Panik.
Hanya itu yang dirasakan renjun saat ini. Terdampar di tengah hutan dengan dingin yang menusuk kulit dan sangat mengejutkan saat renjun hendak kembali, tempat mereka keluar hilang begitu saja digantikan dengan bebatuan yang disusun apik menjadi sebuah bukit.
Saat dirasa hutan semakin gelap disitu pula harapan renjun hilang. Menatap gelapnya hutan pinus dihadapan mereka dan dengan berat hati menghampiri nya. Sudah diputuskan, bahwa mereka akan mencari tau mengapa mereka bisa berada di tempat ini. Dengan harapan dapat bertemu dengan seseorang yang akan mereka pintai penjelasan tentang tempat ini dan siapa tau ada seorang yang dari dunia mereka.
"Dingin..." Gumam renjun saat memasuki hutan dengan langkah yang kecil. Jangan tanya keadaan haechan saat ini, karena diantara mereka hanya haechan saja yang sangat antusias bahkan ia berjalan dengan mulut yang terbuka mengagumi keadaan dalam hutan tersebut. Mata nya mencari cari sesuatu, ingin mencari naga katanya. Bahkan memasuki hutan adalah ide dari haechan meskipun sempat kena semprot renjun tapi pada akhirnya renjun pun setuju dengan ide gila haechan.
"Apa ku bilang dunia isekai itu ada, mulai sekarang kau harus mempercaiku renjun-na."
"Ayo cepatlah renjun-na kita harus mencari Red Dragon nanti aku akan mengajarimu cara untuk menungganginya dan mengambil semua emas yang dikumpulkan."
"Aku berharap kita di northern dan menikah dengan pangeran edward lalu hidup bahagia."
"Tapi apa kita pemeran utama?"
Ocehan haechan terus terdengar sepanjang mereka berjalan dan dapat dipastikan kuping renjun sebentar lagi mungkin akan meledak. Renjun hanya mendengarkan, terlalu malas untuk membalas ocehan gak bermutu nyaa itu. Energi nya sudah terkuras sejak mata nya menangkap pintu keluar mereka hilang begitu saja.
Menatap kakinya yang berusaha berjalan di lautan salju dengan pikiran yang kemana mana. Sesekali ia setuju dengan yang dikatakan oleh haechan hingga badannya tiba tiba saja terpental menabrak ganas pepohonan yang tidak bersalah. Mata nya berusaha untuk fokus terhadap siluet aneh didepannya.
Seekor serigala dengan tiga ular sebagai ekornya.
Dia berdiri tegak di depannya, dibelakangnya terdapat tiga ular berperan sebagai pengawas. matanya menyala merah memancarkan kehausan dan ketajaman. Taringnya yang tajam terlihat jelas, bersinar di dalam gelapnya hutan. Air liurnya menetes dengan gesit seakan mengisyaratkan kelaparan dan kesiapan untuk menyerang. Badannya penuh luka menggambarkan pertempuran sengit yang telah dia lalui. Ular dibelakangnya berdesir menambah kesan ganas dan menakutkan. Dengan bulu berdiri tegak, dia terlihat seperti pemimpin yang siap mempertahankan wilayahnya dengan segala cara.
Di sampingnya terlihat haechan yang berpenampilan persis seperti dirinya. Bahkan raut bahagianya tergantikan oleh guratan ketakutan.
"Renjun-nie, apa kau bisa berlari?"
°
°
°
•
•
•
•
•
•
•
•
•
°
°
°Entah mengapa sekarang renjun lebih senang mendengar ocehan haechan yang riang dibandingkan geraman dan desiran di belakangnya. Menjadi buronan oleh serigala dengan ekor ular. Disaat renjun menjawab pertanyaan haechan dengan anggukan, disaat itu pula mereka mulai bersiap untuk berlari.
Berusaha keras untuk tetap berlari meskipun harus menahan rasa sakit di sekujur tubuh karena dipaksa untuk bergerak, terutama punggung dan kaki yang terasa nyilu setiap kali melangkah. Memfokuskan pandangan di depan dengan hutan di sekitar yang gelap dan bersalju, membuat setiap langkah terasa tidak mantap dan sulit untuk dijaga keseimbangannya. Setiap langkah nya harus berhati hati untuk menghindari taring taring tajam yang terus mengejar dengan penuh nafsu. Suara langkah kaki dan derapannya semakin dekat dipadukan dengan desiran kasar, membuat mereka semakin bersikap waspada dan berusaha semaksimal mungkin untuk tetap selamat.
Di sampingnya haechan tampak sibuk dengan pikirannya. Sepertinya haechan masih memikirkan tentang naga disaat seperti ini.
Tapi ternyata dugaan nya salah saat haechan mendorongnya kesamping dimana terdapat pohon besar. Tanpa diberi tau renjun pun dengan sigap langsung menaiki nya begitupun dengan haechan, untungnya disaat seperti ini mereka memiliki pemikiran yang sama. Dengan cepat saat mereka sudah berada diatas serigala ular tersebut melewati tempat sebelumnya mereka berlari. Beruntung ular ular itu tidak melihat mereka.
Serigala tersebut sempat tertinggal karena mereka berlari secara acak membaur dengan pepohonan dan salju. Dan tampaknya ular ular itu sedikit kewalahan dengan gerakan tak beraturan sang serigala. Mengambil napas dengan rakus, dada yang naik turun dengan cepat karena kelelahan dan jangan lupakan rasa sakit di sekujur tubuh. Namun, rasa syukur dan lega memenuhi pikiran merek karena telah berhasil menghindari bahaya yang mengancam.
Melihat sekeliling, mencari tahu apakah masih ada ancaman lain di sekitar mereka dan kemudian mereka memutuskan untuk beristirahat di atas pohon hingga matahari menjemput. melanjutkan perjalan di esok harinya dengan hati-hati meninggalkan hutan yang menyeramkan itu. Keberanian dan ketangguhan hinggap di perasaan mereka disaat mereka berhasil melewati situasi menyeramkan dan seketika tekad dan keinginan renjun untuk bertahan hidup di dunia ini muncul.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Arthesia || JaemRen
Fantasy[JaemRen] ❝Bertahan hidup di dunia yang bahkan tidak pernah kau percayai.❞ start : Min, 28 april 2024.