┈ ─ ┈ ᪄ ۫ ˖ ⊹ ˖ ۫ ᪃ ┈ ─ ┈
Hampa, itulah yang Boboiboy rasakan ketika memasuki rumah Fang yang kini pemiliknya telah tiada.
Hawa dingin menyelimuti Boboiboy seolah berkata tak akan ada lagi kehangatan di tempat ini, bahkan saat lampu di nyalakan, cahaya tak dapat menutupi gelapnya suasana.
Boboiboy menutup pintu di belakangnya dengan pelan, ia melihat ke seluruh isi rumah dari ujung hingga ke ujung lainnya. Terasa asing, seolah ia baru pertama kali menginjakkan kaki kedalam tempat ini.
Tatapan mata Boboiboy kosong, yang ada di pikirannya sekarang hanyalah Fang. Seluruh benda di rumah ini, mengingatkan dirinya akan pemilik rumah ini yang telah pergi, membuat pipinya yang sudah mengering kembali dibasahi air mata.
Semuanya adil, apa yang Fang dan dirinya terima ialah keadilan untuk dua orang yang sudah lama pergi.
Namun tetap saja, fakta bahwa yang Fang lakukan adalah keharusan membuat Boboiboy tak bisa melakukan apapun, ia tak dapat menolak namun juga tak bisa menerima kenyataannya.
Benar, Boboiboy seharusnya senang, karena yang terjadi sekarang ialah hal yang sudah sangat ia tunggu-tunggu sejak lama.
Kenapa ia harus sesedih ini? Kenapa pula ia harus merasa bersalah? Semuanya salah obsesi Fang terhadap dirinya yang berlebihan.
Kira-kira, apa Fang akan tetap ada di rumah ini, duduk di sofa bersamanya, menonton televisi bersama, memasak bahkan saling memeluk di atas tempat tidur, jika Boboiboy tak mengatakan kata-kata kejamnya kemarin?
Menyesal, tentu saja, penyesalan Boboiboy yang terlambat itu membuatnya marah akan dirinya sendiri, ia merasa bodoh karena mengatakan hal-hal yang tak seharusnya dikatakan.
Isi pikiran dan perasaan Boboiboy campur aduk sekarang, ia melempar vas bunga yang ada di atas meja dekat pintu masuk ke sembarang arah.
Matanya memerah kembali, tangisannya semakin menjadi meskipun ia sudah terus menerus menangis sejak eksekusi Fang di lakukan.
Boboiboy melempar barang-barang yang di lihatnya, apapun itu, membuat ruangan yang sebelumnya terlihat rapih kini berantakan.
Matanya tertuju kearah jendela, ia melihat mobil Kakaknya, Lucy, terparkir di depan rumah. Ah, ia lupa tujuannya kemari bukanlah untuk pulang atau memporak porandakan rumah ini, namun untuk pergi dari sini.
Ia seharusnya sedang mengemasi pakaiannya sekarang, tetapi mengeluarkan pakaiannya saja berat rasanya, sebab ia melihat pakaian Fang berada di satu lemari yang sama dengannya.
Boboiboy mengambil kaos putih yang terakhir Fang pakai, ia menghirup wangi yang ada pada pakaian tersebut. Wangi Fang.
Seharusnya ia memeluk Fang sekarang, bukan pakaiannya. Seharusnya ia juga menangis di bahu Fang, meluapkan semua yang ada di lubuk hatinya.
Boboiboy melirik kearah foto yang di pajang di atas meja nakas sebelah tempat tidurnya dengan Fang, foto keduanya yang sedang tersenyum ria, tak menampakkan adanya masalah di wajah mereka.
Boboiboy mengambil foto tersebut, tak mungkin ia meninggalkan foto cantik ini di rumah yang tak berpenghuni lagi, ia memasukkannya kedalam koper berisi pakaian-pakaiannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/284673406-288-k452131.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed | FangBoy ✔️
RandomBoboiboy berencana melakukan sesuatu pada sahabatnya yaitu Fang karena sebuah masa lalu yang dialami keduanya. Rencana yang sudah berjalan bertahun-tahun dan sudah berhasil kini hancur berantakkan karena adanya orang-orang yang berhubungan dengan B...