JAP 16

10.5K 734 16
                                    

Zassia dan Viora terus saja melemparkan tatapan tajam, membuat Flava yang melihat itu hanya bisa menghela napas karena mau ia pisahkan pun percuma, mereka sama-sama keras kepala.

"Hahhh..." Suara napas Flava yang berat, terdengar sangat jelas di pendengaran Viora dan juga Zassia. Mereka berdua terlihat heran, dan kompak menatap Flava dengan tatapan yang sedikit sinis.

"Tante kenapa? Sesak napas?" tanya Zassia dengan penasaran karena sejak tadi ia terus saja mendengar suara napas berat milik Flava, padahal Flava terlihat baik-baik saja secara fisik.

"Kalo sesak napas bilang, nanti pingsan di sini, gue yang repot," timpal Viora yang membuat Flava lagi-lagi menghela napas. Ia jadi sedikit ragu jika Zassia dan Viora bukanlah pasangan Ibu dan Anak.

Melihat sifat mereka yang sangat mirip, Flava jadi pusing sendiri karena harus berada di tengah-tengah perdebatan antara Zassia dan Viora yang sama-sama tidak mau diganggu gugat.

"Kayaknya, Tante Flava emang lagi sesak napas, deh. Tante kulkas punya tabung nggak? Buat bantu Tante Flava?" tanya Zassia sambil menatap kearah Viora yang terlihat santai dengan wajah datar.

"Ada, ambil aja di dapur," jawab Viora yang membuat dahi Zassia dan Flava sontak mengerut karena mereka berdua belum paham dengan maksud dari perkataan Viora tentang tabung itu.

"Dapul?" Viora menganggukkan kepala, lalu menatap Zassia dan Flava yang duduk di sofa seberangnya secara bergantian. Senyuman tipis muncul dari bibir Viora, membuat Flava waspada.

"Tabung gas."

Uhuk~

Flava yang mendengar ucapan Viora pun sontak tersedak angin. Sharusnya, ia sudah tidak terkejut lagi dengan hal ini. Namun, jika sedang bersama Viora, otak Flava entah mengapa jadi sedikit blank.

"Wahh...nggak bahaya, ta? Tapi, ide bagus! Ayo kita ambil tabungnya, kita ekspelimen ke Tante Flava!" ucap Zassia dengan gembira, ia turun dari atas sofa, dan berlari kecil mendekati Viora.

Seolah lupa dengan perselisihan tadi, Viora langsung menyambut Zassia dan menggendong Zassia. Ia menatap Flava sebentar, sebelum berjalan kearah dapur dengan menggendong Zassia.

Flava yang melihat kepergian mereka pun sontak menganga tak percaya, dengan segenap kekesalan, Flava pun melepas salah satu sepatunya, dan melempar sepatu itu kearah Zassia dan Viora.

Bugh~

"Mampus!" ucap Flava saat sepatunya tepat mengenai leher belakang Viora. Zassia yang melihat sepatu milik Flava mengenai leher Viora pun tampak takjub dan sedikit takut dengan Viora.

"Anjing, sini lo Flava setan!" teriak Viora dengan penuh kekesalan. Ia bahkan tidak sadar menjatuhkan tubuh Zassia yang ada di gendongannya, membuat Zassia langsung berteriak kesakitan.

"HUWAAAAA! MOMMY CASSANDLAA!"

Deg!

"Upss..." Zassia langsung menutup mulut mungilnya dengan tangan saat tatapan tajam dan penasaran milik Viora dan Flava langsung menusuk jantungnya yang masih senantiasa berdetak.

"Hiks...mampus gue, pake segala teliak nama Cassandla lagi, padahal gue masih di kandang musuhnya. Hiks...ini meleka yang tellalu buat gue nyaman, atau gue yang kebegoan, sih?" batin Zassia.

***

BERSAMBUNG...
ANEH? YAUDAHLAH, IDE CERITA SUSAH CARINYA, EHEM...

Jadi Anak ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang