JAP 12

13K 836 14
                                    

Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun terlihat menoel-noel pipi kanan Zassia dengan gemas. Ia sesekali tertawa kecil saat melihat Zassia yang terlihat risih dan terganggu dengan kelakuannya.

"Ck, ini apaan, sih! Gue masih ngantuk, elah! Diem napa!" ucap Zassia dengan kesal. Ia menepis tangan anak laki-laki itu dengan kasar, dan menutupi sekujur tubuhnya dengan selimut tebal.

Bukannya marah dengan perilaku Zassia yang menepis tangannya dengan kasar. Anak laki-laki itu justru merasa semakin gemas karena baru kali ia menemukan anak perempuan bar-bar seperti Zassia.

"Xixi...lucu, ih! Jadi pengen aku culik buat aku jadiin anak bungsu Mommy dan adik baru aku," ujar anak laki-laki itu sambil menatap wajah Zassia yang tampak nyaman dan damai dalam tidurnya.

Sekilas, anak laki-laki itu melirik kearah jam weker yang ada di atas nakas untuk melihat jam berapa sekarang. Ternyata, jam masih menunjukkan pukul 5 pagi, membuat anak itu merasa senang.

"Masih ada satu jam lagi sebelum aku siap-siap buat sekolah. Jadi, aku bakal tetep disini sambil liatin kamu," ucap anak laki-laki itu dengan senyuman tipis yang entah mengapa terlihat menawan.

Beberapa saat berlalu, anak laki-laki itu mulai merasa kedinginan dengan suhu AC kamar milik Tantenya. Untung saja, ia membawa selimut miliknya sehingga ia bisa menghangatkan tubuhnya.

 Untung saja, ia membawa selimut miliknya sehingga ia bisa menghangatkan tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pokoknya, mulai hari ini. Kamu adalah adik baru aku! Aku nggak tau nama kamu, jadi aku bakal panggil kamu Bunny...Baby Bunny milik Lenzo," ujar anak laki-laki itu dengan sedikit senyuman miring.

***

"Bagaimana?" tanya Zares kepada salah satu bodyguard yang ia tugaskan untuk mencari keberadaan Zassia. Bodyguard itu adalah satu-satunya bodyguard kepercayaan Zares, Liam Kevandra.

"Maaf, Tuan. Saya dan rekan saya belum berhasil menemukan keberadaan Nona Zassia. Tetapi..." Zares menatap Liam dengan tajam, saat laki-laki itu dengan sengaja menggantung ucapannya.

"Tetapi apa? Jelaskan, Liam!" bentak Zares tak sabaran. Melihat gerak-gerik dari Liam yang tampak ragu, membuat Zares semakin takut jika hal-hal buruk benar-benar terjadi kepada putrinya.

"Tetapi saya menemukan rekaman CCTV depan mall, Tuan. Ini-" Belum selesai Liam menjelaskan tentang apa yang ia temukan, Zares sudah lebih dulu merebut flashdisk yang ada di tangan Liam.

"Semoga kamu baik-baik saja sayang. Daddy benar-benar tidak bisa jika harus melihat kamu terluka," ujar Zares sambil mengotak-atik laptop miliknya untuk melihat hasil rekaman CCTV depan mall.

Selang beberapa saat, beberapa folder pun mulai muncul di layar laptop milik Zares. Dengan bantuan Liam, Zares pun menemukan folder yang berisi rekaman CCTV dari halaman depan mall kemarin.

Zares pun segera mengklik folder itu, dan sebuah video berdurasi 3 menit pun muncul. Zares mengepalkan tangannya dengan kencang, saat melihat seorang pria asing menyeret tubuh putrinya.

Brak!

"Brengsek!" Zares memukul meja kerja yang ada di depannya dengan kencang, membuat Liam yang melihat itu sedikit terkejut dan takut melihat kemarahan Zares yang tidak main-main.

"Beraninya kau menculik putriku! Kau benar-benar menggali kuburan mu sendiri, sialan!" teriak Zares sebelum berjalan pergi meninggalkan ruang kerjanya dengan langkah tergesa-gesa.

"Beraninya kau menculik putriku! Kau benar-benar menggali kuburan mu sendiri, sialan!" teriak Zares sebelum berjalan pergi meninggalkan ruang kerjanya dengan langkah tergesa-gesa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liam yang melihat kepergian Zares pun ingin segera menyusul. Namun, langkah Liam terhenti saat sebuah suara wanita tiba-tiba terdengar dari laptop Zares yang masih menayangkan rekaman tadi.

"Dia..."

***

Maaf ya buat kalian yang nuggu cerita ini update. Jujur, aku sebenernya mau aja update rutin. Tapi, namanya hidup 'kan ada aja hal-hal yang dadakan.

Ulangan, sekolah, nggak ada ide, atau masalah mood dan enggak itu jujur ngaruh banget buat bikin cerita.

Jadi, banyak-banyak minta maaf, deh, sama kalian semua. Seminggu ini aku lagi sibuk banget sama sekolahku...

Jadi Anak ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang