Welcome! Masih pada nungguin nih cerita nggak?
Jangan lupa vote dulu sebelum membaca ya💗
___________
Sudah dua Minggu ini Khansa tidak melihat batang hidung Ibel di sekolah sejak pertengkaran itu. Khansa dan Bella juga heran dengan Faidhan. Cowok itu tampak aneh belakangan ini. Jika mereka berpapasan, Faidhan hanya tersenyum singkat dan berlalu, seperti menjauh dari Khansa dan Bella.
Hal itu jelas menambah beban pikiran Khansa. Ia takut terjadi apa-apa dengan Ibel setelah kejadian waktu itu.
"Bell, gue harus nemuin Faidhan. Gue nggak tenang, suer," ujar Khansa segera membereskan buku-bukunya di atas meja. Bel istirahat berbunyi beberapa menit lalu, dan ia tidak ingin menyia-nyiakan waktu.
"Gue ikut,"
"Nggak. Gue aja Bell, ini masalah yang buat, gue. Lo cukup tunggu gue balik. Janji, lo orang pertama yang bakal gue kasih tau,"
"Bener ya,"
Khansa mengangguk meyakinkan. "Kalo nggak cerita ke lo, mau cerita ke siapa lagi," ujarnya dengan memutar bola mata.
Melihat Bella yang terkekeh di tempatnya dengan tangan seolah mengusir, membuat Khansa melotot menatap nya sebelum berlari dengan segera keluar dari kelas. Ia tidak ingin waktu sampai di kelas cowok itu, Faidhan sudah tidak ada di sana. Cowok itu juga di kenal paling sibuk.
Kelas Faidhan berada di kelas akselerasi. Cowok itu memang terkenal pintar, tampan, dan berwibawa. Khansa tak menyangkal itu semua. Cowok itu juga mantan ketos, Khansa tahu karena ia juga anggota OSIS.
Saat Khansa sampai di depan kelas Faidhan, terlihat bahwa kelas itu masih terdapat guru. Khansa berinisiatif menunggu dengan duduk di taman depan kelas.
"Buset, nggak cape apa belajar terus," gumam gadis itu berbicara sendiri.
"Faidhan Raka Albumi, seperti biasa nilai kamu sempurna,"
Samar Khansa mendengar suara guru dari dalam kelas itu. Khansa hanya bisa menggelengkan kepalanya takjub.
Tidak lama guru yang Khansa kenal bernama pak Bayu, keluar dari kelas itu di susul oleh para murid-murid jenius yang keluar dari kelas. Tepat saat Faidhan yang keluar, Khansa langsung beranjak dari duduk nya.
"Faidhan," panggil nya.
"Eh, kenapa, Sa?" Ujar cowok itu berjalan menghampiri Khansa yang berdiri di dekat pohon depan kelasnya.
"Lo keren bisa dapet nilai sempurna," ucap Khansa dengan senyuman.
Faidhan terkekeh kecil. "Makasi. Emm ... Ada yang mau di bicarain?" Ucap cowok itu.
'cowok pinter mana sih yang nggak peka-an, tau aja si Faidhan. Nggak jauh beda kaya Akhtar,' batin Khansa, sebelum gadis itu menggelengkan kepalanya. Kenapa malah membawa-bawa Akhtar.
"Nggak ada?" Tanya Faidhan melihat Khansa yang menggeleng kan kepala.
"ADA! Eh-sorry ngegas," ringis Khansa.
Faidhan kembali terkekeh kecil melihat tingkah Khansa yang selalu lucu menurutnya. "Mau bicara dimana?"
"Emm ... Dimana ya?"
"Taman sekolah aja, gimana?"
"Oke,"
*****
Bugh!
Bugh!
Bugh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhtar & Khansa
RomanceAKHTAR IQBAL ALFAUZI Cowok datar, cuek, tak tersentuh (katanya). Siapa sangka dia termasuk anggota geng yang waktu SMA terkenal sebagai pentolan sekolah karena sering tawuran. Tidak banyak orang tau sifat asli Akhtar selain orang tua nya dan keempa...