22

299 15 0
                                    

Welcome!!!!!!

******

Khansa melangkahkan kakinya untuk pulang ke ndalem. Tadi Jasmin di panggil oleh salah satu santri untuk melihat persiapan panggung untuk acara malam ini, alhasil ia sendirian dan memilih untuk pulang saja. Saat Khansa tengah berjalan dengan senandungan kecil, tiba-tiba ada seseorang yang berjalan tepat di sebelahnya.

"Akhtar! Ngagetin banget sih!" Omel nya pada lelaki di sampingnya.

Akhtar tidak menanggapi omelan Khansa, lelaki itu malah langsung merangkul bahu gadis itu.

"Gimana hari ini? Tadi ngapain aja?" Tanya Akhtar dengan kaki keduanya yang melangkah beriringan.

Khansa mendengus dengan tingkah lelaki di sampingnya ini, namun hanya sepersekian detik sebelum raut wajah gadis itu berganti dengan wajah ceria dengan mulut menceritakan hal yang ia lakukan bersama Jasmin tadi.

"Oh iya, lo dulu pernah ngompol di sekolah kan gara-gara mau lomba? Nervous banget ya?" Tanya Khansa dengan tawa gelinya. Jasmin menceritakan beberapa hal memalukan Akhtar kepadanya, hal itu akan sangat bermanfaat untuk Khansa menjahili lelaki di sampingnya ini.

"Tau dari mana?"

"Halah ngaku aja, nggak penting gue tau dari mana," tuding Khansa dengan kekehan.

"Itu dulu waktu TK, nggak usah bahas itu bisa?"

"Nggak bisa," ujar khansa lagi dengan wajah meledek.

"Saa...,"

"HAHAHA! iya-iya, jangan melotot gitu, takut iiihhh," ujar gadis itu berlagak sok ketakutan sebelum akhirnya tawanya kembali pecah.

"Oh iya, lo udah mandi?" Tanya Khansa dengan berusaha menghentikan tawanya.

"Udah,"

"Beneran? Kok sama aja sih," ledek Khansa membuat gadis itu kembali tertawa.

"Daripada lo belum mandi, bau tau," Akhtar menyentil dahi Khansa karena gemas di susul dengan kekehan.

"Assalamualaikum,"

Khansa langsung menghentikan tawanya saat ada salah satu ustadz menghampiri mereka.

"Waalaikumsalam warahmatullah," jawab Akhtar dan Khansa bersamaan.

Khansa menggerak-gerakkan bahu berusaha mengode Akhtar untuk menurunkan tangannya dari bahunya, namun cowok itu berlagak tidak mengerti.

"Akhtar, lepasin tangan lo," bisik Khansa pelan.

Akhtar pun melerai tangannya dari bahu gadis itu. Namun hal yang membuat Khansa bertambah terkejut, Akhtar malah berganti merangkul pinggangnya, membuat Khansa berdiri dengan tidak nyaman karena kegelian.

"Stttt..," bisik Akhtar. Lama kelamaan Khansa mulai bersikap biasa, tidak enak juga di lihat ustadz lain. Khansa hanya bisa mengumpati Akhtar dalam hatinya.

"MasyaAllah, kalian romantis sekali, saya jadi pengen nikah," ujar ustadz tersebut, Rama namanya.

Akhtar terkekeh. "Kayanya kemarin ada yang mau ta'arufan," Akhtar tahu, karena ia sering berkomunikasi dengan para ustadz di sini, termasuk Rama yang sudah akrab dengan Akhtar.

Rama tersenyum tipis. "Allah punya rencana lain yang lebih bagus buat saya, Gus," ujar Rama.

Akhtar yang paham langsung merubah raut wajahnya. "Ya Allah, maaf ya ustadz Rama,"

"Tidak apa-apa, Gus,"

"Ustadz Rama benar, Allah pasti punya rencana yang lebih baik buat sampean,"

Rama mengangguk. "Oh iya, saya manggil Gus, karena sampean di panggil ustadz Zaky di asrama putra,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Akhtar & KhansaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang