Christy sedang siap siap di kamar nya, Seperti yang di bilang oleh bunda nya tadi pagi, ia akan bertemu dengan calon ayah nya.
Christy pun duduk di tepi kasur, menatap sendu bingkai foto yang berada di atas nakas, itu adalah foto diri nya bersama ayah nya yang sudah meninggalkan dia bersama bunda nya untuk selama lama nya.
Di usap nya bingkai foto itu, air mata nya lolos begitu saja membasahi pipi nya. "ayah" lirih christy
"i miss you" hanya kalimat itu yang keluar dari mulut christy, lalu ia mencium bingkai foto itu.
Tak lama kemudian terdengar suara ketukkan dari luar, dengan cepat christy langsung meletakan bingkai foto nya dan menghapus air mata-nya kasar.
"Udah siap belum, ayo berangkat" ujar bunda
"Iya bunda"
"Bunda tunggu dibawah yaa"
"iyaa"
Christy menatap bingkai foto nya sebentar, lalu ia langsung bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kamar.
"Cantik nya anak bunda" Ujar shani melihat christy yang sedang menuruni anak tangga
"Iya bunda, aku udah cantik dari dulu" ujar christy sombong.
"iya deh iya" jawab bunda sembari terkekeh kecil.
"ayo berangkat" lanjut nya lalu di balas anggukan semangat oleh christy
•••
Sesampai nya christy dan shani di sebuah restaurant mewah. "ayo udah sampe" ujar shani
"kok kesini bund?" jawab-nya
"ya emang mau kemana"
"kirain kerumah nya"
"Sekalian makan malem aja disini"
Lalu di angguki oleh christy. "ayo turun" ujar bunda. lalu mereka masuk ke restaurant mewah itu.
"deg deg-an gini gue" ujar christy dalam hati
"Ah itu dia, Gracio!"
Pria paruh baya yang di panggil gracio itu langsung menengok ke arah shani dan juga christy. "hai, shan" sapa nya
"hai, ini anak aku"
Christy pun tersenyum ke arah gracio. "hai cantik" ujar gracio
"Hai om" balas-nya
"Anak kamu mana, gracio?"
"dia lagi ke toilet dulu, shan. ayo duduk dulu" jawab-nya.
"Kamu kelas 11 ya, christy?" ujar gracio
"Iya om"
"Berarti adik kelas nya chika ya?" sahut shani
"iya, betul" jawab gracio
Christy pun langsung diam ketika mendengar nama kaka kelas nya itu, apa jangan jangan ah sudah lah christy pun menepis pikiran nya, siapa tahu bukan chika kaka kelas galak itu pikir nya.
"Ah itu dia! Chika sini" Ujar gracio pada anak-nya.
Christy pun menoleh ke arah belakang nya, betapa kaget nya dia melihat keberadaan kaka kelas nya disini.
Namun christy masih terus berusaha untuk berfikir positif."Christy, ini chika. anak om" ujar gracio. kali ini christy tidak bisa berfikir positif lagi, ini bener bener plot twist.
ia memberanikan diri untuk menatap wajah chika, tapi mengapa wajah chika seperti tidak kaget akan hal ini? pikir christy.
"Ah i-iya om" ujar christy gugup
"Jangan malu malu dong, biasa nya juga malu malu in kan?" ujar shani menjahili christy
"Bunda" ujar christy pelan dan dibalas kekehan oleh shani
"Pernikahan nya minggu depan, apa kalian setuju?" ujar gracio. christy tidak tahu harus kaget dengan gaya apa lagi sekarang.
mengapa semua nya terasa tiba tiba, pikir nya.
Namun ia berusaha untuk biasa biasa saja, ia tidak mau bunda nya sedih. "Gimana bunda aja" Ujar christy
"Bunda sama Mas gracio emang udah ngomongin ini, tinggal nunggu persetujuan kalian berdua aja" ujar shani
"Yaudah kalo bunda setuju, aku ngikut bunda aja" ujar-nya.
"Dasar anak bunda" gumam chika pelan namun masih terdengar oleh christy, christy langsung melihat ke arah chika.
"Yaudah, chika gimana?"
"iya gapapa" jawab-nya
"Oke berarti minggu depan ya, semua nya biar aku yang siapin" ujar gracio
"Kita fitting baju nya kapan mas?" ujar shani
"Besok hari minggu kan, kalo besok aja gimana?" Jawab-nya
Shani pun mengangguk. "Nah boleh tuh anak anak juga pada libur" ujar shani
"Okee"
"Kalian mending ngobrol berdua dulu sana, setau papa dibelakang ada taman deh" ujar gracio
"bilang aja mau berduaan" cibir chika
"Chika ini, biar kalian makin deket" ujar gracio
"yaudah, ayo" ujar chika lalu langsung menarik pelan tangan christy.
"semoga mereka berdua akur ya, mas" ujar shani sembari melihat ke arah chika dan christy.
gracio pun mengangguk sembari tersenyum. "mempunyai adik adalah keinginan chika dari dulu, tapi ia harus kehilangan mama nya ketika dia lahir." ujar gracio
"semoga chika bisa jadi kakak yang baik untuk christy." lanjut-nya dan di balas senyuman dari shani
•••
Chika dan christy kini sudah duduk di taman yang berada di belakang restaurant itu. belum ada obrolan di antara kedua-nya.
Namun chika membuka obrolan duluan. "gue udah tau kalo papa mau nikah sama nyokap lo, dan gue juga udah tau kalo gue bakal punya adik dan itu lo" ujar chika, sontak christy menoleh ke arah chika.
"Kenapa ga bilang?" Ujar christy
"Bilang apa? Bilang kalo gue bakal jadi kakak lo?" jawab-nya
"Iya" ujar christy
"Kata papa biar lo tau sendiri." jawab-nya
"Lo tetep babu gue, inget itu." ujar chika
Christy pun menghela nafas, dan menyenderkan punggung nya di kursi taman itu. "gue tau" jawab-nya
chika melirik sekilas ke arah christy. "Ini anak kenapa dah kaya lesu banget gue liat liat" batin chika
"lo kenapa setuju bokap nikah lagi?" tanya christy tiba tiba sembari melirik sekilas ke arah chika.
"Karena gue gabisa nolak" jawab-nya
"Pasti ada alasan nya kan?"
chika pun menggeleng. "ngga ada."
"kalo lo? kenapa?" lanjut-nya
"Mau liat bunda seneng" ujar christy
Chika pun melihat ke arah christy, sedikit tersentuh dengan kalimat christy barusan. "tapi semua nya terlalu tiba tiba buat gue ka, baru tadi pagi bunda nanya boleh apa ngga buat nikah lagi, terus tadi pagi juga bunda bilang dia udah nemu calon nya. tapi minggu depan udah nikah aja" ujar christy sembari di iringi kekehan kecil agar menutupi rasa sedih nya itu.
Chika benar benar merasakan apa yang christy rasakan sekarang, ingin sekali ia memeluk christy, tapi gengsi."Gue yakin papa bakal jadi suami yang baik buat nyokap lo" ujar chika sembari menatap wajah samping christy
Christy pun menoleh ke arah chika, dan tersenyum. "Kalo kalimat itu keluar dari mulut anak nya sendiri, gue percaya" jawab-nya, Mata kedua nya bertemu tetapi chika mengalihkan lebih dulu pandangan nya kedepan.
lanjut gaa? jangan lupa vote
pada nonton gradcon cishani gaa?
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR
Short Story"kenapa ya dari sekian banyak ketidak mungkinan di dunia ini, kita salah satu-nya?" _____________________________________ "Takdir kita sebatas kakak adik, kak."