JAP 02

22.6K 1.4K 16
                                    

Joana duduk di sudut kamar dengan kepala yang disenderkan ke kaki sofa di sebelahnya. Wajah Joana tampak datar, dengan tatapan kosong kearah depan.

 Wajah Joana tampak datar, dengan tatapan kosong kearah depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sadar jika ia tidak lagi berada di dunianya dulu. Joana terus merenung dan melamun di sudut kamar dengan isi kepala yang saling bersahut-sahutan.

"Andai gue nggak bilang itu tadi malem, mungkin gue nggak akan kaya gini."

"Tapi, gue 'kan bisa hidup enak di sini. Nggak pellu cali uang sendili, iya'kan?"

"Anak ini pasti anak olang kaya."

" Tapi, nanti kalo anak ini blokenhome gimana? Gue nggak mau kena pukul."

Joana terus bergelut dengan pikirannya, bahkan ia sampai tidak sadar bahwa ada seseorang yang terus mengetuk-ngetuk pintu kamarnya sejak tadi.

Tok! Tok! Tok!

"Zassia, buka pintunya, sayang! Zassia? Kamu baik-baik aja 'kan?" teriak seorang wanita yang berada di balik pintu kamar baru Joana dengan panik dan khawatir.

Meski suara wanita itu cukup keras dan jelas, namun Joana tetap diam di sudut kamar tanpa bergerak sedikit pun, ia masih tenggelam dalam pikirannya.

"Zassia! Kamu denger Mommy 'kan? Buka pintunya, sayang! Kamu kenapa ngunci pintu? Kamu kenapa, Zassia!" teriak wanita yang ada di depan pintu.

Tadi, sebelum Joana merenung di sudut ruangan. Ia lebih dulu mengunci pintu kamarnya, takut jika seseorang tiba-tiba masuk ke kamarnya dan melihatnya.

"Zassia!" Karena pintu kamar Joana tidak kunjung terbuka. Wanita itu pun semakin khawatir dan cemas karena tidak biasanya putrinya seperti ini.

Dengan posisi kalut dan panik, wanita itu pun langsung berlari menuruni anak tangga dengan cepat untuk ke lantai satu dimana suaminya berada.

Setelah kepergian dari wanita itu, Joana pun akhirnya sadar. Ia memutuskan untuk mencari tau identitas dari anak yang sedang ia masuki saat ini.

Joana pun bangkit dari duduknya, dan melihat satu per satu foto-foto yang tertempel di dinding kamarnya dengan teliti, siapa tau ada petunjuk untuknya.

"Telnyata anak ini anak tunggal, olang tuanya juga...tunggu." Joana mengambil sebuah foto wanita dengan rambut blode yang menarik perhatiannya.

Wanita itu tampak bahagia dengan rambut blonde yang dibiarkan tergerai, dan dress selutut berwarna putih yang membuat wanita itu semakin cantik.

Wanita itu tampak bahagia dengan rambut blonde yang dibiarkan tergerai, dan dress selutut berwarna putih yang membuat wanita itu semakin cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wanita ini...kok gue kaya kenal, ya? Tapi dimana? Cili-cili dia itu..." Joana tidak melanjutkan ucapannya saat melihat foto pria tampan yang terasa familiar.

Dengan pelan, Joana pun mengambil foto pria itu, dan menyandingkan foto pria tampan itu dengan foto wanita cantik yang ada di tangannya tadi.

Dengan pelan, Joana pun mengambil foto pria itu, dan menyandingkan foto pria tampan itu dengan foto wanita cantik yang ada di tangannya tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joana menatap kedua foto itu secara bergantian. Semakin dilihat, Joana semakin merasa ada yang ganjal di hatinya, ia seperti mengenal mereka.

"Aneh, pelasaan gue balu liat meleka beldua di sini. Tapi, kenapa gue ngelasa familial?" gumam Joana heran. Ia semakin tak paham dengan situasinya.

Joana pun kembali larut ke dalam pikirannya. Sampai, seseorang tiba-tiba saja mendobrak pintu kamarnya dengan keras hingga pintunya lepas dan jatuh.

Brak!

"ZASSIAA!" teriak pria dan wanita yang baru saja masuk ke dalam kamar baru Joana dengan serempak. Wajah mereka terlihat cemas dan panik dengan Joana.

"Zassia, kamu nggak papa 'kan? Kamu baik-baik aja 'kan?" tanya wanita blonde itu bertubi-tubi. Ia memeriksa sekujur tubuh Zassia dengan cepat dan teliti.

Tidak jauh berbeda dari wanita itu, pria yang datang bersama wanita itu pun juga tampak khawatir meski wajahnya tetap terlihat datar dan dingin.

"Syukurlah kamu baik-baik saja," kata pria itu dengan datar. Meski begitu, Joana tau jika pria kulkas di hadapannya itu juga merasa khawatir dan cemas.

"Lain kali, jangan kunci pintu kamar, ya? Biar Mommy sama Daddy mudah buat cek keadaan kamu," kata wanita blonde itu sambil mengelus pipi Joana pelan.

Joana pun tampak terdiam sejenak, sebelum menyadari bahwa pria dan wanita yang ada di hadapannya itu adalah pria dan wanita yang ada di foto.

"Tunggu...kalian beldua...siapa?"

Deg!

.

.

Bersambung...

Aku sengaja bikin satu part 4 baris, biar mudah nulisnya.

Kalo semisal kalian kurang nyaman, baca aja senyamannya...

Enaknya kalo update 2 hari 1x atau 1 minggu 1x?

Jadi Anak ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang