menginap di kediaman duke Rusita

276 32 0
                                    

Selamat membaca 😁

"Ini bukan masalah rasa takut,tapi ini masalah tentang tekad seseorang yang harus berani mengambil resiko dari perbuatannya."

"Kristal ini melemah,aku takut jika para monster akan datang apalagi penduduk kota ini sangat banyak."ucap haru pada denken.

"Aku juga berpikir yang sama dengan guru,tapi apakah tidak ada cara lain?"tanya denken membuat haru berpikir sejenak.

"Ada,tapi jika kristal ini tidak dapat menampung kekuatan besar ku....maka kristal ini akan hancur."jawab haru membuat denken merasa sedikit putus asa.
Alice menatap ke langit dan melihat aliran cahaya putih berbentuk lingkaran.

"Kenapa kau tidak membuat perisai sementara,haru?"tanya Alice membuat haru tersenyum miring lalu menganggukkan kepalanya.

"Aku suka dengan saranmu,Alice. Terimakasih."ucap haru membuat Alice tersenyum malu-malu.

"Tidak masalah,sesama teman harus saling membantu."balas Alice membuat haru terkekeh kecil.

Haru menghentakkan tongkat sihirnya ke tanah dan muncullah pola sihir. Di langit juga muncul pola sihir yang begitu besar membuat semua penduduk kota bertanya-tanya siapa yang membuat pola sihir sebesar itu.

"Protector of the sky"pola sihir itu bercahaya dan mengeluarkan aliran berwarna emas keputihan yang terlihat tipis,tapi protector of the sky memiliki sihir pertahanan yang kuat.

"Guru,apa itu tidak berlebihan untuk wilayah ku?"tanya denken yang merasa bahwa pelindung sekuat itu seharusnya tidak gurunya gunakan. Sebab itu akan mendatangkan anggota kerajaan parxey dan hal itu membuatnya merasa takut.

"Kau takut jika mereka datang kemari? Apa yang kau takutkan,denken? Apa kau lupa kalau aku adalah penyihir kuat?"tanya haru dingin sembari menatap denken tajam. Hal itu membuat denken berkeringat dingin di punggungnya ia lupa jika gurunya adalah penyihir yang kuat.

Dulu saat denken berumur 19 tahun dan itu masih berguru pada haru. Ia melihat gurunya begitu mudah membunuh 500 monster dan iblis di desa perbatasan. Gurunya bahkan tidak kehabisan daya sihir setelah membunuh begitu banyak monster dan iblis. Di saat itu denken di suruh oleh haru untuk diam sambil mengamati haru bertarung melawan monster dan iblis.

"Aku tidak lupa."jawab denken tegas membuat haru memunculkan senyuman miring khasnya.

"Lalu kenapa kau takut saat aku memasang pelindung langit?"tanya haru membuat mereka kaget bukan main.

Pelindung langit adalah pelindung terkuat setelah pelindung ilahi. Pelindung langit memiliki kekuatan daya tahan yang sangat kuat bahkan jika ingin menghancurkan pelindung langit membutuhkan setidaknya 100 penyihir kelas 1.

"Aku tidak takut."jawab tegas denken membuat haru mengelus rambut denken lembut. Tingg haru itu 180 cm,makanya bisa mengelus rambut denken yang tingginya 186 cm.

"Begitulah murid ku yang ku kenal sepanjang hidupku."ucap haru membuat denken tersenyum malu,namun ia menikmati elusan dari gurunya.

"Kau tidak perlu takut pada apapun kecuali sang pencipta,denken."ucap haru dengan nada lembut membuat denken menganggukkan kepalanya paham.

"Apa kalian akan mencari penginapan?"tanya denken pada teman gurunya.

"Benar. Aku dan teman-teman akan mencari penginapan untuk beristirahat beberapa hari setelah itu kita akan pergi ke kerajaan parxey."jawab Kevin mewakili Eza,Alice,andras dan haru tentunya.

"Kalian boleh beristirahat di kediaman ku untuk beberapa hari dan aku sedikit membutuhkan bantuan dari guruku."ucap denken dengan menatap haru sebentar lalu menatap mereka hangat.

Kevin menoleh pada haru untuk meminta pendapat. Haru pun menganggukkan kepala bahwa ia setuju untuk menginap.

"Baiklah."balas Kevin membuat denken tersenyum senang lalu menyuruh mereka mengikuti nya ke kediaman nya.

"Haru,apa tidak masalah jika kita menginap di kediaman duke Rusita?"tanya Alice yang berjalan disamping haru.

"Hmm...aku pikir tidak masalah jika dia tidak masalah,tapi...aku rasa putrinya memiliki masalah padaku."balas haru dengan menatap balik Violetta yang menatapnya sinis.

"Aku pikir juga begitu."sahut Eza yang berjalan di depan haru dan Eza.

Beberapa kemudian mereka telah sampai di rumah duke Rusita yang terlihat megah. Di depan gerbang masuk kediaman duke Rusita terdapat seorang wanita cantik dengan rambut merah muda bermata biru langit tengah menunggu kedatangan mereka.

"Selamat datang di kediaman duke Rusita."ucap duchess yang menyambut mereka hangat. Haru tersenyum dengan menatap punggung denken. Merasa di tatapan denken menoleh kebelakang dan melihat gurunya menatapnya tajam.

"Mari masuk."ucap denken dengan berjalan duluan di ikuti oleh mereka. Saat melewati duchess Rusita,haru bisa melihat tatapan palsu yang di lontarkan untuk dirinya.

"Anak sama ibunya sama saja menjengkelkan."gumam haru yang terdengar oleh Alice di samping.

"Kau harus lebih bersabar untuk menjaga perasaan muridmu."

"Dan aku juga tidak peduli tentang perasaan muridku. Sebab dia adalah orang yang mudah marah dan jika dia marah tinggal aku serang saja."balas haru cepat membuat Eza dan Alice menggelengkan kepala.

Saat masuk ke dalam kediaman duke Rusita haru memutuskan untuk langsung ke kamar yang sudah di siapkan oleh duke Rusita untuknya begitu juga yang lainnya. Di dalam kamar haru duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya tiba-tiba disamping muncul andras yang haru sedikit terkejut.

"Apa yang membuatmu datang kemari? Aku pikir kau langsung tidur atau pergi mencari makan."tanya haru pada andras yang tersenyum sendiri dengan menatapnya lembut.

"Hanya berkunjung,kenapa tidak boleh?"tanya balik andras membuat haru menggelengkan kepala lalu berdiri dari duduknya.

"Tidak juga."ucap haru dengan menoleh ke samping dan menatap andras tajam. Andras terkekeh kecil dengan menatap haru lembut namun tajam.

"Apa kau tidak memiliki kegiatan?"tanya andras pada haru yang duduk di pembatas balkon kamarnya.

"Tidak,apa kau akan mengajakku untuk pergi?"tanya balik haru dengan tepat sasaran. Andras memang berniat mengajak haru untuk pergi ke suatu tempat dan itu berhasil di tebak oleh haru dengan begitu mudah.

"Memang."ucap andras dengan tersenyum lugu membuat haru tertawa kecil lalu menoleh ke bawah dan melihat Kevin yang menatap mereka berdua tajam.

"Dia terlihat marah ya."ucap haru dengan menatap Kevin tajam. Andras menoleh ke arah yang di tatap haru dan melihat Kevin yang menatapnya tajam. Andras menyeringai tipis tanpa di sadari haru dan hanya Kevin yang menyadari itu.

"Kau.....

To be continued....

This is the path I chose (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang