Jeju

51 12 0
                                    

Pagi ini, udara terasa sangat sejuk, dan suasana begitu sepi. Maklum, ini hari Sabtu, akhir pekan yang di mana banyak orang lebih memilih beristirahat di rumah. Di sisi lain, ini adalah hari keempat mereka-terkecuali Renjun, Haechan, dan Taehyun berada di dunia manusia, persiapan mereka kali ini serius karena hari ini mereka bersiap untuk perjalanan menuju Pulau Jeju untuk berlatih memperkuat energi inti dan kekuatan mereka. Renjun sedari malam sudah memastikan segala sesuatunya direncanakan dengan matang. Dia tidak ingin mereka mati kelaparan atau kedinginan di pulau terbengkalai itu.

Obat-obatan, pakaian musim dingin untuk malam hari dan pakaian yang lebih tipis untuk siang hari, semuanya sudah disiapkan. Cuaca memang mulai memanas dari hari kemarin, meski masih awal musim semi. Haechan juga sudah memesan tiket kereta semalam serta membeli kartu e-money untuk yang lain dan memastikan saldo e-money mereka cukup untuk bus menuju Stasiun Seoul.

Sebenarnya, ada cara yang lebih cepat untuk sampai ke Jeju. Mereka bisa saja terbang bersama Jaemin atau Jeno, tapi masalahnya adalah risiko tertangkap basah oleh para manusia. Kemampuan terbang mereka mungkin bisa memicu kecurigaan, Renjun tak ingin mengambil risiko.

Maka, mereka memutuskan untuk menaiki kereta Korail dari Stasiun Seoul menuju Osong, lalu mengambil bus sebentar menuju pelabuhan di Geunpo. Dari sana, mereka bisa terbang dengan aman di atas perairan tanpa terdeteksi oleh para manusia. Tidak ada kapal yang akan berlabuh di pulau jeju, jadi mereka akan aman saja. Perjalanan ini juga bertujuan agar Renjun dan Haechan bisa memperkenalkan dunia manusia kepada yang lain-mereka ingin yang lain mengetahui jika dunia manusia itu benar benar damai, nyaman, dan indah. Tanpa perlu memikirkan tentang ancaman dari iblis.

Taehyun memutuskan untuk ikut bersama Renjun, Haechan, dan yang lainnya dalam perjalanan ke Pulau Jeju. Meski masih berstatus siswa sekolah menengah atas, Taehyun dengan berani mengambil keputusan untuk absen selama beberapa bulan. Alasannya? Tentu saja sakit. Meski alasan ini mungkin terdengar seperti kebohongan kecil yang kurang ajar, bagi Taehyun itu lebih mudah daripada harus menjelaskan hal yang sebenarnya. Dia merasa lebih baik menghindari tatapan khawatir guru dan teman-temannya. Lagi pula, hidup Taehyun berubah drastis setelah hidup sendiri di dunia manusia tanpa ayahnya. Perpisahan dirinya dan sang ayah masih menyisakan luka dalam dirinya, dan setiap kali mengingatnya, perasaan sedih datang menghantui. Ayahnya, sebelum menjemput dirinya, diam-diam mendaftarkan Taehyun ke sekolah menengah atas, berharap masa depan yang cerah untuk anaknya disini dan memiliki banyak teman.

Di sisi lain, Renjun dan Haechan pun menghadapi masalah di dunia manusia. Mereka sudah absen dari pekerjaan selama beberapa minggu tanpa memberikan penjelasan. Tentu saja, pihak kantor mereka marah besar dan mengirimkan teguran keras. Namun, mereka tak punya banyak pilihan selain menggunakan alasan kecelakaan sebagai pembelaan. Mereka mengatakan bahwa mereka mengalami kecelakaan serius, sehingga tak sempat mengirim kabar. Bagaimanapun, alasan itu tidak sepenuhnya bohong. Mereka memang mengalami kecelakaan-meskipun bukan di dunia ini, tapi di dunia lain yang tak mungkin mereka ceritakan pada manusia biasa.

Untungnya, saat Mark terluka dan harus dibawa ke rumah sakit beberapa waktu lalu, mereka sempat mengantongi surat dari dokter. Luka-luka kecil dan lebam-lebam yang mereka alami, terutama Haechan yang cukup parah, menjadi bukti nyata di hadapan atasannya. Atasan mereka, meski masih kesal mau tak mau harus mempercayai cerita itu. Bagi Renjun, ini adalah kemenangan kecil yang membuat mereka bisa terus fokus pada misi mereka tanpa terganggu pekerjaan di kantor.

Semua persiapan telah selesai. Mereka siap untuk berangkat. Jaemin, Jeno, dan yang lainnya sudah memakai masker dan topi, sesuai arahan Renjun. Wajah-wajah tampan mereka sering kali menarik perhatian, terutama Jaemin yang selalu menjadi pusat sorotan para wanita. Renjun merasa risih jika harus melihat Jaemin dikerubungi orang asing, apalagi jika perhatian itu datang dari para wanita atau yang memiliki kecenderungan submisif. Itu sebabnya, Renjun bersikeras agar mereka menyamarkan diri, tidak hanya untuk menjaga privasi tetapi juga untuk mencegah masalah yang tidak diinginkan.

Arthesia || JaemRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang