18

329 20 0
                                    

Welcome!
Jangan lupa vote dulu sebelum membaca💗

*******

"Ngapain tadi?" Tanya Akhtar setelah melajukan mobilnya.

"Mau jenguk Mak lampir," ujar Khansa polos.

Akhtar melirik Khansa dengan dahi mengernyit.

"Itu loh yang sering berantem sama gue, dia sakit," Khansa ingin menceritakan semua pada Akhtar, namun ia ingat kata-kata Faidhan untuk merahasiakan ini semua. Biar dia dan Bella dulu yang tahu. Mungkin nanti jika waktunya sudah tepat ia ceritakan semuanya pada Akhtar.

"Oh,"

Khansa menatap Akhtar dengan wajah tertekuk.

Gadis itu memang menghubungi Akhtar untuk menjemput nya di rumah Ibel. Menolak tawaran Faidhan untuk main ke rumah cowok itu, bisa panjang nanti urusannya.

Khansa mengajak Bella untuk ikut sekalian, namun gadis itu menolak. Alhasil, Faidhan yang mengantar kan gadis itu pulang.

"Bareng cowok tadi?"

"Iya, kita nggak ada yang tau rumah Ibel. Jadi minta anter Faidhan, kebetulan mereka tetanggaan," terang Khansa.

"Namanya bagus, kenapa di panggil Mak lampir?"

"Hehehe, cocok aja,"

Akhtar menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Kita ke rumah bunda, ya,"

"Loh, tumben. Semua baik-baik aja kan?" Tanya Khansa dengan raut wajah khawatir berbeda sekali dengan beberapa menit lalu.

Akhtar tersenyum tipis. "Semua baik. Gue cuman ada perlu sama ayah,"

Khansa mengelus dadanya lega. "Kirain ada apa-apa," ujarnya menghela nafas.

Akhtar mengulurkan tangannya dan mendarat tepat di puncak kepala Khansa. Cowok itu mengacak rambut gadis itu pelan.

"Makanya jangan suka negatif thinking. Nggak baik,"

"Ya gimana, bawaan,"

*****

Butuh waktu 20 menit untuk sampai di rumah orang tua Akhtar. Sesampainya di sana, kedua sejoli itu langsung di sambut dengan riang oleh bunda Akhtar yang tengah menyirami tanaman.

"Assalamualaikum," Akhtar dan Khansa berucap bersamaan.

"Waalaikumsalam. Duuh, anak-anak Bunda apa kabar?" Tanya bunda dengan heboh.

"Alhamdulillah, kita baik, Bun," jawab Khansa setelah bersalaman dengan Bunda di susul Akhtar.

"Tumben banget tanpa Bunda suruh datang, kalian mau kesini," ujar bunda dengan wajah tak enak. Beliau melirik Akhtar curiga.

"Akhtar mau ketemu ayah, Bun,"

Bunda mendengus. "Datang kalau ada maunya,"

"Astaghfirullah," ucap Akhtar sabar, tapi tak ayal ia membenarkan ucapan bunda. Dirinya memang jarang pulang ke rumah.

"Terus, apa kamu bilang tadi? Mau ketemu ayah? Berarti nggak mau ketemu bunda?"

"Bun ..." Akhtar langsung mendekat pada bunda dan memeluk nya.

"Maafin Akhtar, Akhtar jarang pulang ke rumah," ucap cowok itu merasa bersalah.

Akhtar & KhansaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang