satu ada orang yang sedang melihat pada nya. Orang itupun melangkahkan kakinya mendekat pada kedua anak adam yang sedang berdiri di sebrang.

Prok

Prok

Suara tepuk tangan terdengar.

"Akhirnya orang yang gue tunggu dateng juga,"

Al dan Dikta pun menoleh pada sumber suara. Dikta hanya menghela napas kasar saat matanya bersirobok dengan mata orang di depannya,sedangkan Al ia hanya diam santai.

"Kapan belapannya di mulai." tanya Al tanpa ekspresi.

"Santai dulu dong,buru-buru amat." jeda Rio. "Gimana kalo ada taruhannya, pasti lebih seru." lanjutnya dengan menaikkan satu alisnya sambil tersenyum licik.

"Apa taruhannya?," tanya Al dingin.

Rio menatap mata elang Al,"Gini, kalo gue menang lo putusin Dikta," jedanya . Dikta yang mendengar itu mengerutkan keningnya.

Ia memutuskan tatapannya pada Alvaska dan beralih menatap orang yang lebih pendek darinya," dan dia jadi milik gue." ucapnya sambil mengelus pucuk kepala Dikta.

Al yang mendengar itu ia mengepalkan tangannya kuat sampai-sampai urat di bagian tangannya sangat tercetak jelas.

"Kalo lo kalah, berhenti gangguin pacar gue."

Mendengar itu ia pun tersenyum, itu tandanya orang yang sama tinggi dengannya sudah menyetujui taruhan yang ia berikan.

"Oke,"

Dikta yang sedari tadi diam menyimak akhirnya ia mengeluarkan suara," Ga, gue ga setuju,dan gue bukan barang, yang seenaknya kalian jadiin gue bahan taruhan," ucapnya berusaha tenang.

"Hahah, sangat di sayangkan baby, pacar lo aja udah setuju,taruhan ini ga bisa di batalin." jelas Rio setelahnya ia pun pergi dari tempat tadi ia berdiri menuju  motornya yang berada di garis start.

Dikta beralih menatap Alvaska," Batalin."

"Terlanjur," jawab Al.

Entah yang keberapa kali ia menghela napas, "Al gue bukan barang yang bisa kalian jadiin bahan taruhan," ucap Dikta sedikit memohon. Ia bisa saja putus dengan Al mungkin?,tapi ia tidak mau jadi milik Rio.

Mendengar itu Al memegang wajah Dikta lembut dan membungkuk, "Liat gue,"

Akan tetapi Dikta masih nggan menatap wajah kekasihnya.

"Dikta, liat gue," ucapnya penuh penekanan. Tak lama dari itu Diktapun menatap wajah Alvaska.

"Lo tenang aja,gue gabakal kalah dari si bocah tengik itu," ucapnya penuh percaya diri.

Dikta masih terdiam memandang wajah tampan kaka kelasnya. Al yang melihat keterdiaman Dikta, ia mencium pucuk kepala kekasihhnya lembut.

"Al lo bisa ga sih jangan perlakuin gue kaya gini ,bisa-bisa gue belok" ucap Dikta dalam hati.

Tapi kayanya si lo udah dik wkkk_author.

Tak lama dari itu Dikta pun tersadar.

"Kalo ada yang liat gimana," katanya dengan memukul pelan tangan Alvaska.

Backstreet With KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang