JAP 04

20.1K 1.2K 16
                                    

Di negara lain, terlihat ada seorang wanita berambut hitam legam yang tengah berdiri di balkon kamar sambil menatap pemandangan langit malam.

Wanita itu tampak tersenyum tipis saat ingatan masa lalunya yang manis dan menyenangkan bersama keluarga dan teman-temannya tiba-tiba muncul.

"Gue kangen sama lo, Va," kata wanita itu dengan lirih. Flava Bia Florence, salah satu sahabat dekat dari wanita itu sejak kelas satu sekolah menengah pertama.

Namun, mereka berdua harus berpisah karena kejadian lima tahun lalu yang membuat wanita itu harus rela pergi jauh dari teman-teman dan keluarganya.

Stop tellin' me what I should do~
Nan nae mamdaero hal geonikka~
Get away, get away~
Maeil nan Holiday~

Suara dering ponsel yang ada di atas meja membuat wanita itu tersadar dari semua lamunannya tentang masa-masa indah sebelum kejadian itu terjadi.

Tanpa membuang waktu, wanita itu pun langsung mengambil ponsel miliknya, dan terkejut karena orang yang sedang menghubunginya adalah sang Mama.

Klik!

"Halo, Ma?"

***

Sesampainya di halaman depan rumah sakit milik keluarga Abellona. Zassia langsung membuka pintu mobil, dan berlari keluar mobil dengan kencang.

Cassandra yang melihat Zassia berlari pergi menuju rumah sakit tanpa pamit pun langsung mengejarnya dengan diikuti oleh Zares di belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cassandra yang melihat Zassia berlari pergi menuju rumah sakit tanpa pamit pun langsung mengejarnya dengan diikuti oleh Zares di belakangnya.

"Zassia tunggu! Kamu mau kemana, Zassia!" teriak Cassandra sepanjang larinya. Namun, Zassia seakan tuli dengan teriakan kencang Cassandra.

"Gue halus bisa kabul dali meleka! Gue nggak mau belulusan sama plotagonis lemah and tolol kaya meleka!" batin Zassia yang terus berlari di koridor RS.

Para perawat dan pasien yang kebetulan sedang berada di koridor rumah sakit pun dibuat bingung dengan aksi Zassia yang mencoba kabur dari orang tuanya.

"Kenapa anak itu lari-lari? Apa dia melihat sesuatu di rumah sakit ini?" tanya seorang pasien pria dengan satu tangan yang masih terbalut gips.

"Sepertinya dia takut jarum suntik. Dulu saat aku seusia dia, aku juga kabur dari rumah sakit karena takut jarum suntik," jawab pasien pria lain berkepala botak.

"Zassia, stop! Kamu mau kemana, hei!" teriak Cassandra dengan napas yang mulai terengah-engah. Ia berhenti sejenak untuk menghirup oksigen.

"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Zares dengan cemas saat melihat Cassandra kesulitan dalam menghirup oksigen karena terlalu memporsir kekuatannya.

"Aku...baik-baik aja, Zassia...kejar Zassia, Res!" pinta Cassandra dengan suara yang tersengal-sengal karena deru napasnya yang belum juga stabil.

"Baiklah, masalah Zassia biar aku yang kejar. Kamu tunggu disini, dan jangan pergi sebelum aku kembali," kata Zares yang dibalas anggukan oleh Cassandra.

Tanpa menunggu lama, Zares pun kembali berlari untuk mengejar Zassia, meninggalkan Cassandra yang masih menghirup rakus oksigen di koridor RS.

***

Zassia menatap sekitar dengan gelisah, Zares terus saja mengejarnya tanpa rasa lelah, membuat Zassia mau tak mau harus mencari tempat untuk bersembunyi.

"Siall...gue halus sembunyi dimana, nih? Masa di tong sampah, sih? Yang benel aja!" ujar Zassia dengan panik, ia melihat ke sekitarnya yang ramai pasien.

Zassia bingung harus bersembunyi di mana karena tidak ada tempat yang bagus dan cocok untuk bersembunyi di sekitarnya. "Sialll! Kalo kaya gini, gue-"

Tatapan Zassia tiba-tiba jatuh kepada sebuah pintu yang terbuka oleh suster, ia yang sedang panik pun tanpa ragu langsung masuk ke dalam ruangan itu.

Karena tubuh Zassia sangat kecil, suster yang baru saja keluar dari ruangan itu pun tidak menyadari jika Zassia masuk ke dalam ruangan setelah ia keluar.

Alhasil, suster itu pun mengunci pintu ruangan dan pergi, meninggalkan Zassia yang terkunci di dalam ruangan itu tanpa ada seorang pun yang tau.

"Uhukk...ini luangan apa, sih?"

.

.

Bersambung...
Tandai Typo, Thank You...

Jadi Anak ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang