Welcome dear💗
______
Khansa dan Bella tengah berdiri di depan gerbang sekolah menunggu jemputan masing-masing. Bel pulang sudah berbunyi lima menit yang lalu.
"Tadi di cariin kak Fathan, Sa. Sebelum acara berantem,"
"Hm," gumam Khansa. Gadis itu sibuk sendiri dengan kakinya yang sedang menendang-nendang kerikil.
"Kenapa tuh? Jangan-jangan..." Bella menatap Khansa curiga.
"Ngga usah mikir aneh-aneh ya. Gue kan masih anggota OSIS jadi ya lo tau sendiri,"
"Sibuk?"
Khansa mengangguk dengan senyum sombongnya.
"Sibuk jadi babu?" Ucap Bella menahan tawanya.
Khansa memukul lengan Bella. "Enak aja! Tapi ada benernya si," ucapnya membenarkan.
Bella tertawa ngakak. "Gitu lo suka,"
"Seru tau, walaupun banyak capenya. Tapi paling ngga gue jadi punya kesibukan,"
Bella langsung terdiam mendengar nya. "Lupain deh. Eh, lo dijemput kak Akhtar?" Bella mengubah topik pembicaraan karena merasa tidak enak dengan topik yang tadi.
"Iya, mau bareng?" Tawar Khansa dengan antusias. "Nanti kita mampir ke toko buku dulu,"
"Ngga deh, entar jadi obat nyamuk,"
"Apaan sih,"
"Eh, itu mobil kak Akhtar?" Tunjuk Bella saat ada sebuah mobil yang berhenti tepat di depan mereka berdiri.
"Iya. Beneran ngga mau bareng?" Tanya Khansa sekali lagi.
"Engga, dah sana pulang. Hus hus," usir Bella.
Khansa cemberut, sebelum dengan sengaja ia mencubit lengan Bella karena gemas dan langsung berlari. "Duluan! Bye!" Khansa berlari dengan tawa lepasnya.
"Khansaa! Sakit woy!" Marah Bella dengan tangan mengusap lengannya.
Sampai di dalam mobil tawa Khansa belum reda juga. Saat melihat ke arah Akhtar, lelaki itu tengah menatapnya dengan diam Khansa baru berdehem meredakan tawanya.
"Punya minum?" Akhtar langsung memberikan Khansa botol air mineral yang isinya sudah berkurang.
"Gue minta ya," ucapnya langsung meneguk air itu hingga menyisakan sedikit air di botol itu.
Akhtar memperhatikan Khansa dengan diam. Terdapat luka goresan memanjang di wajah itu. Jadi benar yang gadis itu bilang bahwa wajahnya di cakar. Akhtar berusaha menahan senyumannya.
"Ayok pulang, katanya mau ke rumah bunda," Khansa meletakkan botol mineral tadi ke tempat minum yang ada di tas sekolah nya.
Suasana hening menyelimuti keduanya hingga sampai di apartemen.
"Ngga langsung toh?"
"Mandi dulu, kalo ga mandi ya seenggaknya ganti baju dulu. Mungkin kita malem pulangnya," tutur Akhtar.
Khansa mengangguk menurut. Gadis itu berjalan mengekori Akhtar hingga sampai di depan pintu apartemen. Saat akan memencet pin pintu, ponsel Akhtar tiba-tiba bergetar.
"Duluan aja, sandinya tanggal pernikahan," kata Akhtar sebelum mengangkat telfonnya.
Khansa sempat terkejut, sebelum gadis itu memencet pin nya dan langsung masuk.
Selesai dengan telfonnya, Akhtar menyusul Khansa masuk. Melihat kamarnya kosong, hanya ada tas sekolah Khansa yang gadis itu taruh di meja belajar, dan terdengar air gemercik di kamar mandi jelas itu Khansa, Akhtar langsung merebahkan tubuhnya ke ranjang menunggu gadis itu keluar untuk bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhtar & Khansa
RomanceAKHTAR IQBAL ALFAUZI Cowok datar, cuek, tak tersentuh (katanya). Siapa sangka dia termasuk anggota geng yang waktu SMA terkenal sebagai pentolan sekolah karena sering tawuran. Tidak banyak orang tau sifat asli Akhtar selain orang tua nya dan keempa...