Kunci

283 32 3
                                    

"KENAPA AKU TIDAK BOLEH IKUT?!"

"BOSANNN."

"YAKK TIDAK BISA KAH KAU DIAM?! KUPING KU BENAR BENAR SANGAT SAKIT MENDENGAR NYA." teriak Haechan.

"JANGAN BERTERIAKK!!!"

"KAU DULUAN."

"JANGANN NGIKUTINN!"

Haechan menghela napas jengah, merasa kesal karena harus menjaga Beomgyu. Bocah kematian itu terus berteriak tak jelas, membuat kepalanya pening. Mark meminta Haechan untuk menemani Beomgyu sementara mereka menjemput Jaemin, melarang mereka untuk menyusul atau pergi kemana pun. Haechan tidak mengerti mengapa mereka tidak boleh ikut, tapi terpaksa mengikuti perintah Mark.

Setelah Jaemin pergi di pagi hari, Mark menjemput Renjun, Jeno, dan Jisung di tempat yang sama saat mereka bertemu. Melihat mata Renjun yang sembab dan hidung yang memerah membuat Haechan meringis kecil. Renjun memang sangat perasa, tetapi melihatnya menangis sangatlah jarang. Dengan sigap, Haechan mengambil ponselnya dari tangan Renjun dan memotret wajah sembab Renjun yang terlihat lucu.

Kembali ke saat ini, Haechan dan Beomgyu sedang memutari desa Hybirdh yang berada di barat kerajaan Pixyhollow, anehnya hanye beberapa peri saja yang berada disana, bakwan bentuk mereka sedikit berbeda dari kebanyakan peri di Pixyhollow.

Mereka berjalan cukup jauh untuk sampai ke pasar. Kata penjaga yang berjaga di depan rumah Mark, di sana terdapat pasar dengan aneka ragam makanan. Haechan dan Beomgyu yang merupakan pecinta makanan tentunya langsung pergi ke sana, mengabaikan perintah Mark.

Sesampainya di pasar, mereka melihat suasana yang sepi. Padahal kata penjaga itu, pasar di sana selalu ramai. Mata Haechan terus menelusuri setiap sudut dan gang di sana hingga menyadari bahwa Beomgyu sudah tidak ada di sekitarnya. Pantas saja terasa sepi.

Dengan panik Haechan berlari ke jalan yang mereka lewati sebelumnya, takut jikalau Beomgyu ketinggalan. Namun, hingga dirinya sampai di rumah Mark, Beomgyu tetap tidak terlihat. Ia sudah bertanya kepada para peri di setiap jalan, tetapi mereka hanya menggelengkan kepala dan menjawab bahwa mereka hanya melihat Beomgyu saat berangkat itu pun bersama dengan Haechan. Dapat disimpulkan jika Beomgyu menghilang saat mereka di pasar aneh itu. Merasa ada yang tidak beres, Haechan berlari kembali ke pasar di kota Hybirdh.

Sesampainya di sana, pemandangan yang ditemuinya membuatnya terkejut. Beomgyu terkapar di tanah dengan tubuh penuh luka, kedua sayap nya yang robek, dan ekor yang terpotong. Bangunan di sekitar yang tadi dilihatnya sudah hancur tak berbentuk. Haechan berlari ke arah Beomgyu dengan panik, lalu membawa kepala Beomgyu ke atas pahanya.

"Ada apa denganmu?!"

"Heii!! Bangunlah, bercandamu kali ini tidak lucu, Gyu-ah."

"Lebih baik kau jahili aku daripada kau seperti ini. Bangunlah, kumohon. Setidaknya buka matamu itu."

Haechan menepuk nepuk pipi Beomgyu yang biasanya putih bersih dengan rona pink alami, kini dipenuhi goresan kasar dan percikan darah bercampur tanah. Ia benar benar panik. Dibanding melihat Beomgyu seperti ini, Haechan lebih senang jika Beomgyu menjahilinya.

Tanpa disadari, tiba tiba saja tubuh Haechan dan Beomgyu terpental mengenai bangunan yang sudah hancur. Punggungnya yang masih sakit karena serangan Zragcross kini terasa lebih menyakitkan.

"Arkk, sialan." keluh Haechan.

Haechan meringis kesakitan, menatap ke arah depannya. Di sana berdiri sosok mengerikan dengan mata sepenuhnya hitam dan senyum lebar yang menampilkan gigi gigi runcing seperti gigi seekor hiu. Sosok itu memiliki kaki panjang yang menambah kesan menyeramkan. Lalu dalam sekejap mata, makhluk itu sudah berada di hadapannya, menendang tubuhnya hingga mengenai reruntuhan bangunan. Belum sempat bangun, tubuhnya kembali terpental. Kejadian itu berulang sangat cepat, tanpa memberinya kesempatan untuk melarikan diri atau pun melawan.

Arthesia || JaemRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang