JAP 08

16.2K 1K 9
                                    

Zassia keluar dari dalam mobil dengan diikuti oleh Cassie dan Zares. Saat ini, ia dan Cassie sertai Zares ingin berbelanja bulanan di sebuah mall ternama di sana.

Tidak terasa, satu bulan telah terlewat sejak kejadian dimana Zassia pingsan di rumah sakit. Selama satu bulan itu pula Zassia mulai paham maksud pria itu.

"Kita ke snack ringan dulu aja, ya, Res? Beli sayuran dan lainnya nanti aja," ujar Cassie sambil mengangkat tubuh mungil Zassia yang mulai terlihat berisi.

"Kita ke snack ringan dulu aja, ya, Res? Beli sayuran dan lainnya nanti aja," ujar Cassie sambil mengangkat tubuh mungil Zassia yang mulai terlihat berisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Anggap aja rambut si wanita Blonde )

"Mending kalian berdua aja, deh, yang ke tempat snack. Biar aku aja yang cari sayur dan lainnya," balas Zares dengan wajah datar, namun terlihat perhatian.

"Yaudah, deh! Yuk, sayang! Kita beli banyak makanan!" seru Cassie dengan girang. Ia pun berlari pergi dari area parkiran basement untuk menuju mall.

Di belakang, Zares pun hanya bisa tersenyum tipis melihat kelakuan istrinya yang entah mengapa selalu terlihat menggemaskan dan lucu dimatanya.

"Meski selisih umur mereka 20 tahun, tapi sifat mereka tetap sama bukan? Kekanak-kanakan," ujar Zares dengan pelan, sebelum menyusul mereka berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Meski selisih umur mereka 20 tahun, tapi sifat mereka tetap sama bukan? Kekanak-kanakan," ujar Zares dengan pelan, sebelum menyusul mereka berdua.

***

Zassia tidak henti-hentinya berdecak kagum saat melihat banyak sekali jenis makanan ringan yang sangat menarik dan menggugah selera makan Zassia.

Dulu, sebelum menjadi Zassia. Joana hanya bisa membeli makanan ringan paling banyak hanya lima biji supaya ia bisa hidup dengan uang yang pas-pasan.

Namun, setelah menjadi Zassia. Joana jadi sadar bahwa tidak semua takdir itu buruk, karena sekarang Joana bisa tau bagaimana rasanya memiliki uang lebih.

"Kamu mau beli apa, sayang?" tanya Cassie sambil melihat-lihat varian dan jenis makanan ringan yang tersusun rapi di rak gondola khusus makanan ringan.

Zassia pun tampak berpikir saat melihat harga-harga makanan ringan yang ada disana karena rata-rata harga makanan ringan itu cukup mahal dari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zassia pun tampak berpikir saat melihat harga-harga makanan ringan yang ada disana karena rata-rata harga makanan ringan itu cukup mahal dari biasanya.

"Ini selius segini 20 libu? Mahal banget! Mending beli bakso satu polsi, udah kenyang masih plus es teh lagi," gumam Zassia dengan tatap tak percaya.

Cassie yang mendengar gumaman dari Zassia pun hanya bisa terkekeh pelan. Sungguh demi apapun, Cassie merasa Zassia sekarang lebih menggemaskan.

Terlepas dari sifatnya yang kadang keras kepala dan bandel, Cassie tetap sayang dengan Zassia, meski tanpa ia tau jika jiwa Zassia sekarang bukanlah Zassia asli.

"Kamu mau ini? Kalo mau bilang aja, nanti Mommy kok yang bayar, bukan kamu," kata Cassie sambil menunjukkan minuman berbotol kaca di tangannya.

Zassia yang mendengar itu pun sontak menggelengkan kepalanya dan meminta untuk turun dari gendongan Cassie agar ia bisa bebas melihat-lihat.

"Yaudah, kamu pilih aja makanan yang kamu mau, oke? Mommy tunggu tunggu disana," ujar Cassie sambil menunjuk kearah rak berisi produk susu sapi.

Zassia pun menganggukkan kepalanya, sebelum berlari pergi meninggalkan Cassie untuk menyusuri setiap sudut yang menyediakan makanan ringan.

***

Zassia menatap salah satu makanan ringan yang ada di rak barisan ketiga dengan berbinar. Namun, Zassia tidak tau bagaimana cara mengambilnya.

Beberapa kali ia sudah mencoba untuk meraih makanan ringan itu, namun selalu gagal karena tingginya. Bahkan saat melompat pun tetap saja tidak berhasil.

"Ck, gimana, nih? Gue mau itu, tapi gue nggak bisa ngambilnya," ujar Zassia dengan kesal. Ia pun tampak berpikir keras, hingga tiba-tiba keajaiban datang.

Seorang wanita dewasa tiba-tiba saja berdiri di sebelah Zassia, membuat senyum Zassia kembali merekah karena akhirnya ia bisa mencicipi makanan itu.

Tanpa menunggu lama, Zassia pun menarik ujung jaket hitam yang wanita itu kenakan dengan pelan hingga wanita itu menatap kearahnya dengan dingin.

Tanpa menunggu lama, Zassia pun menarik ujung jaket hitam yang wanita itu kenakan dengan pelan hingga wanita itu menatap kearahnya dengan dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Why?" tanya wanita itu dengan dingin, membuat Zassia sontak menelan ludah sendiri dengan susah payah. Belum lagi bulu kuduknya yang juga ikut berdiri.

"Shitt! Selem banget anjil mukanya! Pasti masalah dia banyak, deh! Yakin gue! Apa mungkin deplesi kali, ya? Kaya Zales," batin Zassia menebak-nebak.

.

.

Bersambung...

Jadi Anak ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang