Tidak jauh dari Gate Kekaisaran Suci, seorang pemuda dengan rambut hitam terurai bersembunyi di atas pohon yang rindang. Dia mengenakan pakaian hitam dengan kerah yang panjang hingga lehernya, dan jubah hitam panjang tanpa tudung kepala yang melekat di tubuhnya. Separuh wajahnya tertutup oleh pakaian yang dikenakannya, menambah kesan misterius pada penampilannya.
Dari posisinya di atas pohon, Ia bisa melihat dengan jelas kereta pengangkut barang yang melaju pelan menuju selatan, di mana Gate Kekaisaran Suci terletak. Kereta itu dikendalikan dengan sangat perlahan oleh seorang lelaki berpenampilan kotor. Lelaki itu tersenyum lebar, memegang sepucuk tanaman yang digigitnya dengan senang di sudut bibirnya.
Pemuda itu terus memperhatikan dengan seksama kereta pengangkut barang yang bergerak perlahan. Tanpa diduga, kereta tiba tiba saja berhenti dan pengendara yang kotor tadi menghilang tanpa jejak. Pemuda itu merasa sedikit panik dan mulai mencari cari keberadaan pengendara tersebut, tetapi tiba tiba Ia merasakan hawa pembunuh dari belakangnya. Dengan perlahan, Ia perlahan menoleh ke belakang dengan mata yang melotot.
Di belakangnya, Ia melihat seorang pria dengan tatapan tajam dari mata hijau gelapnya yang bersinar di kegelapan hutan. Meskipun wajahnya sedikit kotor, pria itu tetap terlihat menawan. Tanpa aba aba, pemuda itu tiba tiba merasakan nyeri luar biasa di dada kanannya. la melihat ke bawah dan terkejut melihat sebatang besi panjang dengan ujung yang tajam menancap di dadanya.
Pria itu kemudian mencabut pedangnya, membuat pemuda itu langsung terjatuh di tanah yang bersalju. Di depannya terlihat pria itu dengan wajah dingin tepatri di wajahnya, Ia langsung tertawa miris setelah menyadari siapa didepannya.
"Tuanku, kembalilah kepada kami. Kami sangat membutuhkan kehadiran Anda."
"Tidak, setelah kalian berani mencoba menyakiti kekasihku." kata kata itu terdengar tajam dan menyakitkan hati nya. Ia menyeremat dada nya yang sekarang jauh menyakitkan.
"Kenapa.. kenapa anda sangat mencintainya, tuanku. Apakah diriku memiliki kekurangan?" air matanya jatuh setelah Ia mengatakan kata kata itu. Hati nya benar benar hancur setelah mendengar jawaban dari lelaki didepannya.
"Apakah harus ada alasan, untuk ku mencintainya." setelah mengatakan itu lelaki tersebut pergi dengan kereta kuda yang Ia kendarai, senyuman itu kembali terlihat setelah Ia menjauh. Meninggalkan nya yang menahan rasa sakit yang mendalam di hatinya, bahkan lebih menyakitkan dibanding dengan luka tusukan di dadanya.
°
°
°Kereta yang dikendarai oleh Jisung lambat laun sampai di depan gate yang menghubungkan mereka dengan kekaisaran suci. Mereka harus melewati gate tersebut karena kaisar telah memberikan larangan keras untuk membuka gerbang utama kekaisaran. Larangan itu diberlakukan setelah pemimpin dewan kardinal, yang diutus langsung oleh paus, ditemukan tewas dalam keadaan yang misterius, sehingga kaisar memerintahkan agar keamanan diperketat. Dan tetunya mereka akan disangkut pautkan, terutama karena mereka terhubung oleh ramalan sialan itu. Kondisi ini membuat situasi mereka semakin rumit.
Jisung menghentikan keretanya di depan gate yang besar dan megah itu. Gate tersebut terbuat dari batu batu besar yang diukir dengan indah, menciptakan suasana yang mencekam namun anggun. Sebelum penjaga gate datang, Jaemin memberi Mindlink kepada Jeno dan Chenle.
'Jeno tekan energi magis mu, gate itu akan membaca energi magis mu karena bertentangan dengan kuasa surgawi. Lalu, Chenle keluarkan semua energi primal mu dan salurkan kepada Jisung.'
Mereka tidak menjawab, tetapi pemuda itu langsung merasakan energi primal Chenle yang menguar begitu kencang, serta energi magis Jeno yang sudah tidak terasa lagi baginya. Jisung melihat dua penjaga gate mendekat ke arah keretanya setelah memeriksa kereta di depannya. Dengan semangat, Jisung memasang senyuman di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arthesia || JaemRen
Fantasy[JaemRen] ❝Bertahan hidup di dunia yang bahkan tidak pernah kau percayai.❞ start : Min, 28 april 2024.