teman

284 38 0
                                    

Apakah mereka bisa tidur dengan pulas setelah berhasil selamat dari kejaran makhluk aneh?

Tentu saja tidak.

Renjun dan haechan tetap waspada memperhatikan sekitarnya. Selain takut makhluk tersebut datang lagi, mereka juga takut jika bertemu dengan makhluk lainnya. Karena sangat tidak mungkin jika tidak ada lagi bentukan aneh seperti serigala berbuntut ular. Bagaimana jika saat mereka tertidur tiba tiba datang elang berbadan singa bisa bisa saat membuka mata mereka sudah melayang di alam lain. Cuaca semakin dingin jadi tidak memungkinkan untuk memejamkan mata meskipun mereka menggunakan pakaian tebal tapi itu tetap tidak berguna. Tubuh mereka juga masih terasa sakit. Jadi lebih baik mereka berjaga dari pada mati konyol.

Renjun pun masih tidak menyangka bahwa apa yang selalu keluar dari mulut haechan menjadi sesuatu yang nyata. Awalnya ia terus menyangkal dengan pikiran bahwa ini semua hanya lah mimpi belaka, tapi dimana saat ia merasakan sakit disekujur tubuhnya dan tangannya yang penuh luka goresan karena memaksa untuk menaiki pohon. Disaat itu pula lahh renjun sadar bahwa semua ini benar adanya.

Disatu sisi ia pun memikirkan hewan jadi jadian yang tadi mengejarnya. Jika makhluk aneh seperti itu saja ada, apakah naga juga betulan hidup di dunia ini? Seekor Red Dragon yang selalu haechan cari cari. Seketika renjun langsung memutar memorinya untuk mengingat semua apa yang pernah haechan katakan kepadanya. Siapa tau itu bisa menjadi petunjuk sekaligus penolong mereka di dunia ini.

Sedangkan orang yang sedang dipikirkan renjun tengah bergerak gelisah menatap sekelilingnya. Meskipun ia tidak sepintar renjun tapi kepekaan nya terhadap sesuatu sangat lah tinggi. Disaat mereka mulai menaiki pohon ia merasa ada yang terus memperhatikannya. Saat mencoba mencari nya ia justru malah mendapatkan bisikan aneh dikupingnya.

"Aku akan melindungi mu...., jangan khawatir dan tidurlah."

Huh?

"Apa kau........naga?" Semakin dibuat penasaran, ia pun mencoba berbicara. Hening tak ada sautan. Masa iya sudah pergi, katanya mau melindunginya. Dasar pembohong. Haechan terus terusan mengumpati makhluk aneh itu dengan kesal karena merasa telah ditipu, sampai saat kupingnya mendengar tawa kencang.

"Yakkk!!!! jangan tertawa dan jawab pertanyaan ku!"

"Aku berasal dari pixie, peri tumbuhan bukan seekor naga dan aku menjaga lapisan pohon ini dari salju." Jawabnya yang diselingi dengan suara kekehan.

Sedikit malu sebenarnya karena telah menanyakan hal aneh. Disisi lain renjun yang sedang sibuk dengan pemikirannya sedikit tersentak mendengar suara teriakan haechan yang membentak. Melihat ke sekelilingnya karena takut jika ada hewan aneh yang datang karena teriakan haechan. Tapi untungnya tidak ada tanda tanda ada yang datang. Renjun pun mengalihkan perhatiannya kearah haechan yang sedang mengerutu dengan muka yang ditekuk.

"Sepertinya dia sudah gila karena terlalu memikiran naga."

°
°
°











°
°
°

Setelah semalaman berada di atas dahan, esok harinya matahari sudah tinggi di atas kepala mereka. Namun, mereka enggan turun karena masih merasa takut akan serangan bahaya lainnya di bawah sana. Meskipun matahari terlihat cerah, tetapi di dalam hutan masih saja gelap karena sinar matahari terhalang oleh dedaunan yang rimbun meskipun tidak segelap semalam karena salju sudah terlihat jelas warnanya. Renjun menghela nafas nya setelah melihat layar ponsel nya yang menampilkan jam berapa hari ini.

11.30

Sudah hampir seharian mereka di atas dan tentunya sambil menahan lapar. Untungnya di tas haechan masih ada roti susu tapi itu saja tidak cukup untuk berdua. Mereka masih takut untuk turun meskipun haechan digadang gadang akan dilindungi. Ia pun masih sama seperti semalam, berbicara sendiri. Renjun yang terus memperhatikan nya dari sebrang sedikit takut jika haechan mengalami trauma dengan kejadian kemarin. Tapi setelah haechan melempar setengah roti susu kepadanya, ia pun menghela nafas. Sepertinya dirinya yang sudah gila karena mengkhawatirkan kegilaan haechan.

Omong omong tentang ponsel, saat renjun ingin melihat jam dia sedikit terkejut karena keadaan daya ponsel nya yang full padahal saat di gang daya ponsel nya berada di angka 40%. Tapi disaat dua ingin memberi tau teman teman nya justru nomor ponsel mereka hilang begitu saja dan dia hanya bisa menggunakan camera dan serching sesuatu meskipun tidak ada jaringan sama sekali, serta ada aplikasi aneh yang bisa dibuka. Tapi renjun memilih untuk mengabaikannya terlebih dahulu.

Karena rasa lapar yang terus dirasakan semakin menyiksanya. Mereka akhirnya memutuskan untuk turun dan mencari buah yang dapat mereka makan, meskipun harus menahan rasa takut yang menghantui mereka. Untungnya keadaan hutan sudah tidak terlalu gelap jadi mereka bisa melihat dengan jelas pepohonan yang dihiasi salju. Dengan hati-hati, mereka turun dari dahan besar itu dan mulai mencari buah di sekitar hutan yang gelap itu. Mereka berusaha tetap waspada, siap melompat kembali ke dahan jika ada bahaya yang mengancam.

Mereka berdua berjalan pelan, sesekali meraba raba di antara pepohonan yang rimbun. Setelah beberapa saat mencari mereka akhirnya menemukan beberapa buah yang bisa mereka makan. Itu pun haechan yang memberi tau bahwa buah itu dapat dimakan, katanya diberi tau oleh temannya. Sedikit merinding mendengar cerita haechan tentang teman bicara nya.

"Ambilah buah bulat bewarna ungu dengan corak putih melingkar."

"Ambil juga tangkai nya, itu bisa digunakan untuk penawar racun."

"Yakk!! sudah ku bilang jangan buang air sembarangan, penjaga hutan akan marah jika dia tau."

"Gunakan daun harzerrt untuk untuk menampungnya, lalu kubur dibawah pohon."

"Aiss contoh lah teman mu itu."

Oh ayolahh dia hanya ingin buang air kecil kenapa ribet sekali. Apa pula daun hajar hajar itu, gimana dia ingin mencarinya jika bentukannya saja dia tidak tau. Pada akhirnya haechan menyerah dan memutuskan menggenggam batu untuk menahannya. Dia malas bertanya karena pasti otak nya tidak akan sampai. Setelah puas mengumpulkan buah, mereka kembali naik ke dahan besar tersebut untuk memulai acara makan mereka.



















Bersambung....

Arthesia || JaemRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang