Sedikit Bumbu

220 32 3
                                    

Di kerajaan Pixyhollow tempat para peri bermukim, Jaemin, Chenle, Haechan, dan Beomgyu sedang menunggu pagi datang. Para Iblis sangat aktif pada malam hari, menjadikan malam sebagai waktu yang berbahaya untuk berkelana. Haechan sempat bertemu dengan Tyra, peri hutan yang pernah berbohong padanya dan Renjun, masih merasakan kemarahan atas kebohongan itu, meski Tyra berbohong dengan niat baik agar mereka bisa bertemu dengan peri lainnya. Namun, kebohongan itu telah menyebabkan Haechan dan Renjun bertemu dengan Zragcross tingkat menengah, yang menyerang dan melukai mereka.

Oleh sebab itu, Haechan berusaha mengabaikan Tyra yang terus meminta maaf dengan senyuman ngeselin di bibirnya. Meski Tyra berusaha mendekati Haechan dengan sikap bersahabat, Haechan tidak bisa begitu saja melupakan rasa sakit akibat serangan Zragcross. Bahkan luka nya masih belum sembuh sempurna.

Sehabis makan dan saling berbincang dengan drama antara Haechan dan Beomgyu. Kini mereka berlindung di rumah Mark, yang dibangun di atas pohon besar. Rumah tersebut dikelilingi oleh cahaya kecil yang beterbangan, menciptakan pemandangan magis yang sangat indah dengan jamur jamur dan tanaman tanaman lain yang bersinar cantik. Jaemin jadi teringat wajah cantik Renjun. Jika saja Renjun ada di sini sekarang, Jaemin pasti akan mengungkapkan perasaannya.

Yaa, kalian tidak salah baca, Jaemin telah menyukai Renjun sejak hari pertama ia memimpikannya atau bisa dibilang sangat mencintainya. Sejak Ia di kurung di Istana utara, Ia jadi sering memimpikan seseorang. Bahkan bisa merasakan kehidupan nya, meskipun hanya terasa sedikit. Lalu disaat kehidupan itu terasa sangat besar dan dekat, disitu lah Jaemin melarikan diri dari Istana.

Dalam mimpinya, Renjun tampak sangat cantik, tubuhnya dibalut kain hijau. Meskipun wajah Renjun tidak terlihat jelas, Jaemin tahu bahwa sosok dalam mimpinya adalah Renjun, karena ia merasakan kenyamanan yang sama seperti yang dirasakannya saat bersama nya. Dan tentunya rasa tersebut kian membesar dalam hati nya setelah melihat langsung wajah cantik itu, ditambah dengan wangi kehidupan nya yang sangat familiar di hidungnya. Ia merasa bahwa dirinya memang sudah ditakdirkan untuk mencintainya, Ah, Jaemin jadi sangat merindukan Renjun-nya

Ia berharap pagi segera tiba, bukan hanya untuk menghindari para Iblis, tetapi juga untuk melihat Renjun lagi. Tidak cukup baginya hanya melihat dalam bola Crystal dan mungkin akhirnya akan mengungkapkan perasaannya yang telah lama terpendam.

°
°
°

Jaemin yang terlalu sibuk dengan pikirannya tiba tiba dikejutkan oleh suara lembut di samping kirinya.

"Apa aku boleh berbincang denganmu?" tanya Mark, muncul tanpa suara. Jaemin hanya melirik sekilas, kemudian berdehem sebagai jawabannya.

"Apa kau sudah tahu arti sesungguhnya dari kutukan mu itu?" ujar Mark, membuat Jaemin yang semula tidak tertarik segera menoleh. Dia berdiam, menunggu lelaki di sebelahnya melanjutkan.

"Kutukan yang ada ditubuh mu adalah penentu masa depan, Jaemin."

Jaemin mengerutkan dahinya, bingung. "Apa maksudmu?" tanyanya, meski dia sebenarnya tahu bahwa tulisan di tubuhnya memang berdampak besar pada kehidupannya. Tapi dia ingin mendengar lebih lanjut apa yang akan dikatakan oleh Mark.

"Tolong Bunuh Aku. Larilah Dengan Mereka." ujar Mark sambil menunjuk pada kata kata yang sebelumnya tidak dipahami oleh Renjun.

"Lalu Bunuh Mereka." lanjutnya, menatap mata Jaemin yang sekarang berubah menjadi merah kegelapan. Nafasnya kian memburu dan Jaemin sekarang mengerti.

"Jaemin," ujar Mark lagi, dan Jaemin langsung menatapnya. Mata Mark yang tadinya penuh keramahan kini menjadi datar dan dingin.

"Tubuhmu adalah wadah sang Iblis terakhir, Lucifer. Sejak kehidupan mu mulai terbentuk, kekuatan mu yang sangat begitu besar membuat mereka tertarik. Kau sudah terikat dengan mereka, itulah sebabnya mereka dapat dengan cepat menemukan kalian. dan tugasmu sebelum dia bangun adalah untuk membunuh jiwamu sendiri dan membiarkan dia menguasai ragamu. Dia akan ikut berlari dengan kami, hingga akhirnya memakan jiwa kami. Itu lah arti sesungguhnya."

Arthesia || JaemRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang