JANGAN PULA VOTE DULU!
HAPPY READING 💗
____________
Satu Minggu ini Khansa jalani dengan ketegangan. Tidak terasa hari ini adalah ujian terakhir nya.
Gadis itu melangkahkan kakinya dengan santai sembari mulutnya bersenandung pelan.
Ting!
Khansa langsung mengangkat ponsel yang sedari tadi ia genggam saat suara notifikasi terdengar.
Akhtar sok cool
Udah mau pulang?
Yoi
Buruan jemput
Gpl ya😝Read.
"Dih, di baca doang," gumam Khansa saat melihat pesannya yang hanya di baca oleh Akhtar.
Khansa mengerutkan dahinya saat tiba-tiba Akhtar menelpon nya. Tanpa pikir panjang gadis itu langsung mengangkat panggilan itu.
"Kenapa pak?" Tanya Khansa. "Cepetan ya jemputnya. Soalnya gue nggak ada temen, Bella udah pulang duluan," cerocos gadis itu.
"Tunggu bentaran bisa?"
"Kenapa? Lo lagi sibuk?" Gadis itu merasa pegal karena berdiri, alhasil ia berjalan ke arah loby sekolah dan duduk di bangku yang di sediakan.
"Dikit. Tunggu ya,"
"Hmm, gue mah apalah cuman tinggal nunggu sambil duduk. Gue ngerti lo sibuk, yaudah cepetan selesein kerjaan lo, terus jemput gue. Bye--"
"Assalamualaikum," potong Akhtar di seberang telpon.
"Eh iya hehe.. Assalamualaikum,"
Terdengar helaan nafas dari seberang.
"Waalaikumsalam. Jangan bertingkah aneh-aneh,"
Tut.
Setelah mengatakan itu, Akhtar langsung menutup sambungan telponnya.
Khansa menatap handphone nya dengan dengusan. "Emang gue se bandel itu ya?" Ujar gadis itu pada dirinya sendiri. Setelahnya ia mengangkat bahunya acuh.
Gadis itu memasukkan ponselnya ke saku seragam putihnya dengan mata memandang suasana sekolah
Ujian terakhir untuk kelas dua belas, membuat suasana haru sangat terasa. Tidak terasa, namun ini nyata. Hari ini adalah hari terakhir mereka bersekolah di masa putih abu-abu. Dan hal ini, akan sangat di rindukan oleh sebagian orang. Entah itu karena masa putih abu-abu adalah masa dimana merasakan cinta pertama, atau karena akan berpisah oleh teman-teman tersayang karena pasti memilih jalan hidup masing-masing dan masih banyak lagi. Atau malah ada yang senang karena akhirnya bebas dari masa-masa sekolah. Dan Khansa merasa tidak termasuk tim keduanya. Ia merasa, masa putih abu-abu nya ini adalah masa pembelajaran untuknya. Banyak ia lewati ujian di masa abu-abu nya ini. Ingin bilang ia sedih karena sudah lulus dari masa ini, iya. Tapi, nggak juga. Gimana sih. Intinya, Khansa merasa biasa saja. Toh ini memang jalan kehidupan.
Khansa ikut terkekeh saat matanya melihat segerombolan anak-anak, sepertinya anak kelas IPS tengah berfoto-foto dengan rusuh.
Suasana sekolah memang masih ramai. Walaupun hanya di isi oleh kelas dua belas. Banyak kelas-kelas masih sibuk berfoto-foto ria.
Tadi kelas Khansa juga sudah berfoto bersama. Pak Bejo selaku wali kelas pun mengajak satu kelas untuk berfoto dengan beliau, untuk kenang-kenangan, katanya. Dan sekarang kelasnya sudah bubar. Entah ada yang sudah pulang, atau nongkrong-nongkrong bergabung dengan kelas lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhtar & Khansa
RomanceAKHTAR IQBAL ALFAUZI Cowok datar, cuek, tak tersentuh (katanya). Siapa sangka dia termasuk anggota geng yang waktu SMA terkenal sebagai pentolan sekolah karena sering tawuran. Tidak banyak orang tau sifat asli Akhtar selain orang tua nya dan keempa...