Chika dan Christy sudah di perjalanan menuju Jakarta di antar oleh supir pribadi milik Jergan. Sedari tadi Christy hanya diam menatap ke arah luar kaca mobil.
Chika sesekali menoleh ke arah Christy, ia memegang tangan Christy, Christy pun menoleh ke arah Chika.
"Kak.."
"Kamu lagi mikirin apa, hmm?" Tanya chika dengan suara yang lembut
Christy pun menggeleng lemah.
Helaan nafas lolos dari mulut Chika, lalu ia memeluk Christy. Chika mengusap pelan punggung Christy. "Kamu tidur aja, yaa."
Christy pun mengangguk, ia perlahan menutup mata-nya. Tak lama kemudian ia terlelap, sentuhan sentuhan Chika membuat-nya nyaman.
Setelah beberapa jam di perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di rumah. Chika pun membangun-kan Christy.
"Ayo bangun," Ujar Chika sembari mengusap pipi Christy
Christy hanya bergumam tak jelas.
"Hey, ayo bangun udah sampe,"
Christy perlahan membuka mata-nya, lalu ia melihat ke sekeliling nya. Ntah kenapa, jantung Christy tiba-tiba berdebar tak karuan.
Lalu ia menatap Chika. "Kak..."
"Ada aku, tenang ya," Chika berusaha menenangkan Christy. Christy pun mengangguk singkat.
Mereka berdua turun dari mobil. Tak lama kemudian pintu rumah terbuka, menampilkan Gracio disana.
Gracio langsung memeluk tubuh Christy. Lalu melepaskan pelukan-nya, dan menatap Christy. "Adek, adek gapapa kan?"
Christy hanya membalas dengan senyuman.
"Bunda mana pah?" Sahut Chika
"Oh iya! papah lupa ngabarin, bunda dari kemarin ga enak badan, dia susah banget disuruh makan-nya." Ujar Gracio
Christy yang mendengar hal itu pun menghela nafas kasar. "Sekarang dimana, pah?"
"Dikamar sama zean,"
Christy terdiam.
"Ayo masuk, masa mau di luar terus," Ujar Gracio.
Christy langsung menatap Chika, Chika yang mengerti pun mengelus pundak Christy.
"Ayo," Ajak chika pada Christy. Christy pun menghela nafas kasar, lalu ia mengangguk singkat.
Ketika sampai di ruang tamu, terlihat Zean yang sedang menuruni anak tangga, sembari membawa mangkuk bubur.
"Zean," Panggil Gracio, Zean pun menoleh.
Zean menatap ke arah Christy yang berada di belakang Gracio, lalu Christy langsung mengalihkan tatapan-nya.
"Bunda udah mau makan, ze?" Ujar Gracio
"Dikit, pah," Jawab-nya, Gracio pun menghela nafas.
Christy tidak suka suasana seperti ini, dia pun berjalan ke arah kamar-nya yang berada di atas, tentu melewati Zean, namun ia seolah-olah tidak melihat keberadaan Zean.
"Christy" panggil Zean
Christy tak menghiraukan Zean, "Christy, tunggu!" Zean sedikit meninggi-kan suara-nya.
Christy pun berhenti dan menatap Zean dengan malas.
Zean menyodorkan mangkuk bubur, "Temuin bunda, siapa tau kalo sama kamu dia mau makan," Ujar Zean
Karena Christy malas berlama-lama berhadapan dengan Zean, ia langsung mengambil mangkuk yang berada di tangan Zean. Lalu pergi ke kamar bunda-nya.
•••
Christy menghela nafas, lalu dengan hati-hati ia membuka pintu kamar bunda-nya.
Christy pun berjalan mendekat ke kasur, terlihat Shani sedang tertidur dan belum menyadari keberadaan Christy.
Christy mengangkat tangan nya untuk mengelus tangan Shani. "bunda..." lirih Christy
"Bunda, ini Christy,"
Dengan perlahan Shani membuka mata-nya, ia menatap Christy dengan tatapan sayu. "Adek,"
Lalu Shani langsung memeluk Christy. "Maaf, maaf-in bunda," Lirih Shani
Christy pun mengelus punggung Shani, "Iya bunda," Balas-nya
"Maaf bunda udah keterlaluan sama kamu,"
"Iya bunda, gapapa. Christy juga minta maaf karena udah bentak-bentak bunda," Balas Christy
Shani pun melepaskan pelukan-nya, dan menatap Christy. "Kamu baik-baik aja, kan?"
Christy mengangguk sembari tersenyum.
"Syukurlah, jangan tinggalin bunda lagi," Lirih Shani
"Ngga ada yang ninggalin bunda, Christy selalu disini buat bunda," Ujar Christy
Shani pun membawa Christy ke dalam pelukan nya lagi, Christy mendengar suara isakan dari Shani.
Christy melepaskan pelukan-nya, dan menatap Shani. "Hey, bunda kok nangis?"
"Bunda bener-bener ngerasa bersalah sama kamu, bunda takut kamu ninggalin bunda"
"Ngga bundaa, Christy ngga akan ninggalin bunda,"
"Janji, yaa?"
Christy mengangguk semangat, "Janji,"
"Tapi bunda makan dulu, yaa? kata papah, bunda susah banget disuruh makan-nya," Lanjut-nya
"Ga nafsu makan,"
"Ih yaudah aku pergi lagi nih," Ancam Christy
"iyaa-iyaa, nggaa,"
Christy pun tersenyum, lalu langsung menyuapi bunda-nya dengan hati-hati.
Sedari tadi ada yang melihat interaksi mereka di balik pintu. Zean, ia tersenyum tipis melihat interaksi kedua-nya.
Namun tiba-tiba ada yang menepuk pundak Zean, Zean pun terkejut lalu langsung melihat ke belakang.
"Ngapain lo? kaya mau maling," Ujar Chika
Zean pun berdecak kesal, "Ngagetin aja lo," Kesal-nya.
Zean, dan Chika sudah baikan. Untung saja Chika memaafkan Zean, walaupun Chika masih tak habis pikir dengan Zean, sudah tau sodara, tapi mengapa Zean masih mendekati Chika, walaupun sekarang sudah tidak mendekati-nya lagi.
"Ya lagian, kalo mau masuk mah masuk aja kali," Ujar Chika
Zean pun menggeleng, "Ngga ah,"
"Kapan mau ngobrol sama Christy?" Ujar Chika yang mengalihkan pembicaraan.
"Lo ga liat? dia selalu ngehindarin gue," Balas-nya.
Chika pun terkekeh kecil, "Usaha dong," Ujar-nya sembari menepuk pundak Zean, lalu ia meninggalkan Zean dan turun ke bawah untuk mengambil makanan.
Zean mengacak-acak rambut nya frustasi, lalu ia pergi dari situ.
JANGAN LUPA VOTE.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR
Short Story"kenapa ya dari sekian banyak ketidak mungkinan di dunia ini, kita salah satu-nya?" _____________________________________ "Takdir kita sebatas kakak adik, kak."