JAP 05

18.8K 1.1K 5
                                    

Zares mengusap wajahnya kasar saat ia kehilangan jejak dari Zassia. Di tengah keramaian suster dan pasien yang berlalu-lalang di koridor rumah sakit.

Zares berdiri dengan wajah kalut di koridor rumah sakit, ia takut jika Zassia akan bertemu dengan orang yang tidak baik dan berakhir menculik Zassia.

"Astaga, Zassia! Kamu dimana, sih, Nak? Harus kemana lagi Daddy cari kamu, hah? Kalo Mommy kamu tau kamu ilang, bisa habis Daddy!" kata Zares frustasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaga, Zassia! Kamu dimana, sih, Nak? Harus kemana lagi Daddy cari kamu, hah? Kalo Mommy kamu tau kamu ilang, bisa habis Daddy!" kata Zares frustasi.

Melihat betapa paniknya Cassie saat tau Zassia terluka saat jatuh saja sudah membuat Zares pusing, bagaimana jika Cassie tau Zassia hilang di rumah sakit.

"Arghh! Zassia!" Zares pun kembali mencari keberadaan Zassia di sekitar rumah sakit. Mengabaikan tatapan semua orang yang tertuju kepadanya.

"Dia kenapa, sih? Aneh banget," celetuk seorang pasien wanita yang duduk di kursi roda dengan satu kaki yang masih di gips dan dibalut kain kasa putih.

"Tauk, ganteng-ganteng stres," timpal seorang pasien laki-laki yang duduk di kursi tunggu rumah sakit dengan kepala yang dibalut dengan kain kasa putih.

***

Zassia menatap ruangan yang gelap dan pengap itu dengan bingung. Ia belum pernah melihat ada ruang rawat yang gelap dan pengap seperti ruangan ini.

Selain gelap dan pengap, Zassia juga merasakan ada hawa aneh yang mampu membuat bulu kuduknya meremang berkali-kali terutama bagian tengkuk.

"Pe-pelmisi? A-ada olang nggak, ya? Kok gelap-gelapan? Nggak takut ada hantu Kak, Bu, Mas, Pak?" tanya Zassia dengan menahan rasa ketakutan dan rasa ngeri.

Samar-samar, Zassia melihat ada kain putih di depannya. Karena penasaran, Zassia pun berjalan mendekati kain itu dengan langkah pelan dan sedikit ragu.

"Kak? Bu? Mas? Pak? Kalian bisa dengel suala gue 'kan?" tanya Zassia disela-sela jalannya. Meski ragu, Zassia tetap kekeh untuk mendekati kain warna putih itu.

"Pak?" Zassia memegang kain putih itu dengan pelan, berharap orang itu akan merespon dirinya. Namun, Zassia tidak mendapatkan respon apa-apa darinya.

Akhirnya, Zassia pun menarik kain itu dan terkejut saat melihat ada sepasang kaki orang dewasa. Zassia pikir itu kaki dari pasien yang ingin Zassia dekati.

Namun, saat Zassia memegang kaki itu, tubuh Zassia langsung gemetar hebat karena kaki itu tidak terasa hangat, melainkan sangat dingin seperti es.

"Nggak, ini nggak mungkin," ujar Zassia sambil berjalan mundur menjauhi kain putih misterius itu. Perasaan Zassia sudah mulai tidak enak dan panik.

"I-ini...lu-luang...luang mayat-"

Pyar!

"Aaaa!" Zassia sontak berteriak keras saat suara pecahan kaca menggema di ruang mayat. Ya, ternyata Zassia masuk sendirian ke ruang mayat rumah sakit.

"Om ampun, Om. Gu-gue nggak sengaja masuk ke kamal kalian, Om. Gu-gue benel-benel nggak sengaja masuk," ucap Zassia dengan wajah panik.

Brak!

"OMMMM!" teriak Zassia dengan reflek saat mendengar ada suara pukulan dari balik kegelapan. Sungguh, Zassia merasa sangat ketakutan sekarang.

"Hiks...Bia tolongin gue. Gue nggak mau disini sama hantu, Biaa. Sustel! Doktel! Tolongggg!" teriak Zassia sambil terus menggedor-gedor pintu ruang mayat.

Dok! Dok! Dok!

"Sustel! Doktel! Hikss...gue nggak mau disini! Gue mau kelual! Tolonggg! Hiks, Biaaaa!" teriak Zassia dengan histeris. Biarkan saja, Zassia cengeng saat ini.

Dengan kekuatan penuh, Zassia pun mencoba untuk mendobrak pintu itu. Namun, semuanya sia-sia karena Zassia hanya anak kecil berusia 5 tahun.

"Biaa...gue takut," isak Zassia putus asa. Ia menyenderkan tubuhnya ke pintu, namun tiba-tiba ada sebuah tangan dingin yang memegang sebelah kakinya.

Hap!

"HUAAAAAA! BI...BI...BI..Biiaaa-"

Bruk!

Zassia pun jatuh pingsan di dalam ruang mayat tanpa ada satu orang pun yang tau, tidak terkecuali Zares yang masih sibuk dalam mencari keberadaannya.

.

.

Me : "Lagian, main nyelonong masuk aja. Pas tau itu ruang mayat malah turu lo!"

Zassia : "Ck, namanya juga lagi panik! Lo aja kalo panik langsung lupa sama hal yang mudah, iya 'kan?"

Me : "Iya juga, sih. Gue kalo lagi panik emang suka lupa sama hal mudah. Contohnya aja pas masak gosong, bukannya matiin kompor malah teriak manggil nyokap gue, hahh..."

Fyi...kalo kurang feel mian, ya?
Lagi susah bangun suasana soalnya.

Jadi Anak ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang