Di dapur, Viora terlihat tengah memasak sarapan untuk dirinya dan juga untuk Zassia. Meski Viora belum terlalu dekat dengan Zassia, namun Viora merasa ada sesuatu yang menarik dari diri Zassia.
"Oke, ini udah nggak terlalu pedas buat anak kecil," ujar Viora sambil tersenyum saat masakan yang ia buat untuk Zassia akhirnya sudah pas setelah berkali-kali gagal karena keasinan, dan kepedasan.
Sejujurnya, Viora ini jago memasak sejak dulu karena salah satu hobinya adalah memasak. Namun, jika memasak untuk anak kecil, Viora masih belum terbiasa sehingga rasanya masih acak-acakan.
"Baiklah, mari letakkan disini, disini, dan disini. Oke, siap!" ujar Viora lagi setelah sarapan untuk Zassia selesai ia desain dengan berbagai sayuran yang sengaja ia bentuk agar menarik untuk Zassia.
( Milik Zassia)
( Milik Viora )
"Karena sarapannya udah siap, sekarang waktunya bangunin si bocil." Viora pun melepas celemek pink yang ia kenakan, dan bersiap untuk menuju lantai dua apartemen dimana kamarnya berada.
Namun, belum sempat Viora melangkah pergi. Suara bell apartemen tiba-tiba saja terdengar, membuat Viora sontak bertanya-tanya siapa orang yang datang ke apartemennya pagi-pagi seperti ini.
Karena penasaran, Viora pun tidak jadi naik ke lantai dua, melainkan pergi ke ruang depan untuk membukakan pintu, sekaligus memeriksa siapa orang yang datang ke apartemennya pagi-pagi.
Ceklek~
"Siap-" Belum sempat Viora bertanya, orang yang menekan bell apartemennya sudah lebih dulu memeluk tubuh Viora dengan sangat erat, seolah takut jika Viora akan pergi darinya seperti dulu.
"I miss youuu," ucap orang itu dengan penuh bahagia karena akhirnya ia bisa memeluk Viora lagi setelah 5 tahun ia dan Viora berpisah tanpa kabar dari Viora, sahabatnya saat masih SMA dulu.
Namun, Viora sepertinya tidak sadar jika orang yang sedang memeluknya dengan erat itu adalah sahabatnya. Terbukti dari Viora yang langsung mendorong tubuh orang itu agar segera menjauh darinya.
"Apa anda tidak tau sopan-santun orang yang akan bertamu, Nona?" tanya Viora dengan sinis. 5 tahun bukanlah waktu yang singkat, jadi wajar jika Viora tidak paham dengan wajah baru sahabatnya.
Apalagi, sahabat Viora itu memakai syal yang menutupi sebagian wajahnya, dan kacamata hitam yang membuat Viora semakin tidak bisa melihat dengan jelas wajah asli dari sahabat lamanya itu.
"Haha, apa 5 tahun udah bisa buat lo lupa sama gue, Ra?" tanya sahabat Viora itu sambil melepaskan kacamata hitam, dan menurunkan syal berwarna putih yang menutupi sebagian wajah cantiknya.
"Fla-Flava?" lirih Viora dengan mata yang mulai berkaca-kaca saat melihat kembali wajah sahabatnya setelah 5 tahun mereka tidak saling bertemu dan berkomunikasi meski hanya chat singkat.
"Hai, gimana kabar lo sekarang? Udah membaik? Viora...?" tanya Flava dengan tersenyum manis, membuat Viora tidak tahan lagi untuk tidak memeluk Flava dengan erat, bahkan amat sangat erat.
Sungguh, 5 tahun berpisah dengan Flava bukanlah hal yang mudah untuk Viora. Apalagi, Viora telah menganggap Flava seperti saudaranya sendiri, meski terkadang Flava menyebalkan dan bodoh.
"Gue kangen sama lo, Flaa...," ucap Viora sambil menangis di pelukan Flava. Biar saja ia dianggap cengeng untuk saat ini karena nyatanya Viora benar-benar merasa lega dan bahagia melihat Flava.
"Gue juga kangen sama lo, Ra. Please, jangan pernah tinggalin gue lagi. Gue bisa gila tanpa lo, Ra," balas Flava yang langsung dibalas anggukan cepat oleh Viora tanpa melepaskan pelukannya.
"Gue janji, gue nggak akan tinggalin lo lagi, Fla. Gue minta maaf karena udah pergi tanpa pamit, gue...minta maaf."
***
Zassia pasti bakal balik lagi ke Cassie, tapi nanti...beberapa chapter ke depan. Pokoknya ikutin dulu, deh, alurnya...
Aku nggak jamin ini bakal lucu, tapi aku bakal usahain supaya pertarungan antara Zassia, Viora dan Flava seru...
Segitu dulu aja dari aku...
Untuk info lain, di chapter berikutnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Anak Protagonis
FantasyIni dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambarkan lembek and menye-menye. "Ndak usah pegang-pegang! Aku ndak mau di pegang sama Om-Om bego kaya Om...