Ini benar benar tidak masuk akal, jadi dirinya dan haechan masuk ke dalam ramalan kuno yang akan menghancurkan benua Artesia? Sepertinya renjun harus mencari tau lebih dalam lagi tentang bagaimana dan kenapa mereka bisa berada disini. Karena sangat tidak mungkin dirinya bisa masuk kedunia lain tanpa alasan, yang dimana bahkan jiwa dan raga nya masih utuh.
Renjun ingin bertanya lebih tetapi Tyra langsung menghilang begitu saja saat mengakhiri cerita. Ia takut jika Tyra akan memberi tau kepada kekaisaran suci bahwa ia dan haechan termasuk ke dalam ramalan tersebut. Apalagi sekarang kekaisaran suci sedang mengibarkan bendera merah nya.
hufhh
Menghela napas nya dengan berat. Tyra menjelaskan dengan cepat sehingga ada bagian cerita yang terpotong dan tidak jelas, itu membuat nya sedikit kesal. Dibawah sana terlihat haechan yang sepertinya sudah selesai buang air besar dan hendak naik kembali ke dahan pohon. Saat selesai makan haechan tidak tahan lagi menahan perut nya yang seperti dihujami jarum jarum, sepertinya batu yang ia genggam tidak manjur. Akhirnya renjun turun untuk mencari daun hazart untuk menampung kotoran nya.
Haechan sudah dijelaskan bagaimana keadaan di dunia ini saat malam pertama pertemuan mereka oleh Tyra tapi sayangnya otaknya tidak mau bekerja lebih sehingga dia hanya mendengarkan nya saja dan meminta peri hutan itu menjelaskan kembali kepada renjun, Karena otakya sudah tidak kuat lagi.
Omong omong tentang peri hutan itu. Dia sudah menampakan dirinya saat diminta oleh haechan dan juga memberi tau namanya. Tyra sang peri hutan.
"Renjun-na lebih baik kita melanjukan perjalanan, karena aku tidak melihat satu pun monster disekitar sini sepertinya mereka bersembunyi karena takut dengan ku xixixii." Ucap haechan saat sudah sampai diatas dengan senyum konyolnya.
Tidak mau menjawab nya renjun langsung turun dari dahan. Menjawab perkataan haechan akan membuat dirinya semakin pusing apalagi dia terus terusan membahas Red Dragon.
"Yakkk renjunn!!!! Setidaknya beri tau aku jika kau ingin turun, aku jadi membuang buang tenaga untuk naik turun."
Renjun tersenyum kecil mendengar protesan haechan tanpa menghentikan langkah kakinya. Sampai suara kaki tergesa gesa terdengar hingga sampai disampingnya. Ia melirik haechan yang memajukan bibir nya yang terihat sedang memberi tau bahwa dirinya sedang marah.
Mereka memutuskan untuk pergi ke Northern sesuai dengan usulan Tyra, awalnya renjun sedikit ragu tapi setelah haechan memberi tau bahwa mereka sudah menjalin kontrak ia setuju setuju aja. Semoga keputusan mereka benar.
°
°
°
°
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
°
°
°
°Malam telah menjelang, membawa serta salju yang turun semakin lebat dan menumpuk tinggi di atas tanah. Di tengah hutan lebat yang seakan hidup dengan keheningan malam dua pemuda terlihat berjalan beriringan. Mereka tampak akrab dengan lingkungan sekitar seakan telah berteman lama dengan hutan itu. Perjalanan mereka panjang dan melelahkan membentang jauh hingga mencapai hutan Iceland. Sepanjang jalan mereka dengan sigap menghindari para prajurit kerajaan yang berjaga di setiap sudut, seolah olah mereka adalah buronan yang terus diburu.
Salah satu dari pemuda yang lebih pendek dari temannya tiba-tiba berhenti. Dia memajukan bibirnya, ekspresi yang terlihat sangat lucu dan menggemaskan. Kulitnya begitu putih seakan akan tercipta dari salju yang turun di sekitarnya dan pipinya memerah memberikan kontras yang manis.
"Yakkk!!! Kita sudah berjalan cukup jauh sebaiknya kita beristirahat sejenak." ucapnya sambil menggosok gosokkan tangannya yang dingin. Meskipun sudah memakai pakaian tebal tapi itu tak memberi pengaruh besar. Pemuda yang lebih tinggi menoleh, mata hijau terang miliknya bersinar dalam gelap.
"Kita tidak bisa berlama lama di sini. Para prajurit bisa menemukan jejak kita." jawabnya dengan nada serius meski ada sedikit kekhawatiran dalam suaranya.
"Kau selalu terlalu serius, jie." balas pemuda yang lebih pendek bibirnya yang masih maju membentuk senyuman kecil.
"Sekarang sudah malam mereka pasti tidak akan bergerak dalam kegelapan ini apalagi kita sedang berada di iceland. Setidaknya beri aku waktu untuk meluruskan kaki." Jisung menghela napas nya, mengalah lebih baik dari pada membuat lelaki manis-nya merajuk lagi.
"Baiklah tapi hanya sebentar chenle-aa. Kita harus terus bergerak."
Chenle tersenyum lebar dan segera mencari tempat yang terlindung dari salju untuk beristirahat. Sementara itu, jisung berdiri di dekatnya. mata awas memandang sekeliling, telinganya yang tajam waspada terhadap setiap suara yang mencurigakan. Hingga tubuh nya menegang saat kuping nya menangkap teriakan keras disusul oleh suara dentuman. Tangan nya langsung sigap memegang sebilah pedang panjang di sisi kanan kakinya.
Chenle yang asik beristirahat pun langsung berdiri dengan tergesa gesa. Apakah ada orang lain selain mereka disini? Atau prajurit kerajaan telag menemukan mereka? Terlalu terhanyut dalam lamunan tiba tiba saja didepan nya terlihat pemuda dengan surai sedikit panjang dengan mata rubah yang terihat cantik. Ia pasti akan tampak sangat terlihat menawan jika wajah dan tubuhnya tidak terdapat luka luka.
"Kumohon.....
"........Kumohon tolong teman ku."
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Arthesia || JaemRen
Fantasy[JaemRen] ❝Bertahan hidup di dunia yang bahkan tidak pernah kau percayai.❞ start : Min, 28 april 2024.