JAP 01

24.6K 1.4K 17
                                    

Kring~ Kring~

Suara alarm dari jam weker yang ada di atas nakas samping ranjang, berhasil membuat Joana bangun dari tidurnya yang sangat amat lelap dan nyaman.

Ia tampak mengusap kedua matanya sebentar, sebelum kelopak mata itu benar-benar terbuka dan menampilkan sepasang bola mata berwarna coklat.

Ia tampak mengusap kedua matanya sebentar, sebelum kelopak mata itu benar-benar terbuka dan menampilkan sepasang bola mata berwarna coklat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ughh...jam belapa sekalang?" tanya Joana dengan suara khas bangun tidur. Ia melirik kearah jam weker yang ada di atas nakas dengan wajah bantalnya.

07.00

Mata Joana pun sontak melebar saat jarum jam telah menunjukkan pukul 7 pagi. Ia dengan cepat menyibak selimut tebal yang membalut seluruh tubuhnya.

Setelah itu, ia bersiap untuk turun dari ranjang dengan panik. Namun, saat ia menurunkan sebelah kakinya ke bawah, tiba-tiba tubuhnya ikut jatuh ke lantai.

Bruk!

"Alghh!" Joana pun berteriak kesakitan saat tubuhnya menghantam lantai kamar dengan cukup keras. Ia merasa sakit dan nyeri di sekujur tubuhnya setelah jatuh.

"Alghh...sakit banget," ujar Joana sambil merubah posisinya dari telungkup di lantai menjadi duduk di lantai marmer yang bersih dan dingin di tubuh Joana.

Meski masih merasakan sakit di sekujur tubuhnya, namun Joana tidak terlalu peduli. Ia memilih untuk segera bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Saat Joana sampai di depan sebuah pintu dengan cat berwarna putih. Joana tampak melongo karena pintu itu terlihat besar dan tinggi di matanya.

"Buseett! Sejak kapan pintu kamal mandi gue jadi sebesal ini?" tanya Joana entah pada siapa. Yang pasti, ia sangat syok saat melihat pintu di hadapannya.

Karena merasa ada keanehan, Joana pun mengedarkan pandangannya ke sekitar, dan terkejut ketika melihat sebuah kamar yang jauh berbeda dari kamarnya.

"Anjil! Ini...ini kamal siapa? Sejak kapan kamal gue jadi bagus and mewah kaya gini? Bukannya kamal gue kaya kandang babi, ya?" ujar Joana dengan wajah syok.

Ia masih linglung dengan tempat asing yang baru saja ia lihat. Ia tidak tau ini dimana, namun saat Joana melihat kearah kaca fullbody di sudut ruangan.

Deg!

Joana terpaku, ia melihat ada sosok anak perempuan berambut hitam legam yang tengah menatapnya dengan wajah terkejut dan syok secara bersamaan.

Joana terpaku, ia melihat ada sosok anak perempuan berambut hitam legam yang tengah menatapnya dengan wajah terkejut dan syok secara bersamaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo...lo siapa? Kenapa...kenapa lo liatin gue?" tanya Joana sambil menunjuk ke arah anak kecil itu. Namun, anak kecil itu juga menunjuk ke arah Joana.

"Lo jangan main-main, ya, sama gue! Lo nggak usah ngikutin gue, anjing!" bentak Joana saat anak kecil itu terus saja mengikuti gerakan dan ucapannya.

"Lo..." Joana terdiam, sebuah pikiran tidak masuk akal tiba-tiba saja masuk ke dalam otak mungilnya yang jarang sekali terpakai karena kemalasan Joana.

"Tunggu...jangan bilang." Joana mulai menggerakkan tangannya secara acak, dan anak kecil itu pun mengikuti setiap gerakannya dengan cepat dan sama.

"Gue...gue...nggak mungkin. Gue nggak mungkin jadi anak kecil! Gue nggak mungkin jadi anak kecilll! Huaaa! Bia tolongin gueee!" teriak Joana histeris.

***

Disisi lain, tampak seorang pria dengan kacamata putih di hidung mancungnya, tampak berdiri di sebelah mobil mewah sambil menatap sebuah mansion mewah.

Disisi lain, tampak seorang pria dengan kacamata putih di hidung mancungnya, tampak berdiri di sebelah mobil mewah sambil menatap sebuah mansion mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Anggap aja pagi hari, ya )

"Apa kau sudah menyadarinya? Jika dunia ini bukanlah dunia asli yang kau tempati dulu, Joana," kata pria itu dengan senyum miring di balik masker hitamnya.

.

.

Bersambung...

Bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Pict. Pria Tampan Misterius )

Jadi Anak ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang