JAP 10

14.6K 863 19
                                    

"Lepas! Lepasin gue, sialan! Kalo lo nggak lepasin gue, gue bakal aduin lo ke bokap gue, anjing!" maki Zassia sambil berusaha untuk melepaskan diri dari genggaman pria berbadan kekar itu.

"Ck, percuma lo teriak-teriak bocil! Lo nggak akan bisa lepas dari gue! Orang lain juga nggak bakal ada yang mau nolongin lo, bego!" balas pria itu dengan nada kesal karena kecrewetan Zassia.

Bukannya takut atau apa, Zassia justru menatap wajah pria itu dengan kesal, andai ia tidak sedang berada di tubuh anak kecil, ia pasti akan memukuli pria itu hingga koma di rumah sakit.

"Ekhm, siapa bilang nggak bakal ada orang yang nolongin dia?" Suara dingin dari seorang wanita tiba-tiba terdengar, membuat  Zassia dan pria berbadan kekar itu sontak menoleh ke belakang.

"Ekhm, siapa bilang nggak bakal ada orang yang nolongin dia?" Suara dingin dari seorang wanita tiba-tiba terdengar, membuat  Zassia dan pria berbadan kekar itu sontak menoleh ke belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang wanita cantik berwajah dingin terlihat berjalan angkuh mendekati pria kekar itu dan Zassia. Jujur, Zassia cukup terkejut saat melihat pemilik suara itu adalah wanita yang ia temui tadi di mall.

"Loh, dia 'kan Tante kulkas tadi?" ujar Zassia dengan pelan. Ia terus menatap wanita itu yang tampak tersenyum tipis kearahnya. Senyum yang entah kenapa membuat Zassia merinding seketika.

"Siapa kamu? Jangan coba-coba untuk ikut campur urusan saya!" seru pria itu dengan sedikit panik karena ternyata aksinya itu dilihat oleh orang lain yang menurutnya cukup merepotkan.

"Ahh...awalnya gue juga nggak mau ikut campur urusan lo. Tapi, karena gue masih dendam sama bocil yang ada di genggaman lo..." Wanita itu menjeda ucapnya sambil melirik kearah Zassia.

"Sorry, gue harus ikut campur karena gue nggak mau ada orang lain yang nyakitin mangsa gue," lanjut wanita itu dengan tersenyum miring. Khas seorang predator yang siap menerkam mangsanya.

Tidak dapat dipungkiri, pria itu pun merasa ketakutan melihat senyuman miring wanita itu. Ia merasa, wanita itu bukanlah wanita sembarangan karena aura yang di keluarkan sangatlah kuat.

Sebenarnya, bukan hanya pria itu saja yang merasakan aura ganas dari wanita itu, Zassia pun juga merasakan. Namun, Zassia memilih untuk abai karena masih ragu jika aura itu berasal dari wanita itu.

"Kenapa? Apa lo takut sama gue?" tanya wanita itu dengan kepala yang sedikit dimiringkan. Pria itu pun melangkah mundur dengan Zassia yang masih ada di dalam kungkungan tubuhnya.

"Kok tubuh Om gemetelan, sih? Takut, ya? Sama Tante kulkas?" tanya Zassia dengan nada meledek. Jujur, sebenarnya ia juga takut dengan wanita itu, namun ia lebih takut jika diculik oleh pria itu.

"Diam kamu!" bentak pria itu sambil membekap mulut Zassia dengan tangan. Zassia pun memberontak, namun wanita itu mengkode dirinya untuk tetap diam dengan kedipan sebelah matanya.

"Aneh...kenapa gue ngelasa kenal sama dia?" batin Zassia bertanya-tanya. Ia pun kembali memperhatikan wajah wanita itu dengan seksama, dan saat melihat rambutnya, ia pun tertegun.

"Tunggu...dia...Viola Via Vilandla? Oh tidak! Dia antagonis wanita!" batin Zassia terkejut saat sadar bahwa wanita dingin yang ada di depannya ini adalah tokoh antagonis wanita kesayangannya.

"Ini peringatan terakhir buat lo, kalo lo nggak mau lepasin anak itu..." Viora menjeda ucapannya. Ia mendekatkan bibirnya pada telinga pria kekar yang sekarang terlihat tambah ketakutan.

"Gue bakal bunuh lo tanpa sisa," desis Viora dengan tajam. Mendengar itu, pria kekar itu pun sontak melepaskan tubuh mungil Zassia, membuat Zassia terdiam sejenak memikirkan apa yang terjadi.

Tanpa menunggu lama lagi, pria kekar itu pun sontak lari terbirit-birit menuju sebuah mobil hitam yang terparkir di seberang jalan, meninggalkan Viora dan Zassia yang melihat kepergiannya.

"Dia...kenapa, sih?" tanya Zassia dengan pelan. Viora pun tampak tertawa kecil mendengar pertanyaan Zassia. Ia dengan pelan berjongkok di sebelah Zassia untuk menyetarakan tinggi badan mereka.

"Kamu-"

Bruk!

***

Bersambung...

Jadi Anak ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang