takdir

749 57 9
                                    

Selamat membaca 😁

"Kita tidak tau pasti takdir kita seperti apa. Kita diajarkan untuk tetap hidup dalam belenggu takdir yang sedang berputar dalam kehidupan. Kita harus berjalan maju dan jangan menatap kebelakang,sebab hal itu akan mengingatkan kita pada sesuatu yang tidak kita sukai."

"Dia adalah teman ku yang sudah lama aku cari selama ini. Dia bernama Zen fitness, panggil saja Zen."jawab haru pada Eza sembari memperkenalkannya. Mereka bertiga pun menganggukkan kepalanya paham. Zen yang melihat haru mendapat teman sekaligus kekasih yang telah di takdirkan untuknya tersenyum senang dan sudah waktu baginya untuk pergi.

"Haru!"

"Iya,ada apa?"

"Sudah saatnya aku pergi."ucap Zen membuat haru terkejut dengan ucapan Zen. Padahal mereka berdua baru saja bertemu setelah sekian lama berpisah.

"Kenapa?"

"Karena kau telah memiliki seseorang yang lebih pantas melindungi mu dari segala bahaya yang akan datang dan aku akan menjadi beban bagi mu kalau aku terlalu lama bersamamu. Terlebih lagi aku memiliki tugas dari kakak pertamamu yang belum aku selesaikan. Aku pamit,haru. Semoga kau selalu di sertai kebahagiaan dalam hidup."jawab Zen dengan berjalan mendekat ke haru lalu memeluknya erat. Haru membalas pelukan Zen tak kalah erat.

"Aku pergi,haru."ucap Zen dengan melepaskan pelukannya lalu berjalan pergi dengan melambaikan tangannya pada haru.

"Kita akan bertemu lagi,Zen."ucap haru pada Zen yang tersenyum tanpa menoleh pada haru dan tetap berjalan maju. Haru menatap kepergian Zen dengan tatapan sedih,namun itu hanya bertahan sesaat.

"Ayo kita kembali ke penginapan."ucap Kevin dengan berjalan duluan sembari menggendong Alice di susul oleh andras dan Eza. Andras pun berhenti melangkah saat ia merasakan haru tidak mengikuti mereka.

"Kau dan dia akan bertemu di lain waktu."ucap andras dengan berjalan ke haru lalu menggenggam tangan haru.

"..."

Haru hanya diam sambil menatap arah kepergian Zen. Andras menghela napas panjang lalu berjalan dengan menggandeng tangan haru. Haru menoleh saat tangannya di digandeng oleh andras ia merasakan rasa nyaman dan hangat saat andras menggandeng tangannya.

"Di setiap kehidupan selalu ada perpisahan dan kita harus merelakan sesuatu yang pergi. Kita harus selalu merelakan yang pergi dan menghormati yang datang. Takdir itu misterius tidak ada yang mengetahui dengan jelas takdir seseorang manapun kita sendiri. Kita di haruskan untuk mengikuti jalur yang telah ditentukan dalam takdir kita. Jadi janganlah kau terlalu sedih dengan perpisahan seperti itu. Kau dan dia akan bertemu,tapi tidak untuk sekarang."jelas andras lembut tanpa menoleh pada haru.

Haru menatap tangannya yang di gandeng oleh andras lalu menoleh ke depan. Memang takdir itu sangat misterius dan tidak dapat diketahui oleh siapapun,namun yang pasti takdir akan membawa kita menuju masa depan yang lebih cerah.

"Aku akan menanti hal itu."gumam haru yang bisa didengar oleh andras yang tersenyum miring saat mendengar haru bergumam.

"Kita harus kuat dalam menjalani kehidupan ini,tidak ada kata menyerah."lanjut haru.

Keesokan harinya haru bersama Alice pergi ke gedung pelatihan penyihir untuk mendapatkan hak istimewa mereka. Mereka di kumpulan di ruangan yang luas penuh dengan buku-buku sihir dari era mystical sampai sekarang. Penyihir yang lolos menjadi penyihir kelas satu pun memiliki buku sihir yang mereka inginkan begitu juga dengan haru dan Alice. Setelah mendapat hal istimewa mereka memutuskan untuk pergi melanjutkan petualangan mereka atau kembali ke kampung halaman.

This is the path I chose (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang