Nai melipat mukena setelah dia melaksanakam sholat subuh. Hari ini dia akan sangat sibuk, karena kemarin bersama Rina dia sudah belanja beberapa perabot untuk mengisi kontrakannya. Memang tidak komplit, tapi Nai bersukur dia bisa membeli satu pembuat nasi, single kompor gas, beberapa piring dan gelas juga lainnya.
Ia begitu bersyukur karena berkat uang pemberian Hera, dia bisa membeli kebutuhan rumah tangga. Bahkan Nai bisa membeli kulkas ukuran kecil.
Nai mulai mengeluarkan perabot dari kardusnya, dia bahkan sudah akan memulai membuat makanan. Menu kali ini sangat simple, Nai membuat sup ayam dengan gorengan tempe juga tahu.
Sistem penjualan Nai ini bukan seperti pada umunya, dia tidak memerlukan tempat untuk menjual. Nai hanya perlu masak lebih banyak, lalu ditawarkan pada seluruh penghuni kontrakan lewat pesan Instant, Nai akan mempoto makananya dan menunggu seseorang memesan makananya, jika ada yang pesan, mereka bisa langsung mengambilnya di kontrakan Nai.
Jikapun makananya tidak habis, Nai bisa menyimpannya di kulkas untuk nanti makan sore. Wanita itu belum bisa menyewa tempat berjualan karena uangnya tidak akan cukup.
Kegiatan memasak sudah Nai mulai setelah selesai sholat subuh, menu pertama yang akan dia masak adalah sop ayam. Wanita dengan kerudung hitam itu begitu telaten saat membersihkan ayam, dari mulai mencabut bulu halus yang tertinggal, sampai membilas ayam mentah berkali-kali di air mengalir.
Sementara Nai mencuci ayam, dia sudah terlebih dahulu memanaskan air untuk merebus ayam, sop ayam versi Nai adalah harus merebus ayam terlebih dahulu untuk menghilangkan darah dan lendir, jadi nanti supnya tidak akan anyir.
Ayam dalam wadah sudah bersih, air juga sudah mendidih. Nai menambahkan garam dan penyedap rasa setelah dia memasukan ayam. Merebusnya pun tidak terlalu lama, asal darah sudah berpisah dari ayam, bisa langsung diangkat.
Ayam sudah diangkat dan ditiriskan, Nai beralih untuk mengulek bumbu untuk sop ayam. Wanita itu tidak menggunakan banyak bumbu, hanya bawang putih, merica dan pala saja, Nai ulek tiga jenis bumbu itu sampai halus.
Selesai mengulek bumbu, Nai menumis bumbu sampai harum, lalu mengangkatnya, Nai juga menggoreng bawang merah iris untuk tambahan supaya supnya tambah enak. Bumbu penyedap alami sudah siap, Nai kembali merebus air, memasukan ayam, ketang dan wortel untuk direbus bersama.
Beberapa menit kemudan, wortel dan kentang sudah mulai lunak, Nai menambahkan garam, gula dan penyedap rasa, tidak lupa potongan bawang daun dan segenggam cabe rawit hijau, wangi sup ayam menyeruak ke di dalam kamar, bahkan bisa tercium ke luar. Beberapa orang yang sudah bangun merasa aneh, karena harum masakan yang tidak biasanya.
Memang semua penghuni kontrakan jarang ada yang masak, karena kesibukan mereka dalam bekerja. Tentu jadi sesuatu yang aneh dan langka saat mencium aroma masakan.
Sentuhan terakhir, Nai menambahkan bumbu yang sudah ditumis tadi dan alhamdulillah masakan Nai sudah jadi. Dia mengambil ponsel milik Rina, kemudian mempoto masakannya untuk segera dikirim ke grup pesan singkat.
Rina temanya itu sangat baik sekali, meminjamkan ponsel pintar untuk Nai pakai berjualan. Rina tidak perlu khawatir karena dia mempunyai beberapa ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengasuh Anak Mantan
RomantizmBagaimana perasaan kamu saat harus terpaksa menjadi pengasuh anak mantan? Rasanya nano-nano, apalagi mantan yang satu ini adalah mantan terindah, yang sekaligus mantan paling membuatmu sakit hati dulu saat berpacaran. penasaran, cus... baca!