46. Punishment

198 22 0
                                    

Setelah mengetahui semua kebenaran, jika ternyata dalang di balik celakanya Rere dan bayinya adalah Raisa, tanpa berpikir panjang Ares langsung pergi begitu saja menemui Raisa yang sudah diamankan oleh pihak yang berwajib. Tidak ada yang melarang dan menahan. Baik Tio, Tiana, Steven, dan Serena memilih untuk membiarkan Ares menyelesaikan semuanya.

Apalagi fakta jika bayi mereka tidak selamat membuat Ares benar-benar terpukul. Ia marah pada dirinya dan tentu juga pada Raisa yang menjadi dalang di balik hilangnya nyawa bayinya dengan Rere. Bagaimana bisa, wanita itu begitu tega mencelakai Rere dan bayi mereka yang tidak bersalah dalam hal ini. Jika memang Raisa marah padanya, dia bisa saja membunuh dirinya.

Sekarang, Ares sudah berhadapan dengan Raisa yang menatapnya penuh kebencian. “Bagaimana dengan istri dan bayimu. Siapa yang selamat? Apakah keduanya mati?” tanyanya tanpa rasa bersalah dan itu semakin membuat Ares marah.

“Aku benar-benar tidak menyangka kamu senekat ini, Sa.” Ares menatap Raisa tajam.

“Kamu bahkan lebih tau aku sejak dulu. Jadi, kenapa berani-beraninya kamu bermain denganku, Res?” Kali ini, Raisa merendahkan suaranya. Terdengar kecewa. “Dulu sekali, saat kamu akan menikah dengan Rere, aku bahkan siap untuk merelakan dan melepaskanmu meskipun sulit. Tapi kamu menahanku, kan?”

“Hingga kita tetap menjalani hubungan itu dan beberapa tahun setelahnya aku mengetahui fakta jika kamu ternyata diam-diam selalu merayakan hari ulang tahun Rere dan merayakan pernikahan kalian meskipun tanpa wanita itu.” Lanjut Raisa dengan suara mulai bergetar. “Aku benar-benar hancur saat itu. Aku tidak buta dan bodoh karena menyadari jika kamu sudah mencintai Rere, meskipun kamu bersikap sebaliknya. Seolah tidak memiliki rasa pada wanita itu. Tapi aku tau.”

“Di saat aku ingin pergi, kamu menahanku. Setelah aku sudah ada di sisimu, kamu malah mengkhianatiku. Katakan siapa yang bersalah di sini. Aku atau dirimu, Res?”

Ares diam. Ia merasa tidak menduga jika Raisa mengetahui semuanya. Tentang selalu merayakan pernikahannya dengan Rere dan ulang tahun istrinya itu, meskipun tanpanya.

“Tapi sakit hatimu itu membuat orang tidak bersalah dalam hal ini menanggung semuanya, Sa. Egois!”

“Ya. Aku memang egois, begitu juga denganmu yang tetap menahan dua wanita sekaligus tanpa berniat melepaskan salah satunya, kan?”

Skakmat. Lagi, Ares dibuat terdiam oleh Raisa. “Awalnya memang aku tidak ingin melukai Rere, tapi melihat tingkahmu yang lama-lama memuakkan itu membuatku harus melakukannya.”

“Karena menurutku, itu hukuman yang sangat pantas kamu dapatkan. Memang harus ada korban agar membuat seseorang itu tersadar termasuk dirimu,” ujar Raisa kembali melanjutkan. “Entah di kasusmu, aku atau Rere. Dan ternyata Rere yang harus berkorban.”

“Aku benar-benar membencimu, Sa.”

Raisa mengangguk. “Sudah sepantasnya dan itu resiko. Lagipula aku sudah membencimu jauh sebelum dirimu membenciku.”

“Akan kupastikan kamu mendapatkan hukuman yang setimpal pula. Mendekamlah di penjara selama mungkin.”

“Tentu. Aku menantikan dan akan menikmatinya.”

🌸

Rere sudah dipindahkan di ruang inap. Wanita itu masih belum sadar sejak kemarin. Ares juga senantiasa selalu menunggu di sampingnya. Terus berdoa agar Rere segera membuka mata. “Bangunlah, Re. Maafkan semua kesalahanku dan mari kita mulai yang baru.” Memberikan kecupan-kecupan hangat pada tangan Rere, sesekali Ares memberi usapan lembut.

Ares juga tidak bisa membayangkan, jika Rere sadar lalu menyadari fakta bahwa anak mereka telah tiada. Ares pastikan, Rere akan sangat membencinya. Tapi, itu memang sudah sepantasnya ia dapatkan, kan? Jika memang itu terjadi, maka Ares akan berusaha untuk memperbaiki semua dan mengambil hati Rere kembali.

Beautiful Heart (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang