Dunia memang punya norma, tapi kita punya hak untuk menentukan apa yang kita mau.
Chika mengajak Christy ke pantai, mereka ber dua sudah duduk di tepi pantai. Belum ada pembicaraan di antara kedua-nya, Christy masih memikir kan perkataan Chika.
"Aku selalu sayang kamu, bahkan lebih dari itu,"
"Ka chika,"
"Chris,"
Ucap mereka barengan, tatapan mereka bertemu, namun Christy lebih dulu mengalihkan tatapan-nya.
Chika pun terkekeh kecil. "Duluan aja,"
Christy mun menggeleng, "Kakak duluan aja,"
Pandangan mereka sama-sama kedepan, menatap keindahan pantai yang berada di depan mereka.
Chika pun menghela nafas. "Aku udah tau, aku udah tau kalo kamu sama zean itu sodara kandung. Aku udah tau semua nya, bunda yang cerita ke aku. Maaf, aku ngga tau kalo kalian sodara, dan itu artinya Zean sodara aku juga, Zean ngga cerita apa-apa ke aku, Chris."
"Dan jujur aku ngga ada perasaan apa-apa ke Zean, dia deketin aku, aku berusaha buat buka hati buat dia karena aku belum tau kalo ternyata Zean itu sodara kamu, kamu bahkan ngga cerita apapun ke aku. Dan---aku mau berusaha buat buka hati sama dia juga aku ada alasan nya."
Christy sontak menoleh ke arah Chika. "Apa alasan-nya?" Tanya Christy
"Biar perasaan aku ke kamu ilang,"
Christy sangat terkejut mendengar penuturan Chika, "Maksud kaka apa?"
Chika pun terkekeh kecil, chika menoleh sekilas ke arah Christy, lalu pandangan nya kembali melihat ke depan.
"Awal nya aku selalu denial, awal nya aku selalu berfikir wajar seorang kakak cemburu sama adik sendiri, cemburu kalo liat adik nya deket sama yang lain, menganggap wajar kalo aku selalu deg-deg an setiap aku deket sama kamu, peluk kamu."
"Tapi makin kesini aku makin sadar, kalo ternyata aku nganggep kamu itu lebih dari seorang adik,"
"Waktu pas kamu nanya aku suka kamu apa ngga, jawaban yang aku bilang itu bohong. Actually, i like you."
Christy hanya menyimak, tanpa berniat memotong ucapan Chika. Ia juga berusaha mencerna setiap ucapan Chika.
"Maaf, maaf udah lancang suka sama kamu," Lirih Chika sembari menundukkan kepala-nya.
"Kamu minta maaf sama pasir apa sama aku?" Balas Christy, Chika langsung menoleh ke arah Christy
"Kamu lah!"
"Ya kamu liat nya ke pasir,"
"Kak, makasih udah mau jujur soal perasaan kamu,"
Chika pun mengangguk. "Maaf, ya?"
Christy menggeleng kuat. "Bukan salah kamu!"
"Kak, denger ya, kita gabisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta. Kamu bisa jatuh cinta dengan siapapun tanpa kamu ketahui sebelum-nya. Kita ngga punya kehendak atas hati kita sendiri, Tuhan punya kendali. Jadi, kamu jangan merasa salah atas perasaan yang kamu punya. Kalau kita bisa memilih untuk jatuh dengan apa yang kita mau, sudah pasti kita akan bahagia, tapi sayang nya bahagia ngga semudah itu, kak."
"Makasih, makasih banget kamu udah mau jujur tentang perasaan kamu. Aku pikir selama ini perhatian kamu itu karena kamu seorang kakak, dan kamu udah nganggep aku adik kamu sendiri. Ternyata lebih dari itu, ya?"
Chika pun menundukkan kepala-nya.
"Hey, look at me."
Chika pun menatap mata Christy.
"Aku ngga marah, ngapain juga aku marah ke orang yang ngga salah apa-apa?"
"Aku punya perasaan lebih ke kamu Christy, dan itu salah!"
"iya, ka. i know!"
Chika sudah tidak bisa menahan air mata-nya lagi, Christy pun langsung memeluk Chika.
"Lupain perasaan itu, ya?" Ujar Christy dengan suara yang lembut sembari mengelus punggung Chika.
Tangis Chika semakin pecah, ia mengeratkan pelukan-nya. Hati Christy sakit melihat Chika seperti ini.
Ia terus mengelus punggung Chika, sampai akhir-nya tangisan Chika pun berhenti. Chika melepaskan pelukan-nya, lalu ia menatap mata Christy.
"kenapa ya dari sekian banyak ketidak mungkinan di dunia ini, kita salah satu-nya?" Ujar Chika
Christy pun tersenyum, sembari merapihkan anak rambut Chika yang menghalangi wajah cantik-nya.
"Takdir kita sebatas kakak adik, kak"
Chika pun tersenyum miris. "In another life, aku pengen kita bertemu dalam gender yang berbeda."
"Iya, in another life." balas Christy sembari tersenyum.
Chika kembali memeluk Christy, Christy pun membalas pelukan-nya. "Jangan berubah karena aku udah jujur ke kamu, ya" Ujar Chika
"Loh? ngga dong, Christy bakalan tetep jadi adik nya ka Chika." Ujar Christy, Chika pun tersenyum tanpa sepengetahuan Christy.
Chika melepaskan pelukan-nya. "Anggep aku seperti adik kandung kamu sendiri ya, kak?" lanjut-nya, Chika pun mengangguk semangat.
"Pulang ke Jakarta, yuk?" Ujar Chika
"Selesain semua nya, dan belajar buat maaf-in Zean, ya?"
Christy pun menunduk dan menggeleng lemah, "Ngga bisa, kak,"
"Coba dulu, yaa?" Ujar Chika dengan nada lembut-nya.
Christy pun menghela nafas.
"Oke, kita balik ke Jakarta hari ini"
Chika tersenyum, lalu langsung mengelus rambut Christy.
"Tapi kita main dulu di pantai," Ujar Christy
Chika mengangguk. "Iyaaa, ayo,"
- Semoga kita bisa bertemu di kehidupan selanjutnya, dengan gender yang berbeda.
DOUBLE UP NIH, JANGAN LUPA VOTE!
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR
Short Story"kenapa ya dari sekian banyak ketidak mungkinan di dunia ini, kita salah satu-nya?" _____________________________________ "Takdir kita sebatas kakak adik, kak."