13

535 20 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen nya. Share juga cerita ini ke temen-temen kalian hahaha

Selamat membaca💗

******

Akhtar mengecek ponselnya entah untuk yang ke berapa kalinya. Ia melihat chat nya untuk Khansa yang sampai sekarang belum ada balasan dari gadis itu.

Sudah pukul tujuh malam, dan Khansa belum pulang. Karena merasa tidak tenang, Akhtar langsung melangkah keluar setelah menyambar kunci motornya. Tadi saat pulang dari kampus, entah kenapa mobilnya mogok dan ia harus meminta bantuan pak Ojak, dan berakhir ia pulang ke rumahnya untuk mengambil motornya.

Saat menutup pintu, Akhtar melihat ibu-ibu yang tengah lewat.

"Maaf Bu, apa ibu-ibu lihat cewek pulang sekolah masuk ke rumah saya?"

"Iya anak ganteng, tapi langsung pergi nggak jadi masuk, tadi,"

Akhtar mengerutkan dahinya. "Kenapa ya? Apa ibu-ibu tau?"

Terlihat dua orang ibu-ibu itu saling berbisik. "Apa bener itu istri kamu? Tadi kita nyinggung kalian menikah karena hamil duluan,"

Akhtar mengeraskan rahangnya mendengar penuturan tersebut. "Astaghfirullah, ibu bilang gitu sama istri saya? Kita menikah karena perjodohan Bu, jika ibu-ibu tidak tau lebih baik bertanya jangan menyimpulkan hal yang nggak benar," ucap Akhtar dengan nafas memburu.

"Assalamualaikum," ujarnya sebelum melangkah pergi.

Akhtar kembali menghubungi nomor Khansa namun kembali tidak ada jawaban dari gadis itu.

Ck!

Akhtar berdecak dan segera menaiki motor besarnya.

Ia bingung harus mencari gadis itu kemana, ia tidak tahu tempat yang sering Khansa kunjungi. Cowok itu mengendari motornya dengan kecepatan sedang dengan pandangan menatap ke arah sekitar yang ia lewati, sudah hampir lima belas menit ia berkeliling, namun belum juga menemukan batang hidung gadis itu. Dan tempat terakhir, harapan Akhtar untuk bisa menemukan Khansa adalah di taman, ia berharap gadis itu di sana.

Saat sampai di sana, Akhtar masih harus berkeliling mengitari area taman yang ramai itu. Walaupun sudah malam, tempat ini masih cukup ramai dan Akhtar terbantu, bisa dengan mudah melihat wajah orang-orang disana karena banyak lampu yang menyinari.

Saat matanya mengarah pada salah satu tempat duduk di taman itu, dahinya mengerut melihat seorang gadis yang duduk di sana, tengah berpelukan dengan seorang lelaki.

"Khansa?" Gumamnya melihat pemandangan itu.

******

Khansa berjalan tak tentu arah. Rasanya ia ingin menghilang sehari saja.

Penampilannya yang sudah tidak karuan membuatnya menjadi pusat perhatian orang yang ia lewati. Khansa tak memperdulikan itu semua. Hari sudah sore, ia malas kembali ke apartemen dan bertemu ibu-ibu tadi. Namun, ia memikirkan Akhtar, pasti cowok itu khawatir padanya. Ponselnya habis baterai, jadi ia tidak bisa menghubungi cowok itu.

Tidak terasa lama Khansa berjalan, suasana sudah menggelap.
Tepat sampai di taman kota, azan terdengar, Khansa mengistirahatkan tubuhnya duduk di salah satu tempat duduk di sana. Ia melirik totbag yang ia bawa, pemberian Tante Fatin tadi. Seharusnya sekarang ia sudah berbagi makanan ini dengan Akhtar, tapi dirinya malah berakhir di sini.

"Bunda..." Gumam Khansa.

"Khansa kangen," lanjutnya.

Akhtar & KhansaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang