JAP 18

8K 617 25
                                    

"Ini luangan yang kamu maksud tadi?" tanya Zassia kepada Lenzo yang berjalan di belakangnya. Mereka berdua terlihat mengendap-endap seperti maling yang ingin merampok harta benda Viora.

"Iya, ini ruangan yang aku maksud. Tapi kamu diem-diem aja, ya? Jangan bilang Auntu Viora kalo yang ngajak kesini itu aku? Oke?" jawab Lenzo dengan was-was.

Zassia pun tersenyum tipis, sebelum menganggukkan kepalanya dengan pelan. "Nggak janji tapi, kalo ketawan sama Viola. Ya, telapksa aku jadiin kamu kambing guling, xixi," batin Zassia.

Lenzo menolehkan kepalanya kesana dan kemari untuk memastikan jika Viora tidak melihat aksi mereka. Setelah merasa aman dari Viora, Lenzo pun membuka pintu ruangan dengan pelan.

Klek~

"Ayo, masuk!" pinta Lenzo dengan suara pelan. Zassia pun melangkah masuk ke dalam ruangan dengan diikuti oleh Lenzo yang bertugas menutup pintu ruangan agar tidak diketahui oleh Viora.

Di dalam ruangan itu, Zassia merasa tercengang karena banyak sekali foto-foto Viora yang tertempel di dinding. Dari mulai Viora kecil sampai Viora dewasa seperti sekarang ini.

"Woahh...kelen banget! Kamu tau dali siapa luangan ini?" tanya Zassia tanpa menatap kearah Lenzo yang sedang melihat sebuah figura di atas meja kecil bersama vas bunga dan figura lain.

"Aku nggak sengaja liat Aunty masuk ke sini, dan karena aku penasaran, aku pun ikut masuk ke sini diem-diem. Makanya aku tau," jelas Lenzo yang dibalas anggukan paham dari Zassia.

Cukup lama Zassia melihat-lihat foto Viora yang terpajang disana, sampai matanya tidak sengaja melihat foto pemuda tampan dengan baju sekolah yang terlihat sangat asing baginya.

Cukup lama Zassia melihat-lihat foto Viora yang terpajang disana, sampai matanya tidak sengaja melihat foto pemuda tampan dengan baju sekolah yang terlihat sangat asing baginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini...siapa?" gumam Zassia penasaran, karena ia belum pernah mendengar ada tokoh laki-laki yang memiliki ciri-ciri fisik seperti pemuda itu. Selain itu, di novel juga tidak ada penjelasannya.

"Apa yang kamu tau, belum tentu sama dengan apa yang terjadi."

Kelibatan perkataan dari pria misterius yang pernah menemui Zassia tiba-tiba saja kembali terputar di dalam kepala Zassia. Semakin dipikir, Zassia merasa ada banyak perbedaan dari novelnya.

Namun bodohnya, Zassia baru saja menyadarinya saat ini, menit ini, dan detik ini juga. Sejak kapan Viora yang terkenal dingin dan cuek menjadi random seperti ini. Dan Zares serta Cassie, sifat mereka pun berbeda jauh.

"Haishh, kenapa gue balu sadal sekalang? Kemalin-kemalin gue ngapain aja, anjil?" gerutu Zassia pelan, namun anehnya Lenzo masih bisa mendengar gerutunya dengan sangat jelas.

"Apa kamu udah inget sekarang?" tanya Lenzo dengan tiba-tiba, membuat Zassia yang mendengar itu menaikan sebelah alisnya bingung kearah Lenzo yang masuh senantiasa menatapnya.

"Maksud kamu?" Lenzo meletakkan figura yang ada di tangannya ke atas meja. Lalu, melangkah pelan mendekati Zassia dengan senyuman manis.

"Apa yang kamu tau, belum tentu sama dengan apa yang terjadi."

Deg!

"Lo...!"

***

BERSAMBUNG
Next Chapter

Jadi Anak ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang