12

521 17 0
                                    

Jangan lupa memberi vote dulu sebelum membaca shay🤏

Selamat membaca 💗

_______________

Khansa menyuapi Akhtar dengan telaten.

"Udah,"

"No, no, abisin pokoknya. Gimana mau di izinin pulang sama dokter, makan aja susah,"

"Nggak enak, Sa, rasanya hambar,"

"Makan-nya sambil liatin gue," ucap Khansa dengan kekehan.

Akhtar tersenyum geli dan mengacak rambut Khansa gemas. Cowok itu kembali membuka mulutnya menerima suapan dari gadis itu.

"Kaya lagi nyuapin anak TK aja,"

Akhtar memutar bola matanya.

"Dah habis, gini kan enak,"

Siang ini setelah pulang sekolah, Khansa langsung ke rumah sakit. Akhtar belum bisa pulang karena keadaanya tadi pagi sempat menurun, padahal kata dokter kemarin, cowok itu sudah bisa pulang hari ini. Ya, namanya juga manusia.

"Minggu depan gue tryout,"

Akhtar menanggapi dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Gue takut, Tar,"

"Nggak apa-apa, selagi lo berusaha dan mau belajar, pasti nilai lo memuaskan,"

"Bukan itu,"

"Terus?"

"Gue takut nggak dapet contekan. Kan kelasnya di rombak," ucap Khansa dengan cengiran.

Akhtar menghela nafasnya. "Jangan curang, Sa. Jawab soal semampu lo,"

"Nggak bisa, jaman sekarang yang jujur bakal kalah, Tar. Gue juga heran, bumi semakin tua, tingkah orang-orangnya juga makin aneh aja,"

"Terus lo ikut-ikutan?"

Khansa terkekeh. "Ya gimana, ya,"

*****

Di ruang rawat Akhtar tengah ramai malam ini. Bunda datang dengan ayah, dan Byan. Rafan-kakak Khansa juga datang bersama istrinya.

"Abang kapan ke Jakarta?" Tanya Khansa pada Rafan.

"Tadi pagi, Sa. Mumpung nggak ada jadwal penerbangan, jadi Abang kesini pengen liat kamu sekalian jenguk Akhtar," jelas Rafan mengusap puncak kepala adiknya itu.

Abangnya itu memang menetap di Jogja, tepatnya di kampung halaman kakak iparnya.

"Gimana sekolah kamu?"

"Lancar, Bang,"

"Syukur deh. Kamu nggak nyusahin Akhtar kan?"

Khansa mengerucutkan bibirnya. "Tanya ke Akhtar aja langsung,"

Rafan tertawa dengan tangan mengacak rambut Khansa gemas.

"Ish, jangan di acak-acak," ucap gadis itu sebal.

Khansa berganti duduk menghadap istri kakak nya itu. "Kak Meta apa kabar?"

"Alhamdulillah, baik, Sa. Kamu sendiri gimana?"

"Ya gini kak. Eh, Ucen nggak di ajak?" Tanya gadis itu saat menyadari ada yang kurang.

Akhtar & KhansaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang