Salju sudah turun dari awal bulan desember menghiasi bumi dengan warna putih bersih. Tawa dan canda menjadi musik terindah keluarga kecil yang sedang berkumpul diruang tengah merayakan bulan christmas.
Sebaik mungkin merias istana nya dengan senantiasa diselingi candaan lucu. Harum tteokguk dan jjolmyeon menyelimuti mereka yang sedang asik merias istana kecil-nya
Dan itu adalah banyangan renjun yang sekarang sedang memasang wajah masam nya. Bagaimana tidak, yang seharusnya ia bergelung manja dengan kasurnya tiba-tiba saja pagi buta sekali sang pemilik perusahaan tempat ia bekerja memintanya untuk datang keperusahaan untuk menyiapkan beberapa dokumen penting untuk diserahkan kepada client.
Sepanjang jalan pulang renjun tak bosannya mengumpati sang atasan yang dengan tega mengusik tidur tenangnya.
"Daripada kau mengumpat tidak jelas lebih baik kita mampir ke supermarket sebentar, aku lapar hehe."
Menghela napas, renjun mengikuti kemana arah langkah teman satu perusahaannya itu. Hawa hangat langsung menyentuh kulitnya saat ia memasuki supermarket. Melebarkan arah pandangannya nya hingga terfokus pada satu cup ramyeon.
Sesaat setelah renjun membayar ia melihat haechan yang melambaikan tangannya dengan kedua pipi yang penuh dengan roti susu. Satu tangan nya menepuk tempat disebelahnya mengisyaratkan agar ia duduk di situ.
Baru saja renjun mendaratkan bokongnya. Haechan dengan cepat berbicara yang langsung membuat mood makan renjun turun seketika.
"Kau tau renjun-ie penulis novel northern kingdom mengatakan pernah ke kerajaan utara yang dia tulis itu." Dengan semangat yang mengebu haechan membicarakan penulis novel fantasi yang sedang hangat dibicarakan.
Ia terus menceritakan bagaimana penulis tersebut menginjakan kakinya di kerajaan utara yang dimana saat itu ia tidak sengaja membuka sebuah pintu tua yang berada di gang kecil. Dengan wajah serius ia membicarakan rencana agar ia bisa masuk dalam dunia itu. Jangan lupakan kedua pipinya yang penuh dengan roti susu.
Renjun hanya merotasikan mata sebagai reaksinya dan langsung menyantap makananya. Ia sudah lelah mendengar hal konyol tentang dunia isekai atau penulis gila itu dari mulut haechan. Bahkan renjun bisa menceritakan kembali tanpa membacanya.
"Berhenti berbicara dan makan lah makanan mu itu." Ujar renjun dengan cepat. Ayolah ia sudah muak dengan cerita penulis gila itu.
"Ck kau tidak seru renjun-na."
"Kau sudah mengatakan itu lebih dari seribu kali dalam semalam haechan-na."
"Tapi kali ini berbeda penulis itu memberitau cara masuk kedalam dunia lain tanpa harus tertabrak truk, berdirilah renjun-na kita harus mencari pintu rahasia itu."
Tangan renjun ditarik begitu saja sehingga ramyeon ditangannya terjatuh dengan mengenaskan. Bahkan belum setengahnya ia makan. Berjalan menjauh ditarik oleh haechan sembari menatap miris kearah cup ramyeon yang sedang asik berciuman dengan bumi.
dramatis.
Haechan terus menariknya hingga kaitan tersebut terlepas tepat di depan gang kecil depan supermarket. Gelap dan lembab itu lah yang dirasakan mereka saat masuk lebih dalam ke gang kecil.
Dengan kesal renjun mengeluarkan handphone disaku celananya. Menekan icon senter dan seketika terdengar teriakan semangat dari haechan yang terus memanggilnya untuk mendekat.
Renjun sedikit terkejut dengan penemuan haechan. Didepannya terdapat sebuah pintu tua dengan corak bunga es dan serigala di pinggir nya. Dengan semangat haechan membuka pintu tua itu dengan jantung yang berdegup kencang. Renjun pun penasaran dengan isi pintu tua didepannya. Apa benar pintu itu terhubung dengan dunia lain? Apakah dunia tersebut terdapat naga, monster, dan segala macam mahluk aneh. Seketika otak nya memikirkan hal hal aneh yang sering haechan katakan.
Senyum haechan memudar digantikan oleh tawa mengejek dari renjun saat pintu tua itu terbuka.
"Jadi selama ini kerajaan utara itu adalah sebuah lemari es?" Tawa renjun semakin kencang mendengar gumam haechan yang terdengar sangat kecewa. Renjun pun menyesali karna sudah berpikir yang aneh aneh. Ahh lucu nyaa...
"Bukankah sudah kubilang isekai itu tidak ada, kau terlalu banyak membaca novel aneh haechan-na."
"Aku sungguh kecewa." Ia kecewa sekaligus bingung mengapa pula lemari es bisa berada di gang kecil. Ia pun baru melihat lemari es dengan corak yang aneh seperti itu.
"Sudahlah kita pulang saja dari pada otak mu semakin tidak beres ahaha." tawa renjun masih terdengar. Haechan yang mendengar nya pun tersenyum tipis. Jarang sekali renjun-nya itu tertawa lepas meskipun ia harus menahan rasa kecewanya karna tidak jadi berpetualang di dunia asing.
Mereka berjalan keluar dari gang kecil sambil terus menertawakan kekonyolan haechan. Sampai haechan berhenti berjalan dengan mata terbuka lebar menatap ujung gang kecil tersebut.
"Renjun-na apakah saat kita masuk gang salju setebal itu? dan sejak kapan dinding gang ini menjadi batu batu" Renjun berhenti tertawa dan langsung memperhatikan gang kecil tersebut hingga matanya menangkap ujung gang yang ditutupi oleh salju.
Berlari keujung gang dengan tangan yang sibuk menggali salju yang menutupi jalan keluar mereka dengan panik. Ia tak menyerah meskipun jari jari nya kaku membiru beku. Haechan pun tidak tinggal diam ia membantu renjun menyingkirkan puing puing salju yang menghalangi jalan keluar. Hanya ada rasa panik dalam diri mereka saat ini.
Hingga bibir mereka tertarik keatas menampilkan senyuman cantik saat berhasil keluar dan melihat indahnya pepohonan rimbun yang mengelilingi menonton kearah mereka. Dihiasi oleh salju yang dengan senang hati menghangatkan bunga plum yang tersembul malu malu dengan rona merahnya yang menawan. Sungguh tiada arti gagal dari semua ciptaan tuhan yang sangat indah.
tunggu, pepohonan?
"Haechan-na apa kita salah jalan? kenapa supermarket nya berubah menjadi hutan?"
bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Arthesia || JaemRen
Fantasy[JaemRen] ❝Bertahan hidup di dunia yang bahkan tidak pernah kau percayai.❞ start : Min, 28 april 2024.